Delapan

12.7K 708 5
                                    

Cek mulmed 🎶
All I Want - Kodaline
Cover by Alexandra Porat
__________

Caramella terus mengutuk situasi yang di alaminya saat ini dalam hati, terus mengutuk dengan tangan sibuk mencoba melakukan panggilan lewat ponselnya. Jangan tanyakan mengapa, karena jelas dia tidak akan sepanik itu kalau saja dia tidak seceroboh seperti biasa, meninggalkan ponsel di perpustakaan dan terkunci berdua. Bersama Aksa.

"Mell---"

"Aku lagi gak mau ngomong." potong Mella cepat, kemudian menjauh dari jangkauan Aksa menuju kursi yang ada didekat rak buku.

Mella mengetuk-ngetukkan sepatunya di lantai gelisah, kemudian berdiri cepat dengan napas lega setelah panggilannya diangkat.

"Lo di mana sih Mel? Kenapa di rumah gak ada?"

"Aku masih di sekolah. Kekunci di perpustakaan. Cepetan kesini." jawabnya lengkap, melirik sekilas ke arah Aksa yang masih berdiri kaku didekat pintu.

"What? Lo- kenapa bisa sih? Lo ngapain di situ? Oke, tunggu sebentar! Gue langsung berangkat. Jangan kemana-mana dulu!"

Tutt...

Panggilan terputus. Mella menatap layar ponselnya dengan bingung. Jelas dia tidak akan kemana-mana karena sedang terkunci diruangan yang tertutup, dan jangan ada yang mengusulkan untuk melompat melewati jendela, karena perpustakaan di SMA N BIRU ada dilantai tiga.

"Caramella ...."

Panggilan lembut dan sarat akan keputus asaan dari Aksa membuat Mella harus memantapkan hatinya agar tetap tidak peduli. Semuanya sudah jelas. Sudah cukup. Aksa sudah memilih Nadine, dan dia sudah jelas tidak ada hak untuk melarang hubungan mereka.

"Mella ...."

Mella termenung dengan pikirannya. Iya. Seharusnnya memang se-simple itu, lalu kenapa sekarang dia berlagak kecewa dan menghindari Aksa seperti sudah diselingkuhi. Aksa sudah sangat jelas tidak menginginkan hubungan dengannya. Dan dia tidak lagi membutuhkan cinta, jadi tidak ada yang dirugikan 'kan. Tidak ada masalah kecuali tentang Aksa yang menganggapnya jalang dan merepotkan, dan itu memang bukan masalah karena memang benar. Iya, begitu 'kan?

"Gue cinta sama lo ... Apa itu masih terlihat gak jelas selama ini?"

"Caramella? Lo denger gue kan? Gue bisa jelasin semuanya, tapi nanti. Setelah semuanya selesai kita akan kayak dulu lagi. Tolong bersabar sedikit lagi."

Aksa maju beberapa langkah mendekati Mella. Wajah lelah dan kantung mata yang sudah menebal tidak membuatnya malu menatap Mella lekat. Pikirannya semakin kacau ketika melihat Mella berdiri menghadapnya, tersenyum tipis dan sangat menawan.

"Persetan dengan semuanya!" Aksa melempar tasnya sembarangan kemudian berjalan cepat meraih tubuh semampai Mella. Pikiran dan tubuhnya sudah sangat kacau memikirkan masalah ini dan satu-satunya penawar adalah Caramella.

Mella sedikit terkejut namun dengan cepat menguasai diri ketika Aksa melumat bibirnya menggebu. Lumatan yang terasa basah dan sangat emosional yang Aksa lakukan membuat dia mengepal tangan dinginnya kuat. Tidak mencoba memeluk Aksa dan tidak menikmati ciumannya sama sekali.

Dan lagi-lagi benar. Sekarang bisakah dia mengatakan cinta itu memang hanya ilusi semata. Beberapa minggu yang lalu Aksa datang kerumahnya dan mengatakan mencintai Nadine dan menyuruhnya menjauh, tapi kenapa sekarang Aksa malah menciumnya? Mengucapkan cinta kepadanya, Memikirkan itu membuat Mella tersenyum miring dalam ciuman Aksa. Setelah mengusirnya menjauh dengan kata-kata menyesakkan dan memilih Nadine, sekarang Aksa berpikir untuk bisa kembali bersama dan bermain di belakang Nadine.

LOST [Tamat]Where stories live. Discover now