Chapter 1 : Innocent Man

560 32 127
                                    

Memiliki kehidupan yang sempurna.
Memiliki banyak hal yang didapatkan dengan mudah.

Bagaimana jika zona nyaman itu berubah 180°?

***

Panji Seka Setyawan.

Nama itu melekat pada sosok cowok manis keturunan Malang, Jawa Timur, yang kerap disapa Panji. Ia mempunyai sifat yang periang dan ramah jauh dari kesan the trouble maker. Namun siapa sangka sikap ramahnya juga bisa menjadi orbit perhatian alih-alih bad boy? Terbukti dalam satu tahun ini ia banyak dikenal dan bahkan diamanati sebagai Ketua Angkatan Pertama.

"Panji!" seorang teman kampus Panji memanggil dari belakang Panji. Suara Juna cukup lantang dibanding hiruk pikuk lobi kampus membuat si empunya nama menoleh ke sumber suara.

"Dasar Toa! Ada apa?" Panji melempar canda padanya.

"Malam ini lo ada acara? Ngecamp yuk di pantai?" Juna mengajak.

Dua orang muda-mudi sedang berjalan bergandengan menghampiri Juna dan Panji.

"Hai Juna, Panji? Makin keren aja." sapa si cewek. Cowok disampingnya membuat tatapan cemburu padanya yang ditanggapi tawa si cewek. "Cemburu sayang? Janganlah.. Aku kan cuma punya kamu." rayu si cewek pada pacarnya.

"Cemburu lah! " jawab si cowok jutek.

"Ke gazebo situ yuk! " ajak Panji pada kawan-kawannya.

Empat sahabat itu memutuskan menghabiskan waktu siang di gazebo taman belakang kampus.

***

Wajah Panji memiliki ekspresi yang kreatif. Membuat orang lain tak merasa bosan memandangnya. Mimik apapun yang Panji tampilkan selalu menjadi pemandangan yang cukup menarik antensi. Kekuatan karisma itulah yang mendukung Panji bertahan dan mendapat beasiswa di kampusnya.

 Kekuatan karisma itulah yang mendukung Panji bertahan dan mendapat beasiswa di kampusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ji. Rajin amat belajarnya? Maen kali-kali sana! ?" Rian sahabat kost Panji mengomentari Panji saat ia sedang membaca buku dan mencoret beberapa hal penting di dalam buku.

"Ini udah standar bagi orang yang mengandalkan beasiswa kayak gue, " sahut Panji masih dalam menekuni bacaannya.

Meski ia gemar membaca dan menjelajahi situs website tapi bagusnya Panji tidak perlu kacamata. Matanya masih bagus dan tajam. Siap melelehkan wanita yang bersitatap dengan netra hitamnya.

"Gua bisa katarak kalo baca buku tiga jam dalam sehari. Dih. " Rian melipat bajunya asal. Setelah itu ia tidur diranjang susun bagian atas.

Kost mereka lumayan sempit. Makanya ranjangnya dibuat susun untuk menghemat ruang. Panji memilih ranjang bawah agar mudah untuk bangun dan membaca buku di meja belajarnya. Berbeda dengan meja Rian yang cukup lapang, meja Panji penuh dengan buku-bukh.

PANJI  (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang