31 - Diafygí (Part 1)

17 3 0
                                    

Siang hari itu berlangsung seperti biasa. Matahari mulai naik ke atas kepala ketika awan-awan berjalan melewatinya, menciptakan sedikit bayangan teduh di beberapa titik. Aesa sedang berjaga di Sacred Garden seperti biasa. Vann, ia sedang berlatih keahlian memanahnya dengan bantuan sihir yang ia pelajari dari Foldan—tentunya tidak jauh dari akademi. Wulfio sedang memberikan Sienna praktik ekstra untuk menyempurnakan sihir-sihir dasar yang ia miliki. Sedangkan para Kingsmen menyibukkan diri dengan cara berlatih dengan para guru-guru di akademi yang sebagian besarnya berkaitan dengan ilmu sihir. Elsa juga terlihat sibuk dengan latihan-latihan yang diberikan oleh Igvir. Sementara itu, akademi menjalani rutinitasnya seperti biasa.

Perlahan namun pasti, mendung mengambil alih langit.

"Kau harus bisa berkonsentrasi terhadap apa yang ingin kauciptakan," Wulfio memberi isyarat agar Sienna berhenti dan memperhatikannya untuk sesaat. "Hal ini tidak ada bedanya seperti menciptakan api di ujung jarimu..." api di ujung jarinya tercipta dan dengan cepat berubah menjadi gumpalan api yang melayang di atas telapak tangannya, "... hanya saja dengan wujud lebih besar," jelasnya. Lalu api itu lenyap.

Sienna sedikit cemas karena ia paham betul bahwa ia harus berkonsentrasi, hal itu ada di dalam buku "Panduan Dasar Ilmu Sihir" yang ia baca saat pertama kali mempelajari sihir di akademi. Namun, sekeras apa pun ia berusaha untuk berkonsentrasi, sihir yang sudah ada di dalam kepalanya dan ingin ia ciptakan itu enggan untuk muncul. Seperti ada sesuatu yang mengekang dari tubuhnya.

"Saya tahu," ucap Sienna dengan nada ragu disertai volume yang rendah, alisnya berkerut mendekat dan tatapannya ia palingkan ke hamparan tanah dengan beberapa sisa rumput yang terbakar. Ia menghela napas sebelum melanjutkan, "saya sudah mengikuti setiap langkah yang ada di buku panduan, tetapi sepertinya masalah itu bukan terletak dari konsentrasiku..." kalimatnya menggantung, seperti tidak yakin apa yang ingin ia selesaikan dalam kalimatnya.

Ekspresi Wulfio berubah dari serius menjadi khawatir dengan cepat, lalu ia lipat kedua tangannya di depan dada. "Hmm?"

"Rasanya seperti... energi itu terkurung..." ia coba menjelaskan dengan kata-kata sesederhana mungkin. "Ada sesuatu yang menahannya," tambahnya.

"Aku tidak yakin dengan apa yang kauucapkan," Wulfio berpendapat dengan raut wajah tidak yakin bercampur ragu, "tapi kalau dugaanku benar, mungkin ada sesuatu yang menyegel tubuhmu untuk mengalirkan energi sihir itu."

Sienna lantas mengernyit karena tidak mengerti.

Lalu, sebuah tongkat sihir yang berukuran sekitar 25 senti muncul di tangannya seperti terbentuk begitu saja. Tongkat sihir itu terlihat biasa—tidak ada istimewanya—bahkan, itu seperti tongkat sihir yang terbuat dari kayu pada umumnya dan memiliki ornamen tertentu di pegangannya. Meski berbahan dasar kayu, Sienna tidak bisa mengatakan jenis apa kayu tersebut, namun warnanya jelas menandakan bahwa kayu itu sudah sangat tua tetapi juga masih sangat kuat dari cara Wulfio memegangnya. Di kayunya sendiri terdapat guratan-guratan yang menjadi aksen dari tongkat itu. Namun berbeda dengan pegangannya yang dibalut oleh batu yang sepertinya adalah zamrud, namun warna hijaunya cenderung lebih putih dari kebanyakan batu zamrud, dan bahkan terlihat seperti berlian untuk sesaat kalau saja tidak disinari oleh matahari. Ujung lain dari pegangan tongkat tersebut berbentuk lancip, tetapi bukan seperti tombak, ada ujung yang dapat dilihat bahwa itu tidak lancip maupun tajam. Dalam artian yang singkat, tongkat tersebut tidak ada bedanya dari tongkat-tongkat pada umumnya dari segi fisik.

"Tolong, berdiri di situ," Wulfio menunjuk sebuah titik yang berjarak sekitar tiga meter dari hadapannya. Sienna menurut tanpa pertanyaan. "Aku akan memindai tubuhmu. Ketika mataku mulai menyala, cobalah untuk mengeluarkan sesuatu dengan sihirmu, apa saja."

Setelah Sienna berdiri di sana, Wulfio memulai apa yang baru ia katakan. Pertama, batu yang melapisi pegangan dari tongkat itu menyala. Namun bukan batu tersebut yang menyala. Lalu, kekuatan yang bersumber dari tongkat tersebut mengalir menuju tubuh Wulfio, hingga mencapai kepala dan membuat matanya sedikit bercahaya. Proses ini hampir sama seperti ketika Wulfio mengamati kawah kecil di mana Kingsmen dan Elsa datang.

The Runaway ChosenWhere stories live. Discover now