21 - Néa

17 2 0
                                    

Malam di mana Igvir menghadap Elrad dan mendiskusikan beberapa hal, ia pergi dengan harapan penuh mengenai kabar yang harus disebarkan melalui Allandor. Namun, setinggi apa pun harapan yang diberikan oleh Elrad malam itu, Igvir masih tidak dapat berjalan dengan tenang ketika ia hanya dapat memegang sebuah janji.

Dan ketika Igvir akhirnya harus pamit dan menemui Elsa, ternyata Elrad diam-diam mengikutinya. Di sana, mereka berbicara lagi mengenai hal mengganjal yang dirasakan oleh Igvir. Tanpa basa-basi lagi, Elrad menawari Igvir sebuah tempat tinggal dan menyarankan kedua orang itu menunggu kabar dari kerajaan-kerajaan timur. Igvir tentu saja setuju, dia tidak punya tujuan lain untuk sementara waktu, namun tidak untuk Elsa. Setelah perdebatan singkat yang terjadi antara Igvir dan Elsa, mereka berdua akhirnya setuju namun dengan beberapa syarat dari Elsa, yaitu: tempat tinggalnya harus terletak jauh dari masyarakat.

~~~

Padang hijau di atas perbukitan menjadi pemandangan yang cukup menyenangkan, terutama dengan semilir angin yang tidak terlalu kencang, membuat siang hari itu tidak terasa panas meski matahari sedang berada di atas kepala. Igvir menyaksikan Elsa yang sedang berlatih dari bawah pohon maple merah yang ia gunakan untuk berteduh sejak pagi hari.

Elsa memiliki antusias yang tinggi mengenai latihan-latihan yang Igvir berikan padanya. Untungnya, Elsa adalah gadis muda yang mudah untuk diajari berbagai hal dalam waktu yang singkat. Elsa berbakat dengan berbagai senjata jarak dekat, terutama menggunakan belati. Tubuhnya yang ramping dan cukup tinggi juga mendukung kelincahannya dalam bela diri jarak dekat yang ia kuasai.

Di tangannya, Igvir masih memegang buku yang diberikan oleh Elrad sejak dua minggu lalu. Namun seberapa keras ia berusaha untuk mencari tahu, ia tidak dapat menemukan petunjuk apa pun mengenai keberadaan Akademi Palawan.

Tanpa disadari, Elsa telah menyelesaikan latihannya dan sekarang berada di depan Igvir.

"Sudah selesai?" tanya Igvir, ia menurunkan buku yang ia baca dan menatap ke arah Elsa yang terlihat gelap karena membelakangi sinar matahari. Namun, Igvir dapat melihat keringat yang menetes dari pelipis Elsa dan membasahi sebagian pakaiannya.

"Bagaimana?" tanyanya balik.

"Kemampuanmu sudah cukup baik, tapi masih kurang di sana-sini dan sepertinya kau tidak cukup berkonsentrasi." Igvir memberikan pendapatnya sebagai jawaban. "Ada yang mengganggumu?" ia menambahkan

"Oh, ya?" Elsa menaikkan sebelah alisnya. "Kau bahkan tidak memperhatikanku, bagaimana bisa kau menyimpulkan seperti itu? Dan tidak. Tidak ada yang menggangguku."

"Aku bisa menyimpulkan seperti itu karena aku sudah terlatih untuk memperhatikan dua hal berbeda dalam satu waktu."

Elsa kemudian duduk di rumput, ia menancapkan belati yang ia pegang ke tanah dan mulai memperhatikan Igvir. "Bagaimana caranya? Kau dari tadi hanya berkutat dengan buku itu," ia menunjuk buku yang dipegang oleh Igvir dengan lirikan beserta dagu yang dinaikkan.

"Mataku memang memperhatikan buku ini," ia menjawab, "namun aku menggunakan telingaku untuk memperhatikan suara gerakanmu."

Elsa mengernyit, "dan kau bisa menyimpulkan latihanku dengan cara mendengarkan suara gerakanku saja?" nadanya heran, diikuti dengan gerakan berkacak pinggang.

"Setiap gerakan yang kaulakukan menciptakan gesekan di udara. Dari gesekan tersebut, terciptalah suara-suara tertentu... seperti sebuah pola, dan sebuah perbedaan kecil dapat membuat suara itu berubah. Dari pola itu, jika kau sudah terlatih membedakan satu suara dengan suara lainnya, kau juga akan bisa menyimpulkan," jelasnya. "Tapi kuakui bahwa kau mengalami perkembangan setiap kali kau berlatih."

The Runaway ChosenWo Geschichten leben. Entdecke jetzt