01 - Seirá

181 19 5
                                    

Treaston merupakan kerajaan terbesar yang ada di Nazrrog. Sebelum Nazrrog Treaties dicetuskan, orang-orang dalam dari kerajaan ini pernah memulai perang antar ras di kerajaan lain karena hasrat mereka yang ingin menguasai Nazrrog di bawah satu nama kerajaan mereka. Jadi mereka mencoba menghancurkan kerajaan-kerajaan lain dari dalam. Selama beberapa puluh tahun, Nazrrog berada di titik terbawah, dan kerajaan Treaston sedikit demi sedikit mengambil keuntungan dengan cara memperluas wilayahnya. Pada poin tertentu ketika apa yang dilakukan kerajaan Treaston ini tercium oleh kerajaan lain, lahirlah Nazrrog Treaties untuk menghentikan perang yang sedang berlangsung.

Saat perang itu terjadi, ada sekelompok pasukan elite yang sudah melegenda dari Treaston yang dikenal sebagai Elite Thirteen. Pasukan ini berada di bawah kekuasaan langsung dari sang raja, dan memiliki posisi tertinggi di antara tentara-tentara perang kerajaan—bahkan jenderal sekalipun. Sekarang, setelah ratusan tahun berlalu, Elite Thirteen kembali dibentuk untuk mengawali rencana besar dengan tujuan yang sama, yaitu menguasai Nazrrog di bawah satu nama.

Selama bertahun-tahun lamanya setelah perang usai, Treaston masih memperluas wilayah kekuasaannya secara diam-diam. Perlahan namun pasti, kabar ini sampai hingga ke pelosok benua.

~~~

Di dalam istana dengan nuansa hampir serba hitam nan suram, seorang raja muda bernama Magnus Isstyr duduk di singgasananya dengan mata setengah terpejam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di dalam istana dengan nuansa hampir serba hitam nan suram, seorang raja muda bernama Magnus Isstyr duduk di singgasananya dengan mata setengah terpejam. Pakaian tebal dengan bulu di sekeliling lehernya acap kali membuatnya menggaruk karena kegatalan. Mahkotanya kadang melorot bukan tanpa alasan. Ia belum lama menjadi seorang raja setelah ayahnya meninggal. Sekarang dia menggantikan posisinya sebagai seorang raja. Tak jauh di depannya, seorang penasihat kerajaan yang sudah cukup tua—atau lebih tepatnya sangat tua—mondar-mandir dengan tangan yang dilipat di belakang.

Tak beberapa lama, sang penasihat berhenti dan mulai berbicara.

"Ini adalah malam yang besar untuk awal rencana besar kita, Raja," ucapnya. "Kerajaan Xosova akan menjadi milik kita. Benteng Gorima akan jatuh dalam aba-abamu."

Sang raja yang tadinya setengah terpejam kini benar-benar sadar, senyumnya timbul mendengar perkataan penasihatnya. Setelah kematian sang ayah, raja muda ini bersemangat untuk meneruskan warisan keluarganya untuk menyatukan Nazrrog. Namun yang membuatnya bersemangat bukan hanya itu, ambisinya menguasai dilatarbelakangi oleh sebuah bayangan kekuatan hebat yang tak tertandingi. Dia ingin menjadi Megálo Odigó—penyihir terhebat. Dan untuk mencapai hal tersebut, ia membutuhkan sepuluh relik kuno yang keberadaannya tidak diketahui. Oleh karena itu sang raja muda membentuk kembali apa yang disebut dengan Elite Thirteen untuk mengawali rencana besarnya tersebut.

"Dengan Crystal of Windweaver yang dimiliki oleh Raja Xosova, relikku akan menjadi tiga, dan segera, aku bisa menjadi Megálo Odigó!" di akhir kalimatnya, ia tertawa lantang hingga suaranya menggema di ruangan hingga ke lorong-lorongnya.

"Benar, Yang Mulia," penasihat itu menunduk tipis seraya tersenyum lebar. "Saya sedang mencari keberadaan ketujuh relik lainnya."

"Apa kau sudah berhasil melacaknya, Penasihat Rhazien?"

"Belum, Yang Mulia," sang raja memberi ekspresi kecewa dengan jawab yang diberikan penasihatnya, namun masih terlihat antusias dengan apa yang akan dikatakan oleh orang tua tersebut. "Saya sedang mengusahakan itu. Dan saya yakin bahwa Elite Thirteen akan membawa Anda semakin dekat dengan relik-relik tersebut." Ia memberi jeda dengan nikmat, "Saya menyarankan untuk memanggil Elite Thirteen dan membagi tugas untuk masing-masing dari mereka."

Sang raja berpikir sejenak dengan saran yang diberikan oleh penasihatnya. Elite Thirteen memang mempunyai dampak yang besar untuk keinginannya, dan saat itu juga ia menyetujui apa yang diusulkan oleh penasihatnya. "Ya! Itu ide yang bagus! Panggil Elite Thirteen sekarang juga!" titah sang raja kepada penasihatnya. Sang raja lalu berdiri dengan semangat menanti kedatangan Elite Thirteen.

Kemudian penasihat itu mulai menggunakan sihirnya untuk memanggil para Elite Thirteen. "Sas kaló, ypirétes mou. Sas kaló, ypirétes mou!"

Asap-asap hitam muncul entah dari mana. Semilir angin berembus dari tiap celah yang dapat dimasuki angin ke dalam ruangan kemudian membentuk sebuah formasi lingkaran di bawah asap-asap tersebut terbentuk. Satu persatu, orang-orang yang dipanggil oleh Rhazien muncul dari balik asap hitam. Ketika setiap orang muncul dari balik asap, asap tersebut akan menghilang tanpa jejak seolah asap tersebut tidak pernah ada di sana sejak awal.

Ksatria-ksatria tersebut menunduk dengan hormat kepada sang raja. Setiap gerakan yang lembut membuat sang raja gembira.

"Selamat datang, ksatria-ksatria terhebatku!" sambut sang raja dengan suka cita terpasang di wajahnya. Kedua tangannya ia angkat dengan tinggi-tinggi. Senyumnya yang lebar diberikan pada mereka. Ia menatap satu persatu dari ketiga belas ksatria yang ada di hadapannya.

Raja Magnus kemudian kembali duduk di singgasananya. Matanya masih tajam tertuju pada setiap makhluk yang berdiri terjajar rapi di depannya. Kedua tangannya ia letakkan di sisi singgasananya, namun tangannya yang satu ia tekuk ke atas hingga jemari miliknya dapat menutupi seringai yang ia tunjukkan. Dari sini, sang penasihat mengambil alih dengan rencananya yang tadi sempat diberikan kepada raja.

"Saya mempunyai tugas yang sangat penting untuk masing-masing dari kalian," ia memulai dengan tenang, kedua tangannya kini ia lipat di depan perutnya yang sedikit berbentuk seperti setengah lingkaran kempis. Jubah putih panjang dengan garis-garis hitam sejajar yang ia kenakan seolah terlihat seperti kulit yang sedang dilanda jerawat. "Untuk pesta kemenangan kita atas Xosova, saya ingin mengutus tiga ksatria untuk mengambil kemenangan itu dan mendapatkan kembali sebuah relik penting dari masa kuno dari Raja Xosova yang bernama Crystal of Windweaver." Rhazien kembali berjalan sambil melempar lirikan ke beberapa ksatria tersebut dengan acak. "Adakah yang sudi mengambil tugas mulia ini?"

Dengan segera, ada tiga ksatria yang maju dengan sukarela. Rhazien sejenak menatap ketiga ksatria yang melangkah maju dengan teliti. Dari atas hingga bawah. Tak melewatkan satu detail pun dari mereka.

Sang raja turut menatap ketiga dari mereka yang maju dengan teliti dan berulang kali. "Perkenalkan diri kalian," ucap sang raja dengan tangan yang terbuka diarahkan kepada ketiga ksatria tersebut.

Manusia pertama yang berada di sisi kiri maju, rambut pirangnya berayun selagi tubuhnya sedikit membungkuk dengan hormat. Wajahnya yang tampan kini tertutup oleh rambutnya sebelum kembali mendongak untuk memperkenalkan diri. Pakaian yang dikenakan oleh manusia ini tidak seserius Elite Thirteen yang lainnya, namun hal ini dikarenakan titel apa yang ia milikilah menjadi alasan ia berpakaian demikian. Di pinggangnya, terdapat pedang tipis nan tajam yang disarungi. "Saya Oure, The Observant. Elite Thirteen ketiga belas, siap menerima perintah." Di akhir kalimatnya, ia melempar senyum dan tatapan yang menyiratkan seolah dia tidak akan mengecewakan sang raja.

Lalu mistra yang berada di tengah melakukan hal yang sama seperti Oure. Pakaian yang serba hitam membalut bulunya yang berwarna merah tua senada seperti darah segar. Matanya hitam kelam seperti kegelapan malam. Dibalik kain sepanjang bahu hingga kakinya, ada dua buah pedang yang ditempatkan secara menyilang dipunggungnya. "Saya Valgard, The Nightfall. Elite Thirteen kelima, siap menerima perintah." Valgard menunduk dengan sopan dan hormat seperti bagaimana mestinya seorang mistra memperkenalkan diri.

Dan yang terakhir, mistra kedua yang berada di sisi sebelah kanan memperkenalkan diri, "Saya Falcon, The Sentinel. Elite Thirteen kesepuluh, siap menerima perintah." Pakaiannya kurang lebih berwarna senada seperti apa yang dipakai oleh Valgard, namun yang membedakannya adalah penutup kepala lancip berwarna putih dengan sedikit motif abu-abu yang membuatnya menyerupai seperti kepala burung elang.

"Baiklah, ketiga ksatria pemberani. Sekarang pergilah! Bawa kemenangan ke tangan Treaston!"

Seperti ketika ketiga belas Elite Thirteen datang, ketiga orang yang diperintahkan itu pergi tanpa suara menuju kembali ke dalam asap yang entah dari mana muncul, kali ini tanpa angin yang berembus.

The Runaway ChosenWhere stories live. Discover now