Tiga belas

10.1K 549 17
                                    

Cek mulmed🎶
Something Just Like This - The Cainsmokers & Coldplay (Aspen Cover)
__________

"Na nana nana nana na, i'm the one yah, i'm the one yeaah!!"

Sepenggal lirik lagu milik Justin Bieber Viola nyanyikan dengan amat sangat tidak santai. Viola mengelap kitchen set milik calon suaminya dengan sepenuh hati. Dan tolong, yang membaca bagian calon suaminya cukup amiin-kan saja.

Viola bertolak pinggang dengan raut wajah puas, bekerja menjadi kitchen assisten di dapur besar seperti ini membuatnya bekerja keras dan pulang paling akhir. Memang tidak selalu sih, tapi sebagian besar memang seperti itu.

Viola membuka tutup botol kemudian menenggaknya langsung hingga tersisa setengah dan meletakkan lagi di meja. Mengusap leher menikmati air yang mengaliri tenggorokannya seperti yang ada di iklan.

Dak!

Viola berjingkat kaget dengan suara pintu, tapi tidak lama karena seterusnya yang ia lakukan adalah menganga dengan air liur yang sepertinya akan mengotori lantai dapur itu lagi.

Ravindra yang menampilkan raut datar, langsung duduk diseberang Viola yang berdiri kaku. "Tolong ambilkan saya air minum." perintah Ravindra mengusap frustasi wajahnya.

"Ba- baik Chef." ucap Viola.

Ravindra menyugar rambutnya kasar. Dia yang salah. Dia yang salah. Kalimat itu ia lafalkan di otaknya. Seharusnya tadi ia langsung datang ke restoran tanpa berkunjung ke rumah Caramella. Dan lihat sekarang, moodnya menjadi hancur setelah melihat adegan picisan yang disuguhkan dua remaja itu membuatnya muak dan memilih pergi.

Ravindra menoleh sinis pada Viola yang menopang dagu di meja memandangnya dengan wajah ... entahlah, ekspresinya membuat Ravindra bergidik. "Mana minuman saya?" tanya Ravindra, membuat Viola tersadar dari lamunannya dan berdiri gelagapan.

"Hah? Chef minta apa tadi?"

Ravindra menghembuskan napas kasar. "Kamu lambat!" sergah Ravindra, mengambil botol yang ada di depannya kemudian meminumnya hingga tandas, terlalu lama menunggu untuk mendinginkan kepalanya yang masih mendidih.

Viola yang berada di depannya menutup mulut tidak percaya dengan wajah yang sudah sangat memerah. Wajahnya terasa panas sekarang, dia belum menyiapkan diri untuk itu. Ravindra menegakkan tubuh was-was. "Ada apa?"

"Sa-saya, saya harus pulang sekarang Chef." ucap Viola terbata, merebut kembali botol minuman kemasan miliknya dan berlari keluar dapur.

Ravindra mengusap belakang lehernya yang tiba-tiba merinding. Menoleh awas ke belakang dan sekitarnya lalu berjalan cepat mengikuti jejak Viola yang keluar. Apa tadi Viola melihat "sesuatu" yang tak kasat mata. Ravindra menuju ruang kerjanya kemudian masuk dan mengunci pintu, mengurung diri di sana.

Sedangkan Viola ...

"Mama! Mama!" Viola melompat girang seperti anak kecil setelah keluar dari restoran mahal itu. Berlari seperti melihat diskon menuju jalan raya yang ramai pengendara melihatnya aneh.

Dia dan Chef Ravindra minum dengan botol yang sama.

Mereka. Minum. Dengan. Botol. Yang. Sama.

LOST [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang