Mas Tukang Bunga

16.3K 2.4K 300
                                    

Sekali lagi, kalau ada yang tidak berkenan dengan cerita saya, tidak.jadi masalah. Semua kritik akan saya terima baik dengan bahasa yang halus maupun kasar.

Cerita ini sudah terkonsep dari awal. Perjalanan cerita mungkin saya berbeda, tapi ending tidak akan berubah

Semoga masih banyak yang suka dengan cerita ini

Dan terima kasih untuk 200ribu pembaca cerita ini. I love you all

Happy Reading

Beberapa tahun yang lalu

Lelaki itu berjalan dengan langkah lebar namun tak pernah berhenti menyunggingkan senyumannya. Beberapa kali dia sempat hampir terjatuh namun berdiri kembali sembari memegang rangkaian aneka bunga untuk seorang wanita yang sebentar lagi akan berjumpa dengannya.

Saat itu, pukul satu siang waktu Singapura. Satu jam yang lalu ia baru saja mendarat di Changi. Jangan tanyakan seberapa lelah dirinya. Tempatnya bertugas di salah satu pangkalan angkatan laut yang terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat, mengharuskannya untuk menempuh jalur darat dan udara untuk bisa tiba di Singapura.

Dulu dia tak seberapa sering ke negara yang bersimbol singa tersebut. Hanya setahun dua kali saja dirinya mengunjungi adik semata wayang yang berprofesi sebagai seorang dokter ahli kejiwaan.

Semuanya berubah tatkala ia bertemu dengan seorang wanita berparas ayu dengan rambut hitam yang dibiarkan tergerai. Wanita itu mempunyai bola mata yang indah meski pandangannya nampak kosong, jangan lupakan pula senyumannya yang mempesona, membuat jantungnya terus berdebar. Saat itu dirinya memberanikan diri untuk berkenalan dengan wanita mempesona itu. Saat berjabat tangan, suhu tubuhnya menghangat seketika. Wanita itu tak banya bicara. Dengan tersenyum ia berkata:

"Mas tukang bunga? Mau ketemu dokter Andini kan? Kenalkan namaku Jelita Arini. Biasa dipanggil Arini."

"Kalau saya panggil kamu, Lita. Apa boleh?"

"Boleh. Nama mas siapa?"

"Panggil saja Mas Tukang Bunga"

Sejak saat itu, dirinya selalu dipanggil Mas Tukang Bunga oleh perempuan yang ia panggil dengan sebutan Lita. Pertemuan pertama sungguh sangat berkesan baginya hingga ia memperpanjang cutinya selama beberapa hari.

Jatuh cinta pada pandangan pertama, itulah yang ia rasakan. Namun sepertinya Tuhan kembali menguji rasa yang baru saja hadir dalam hatinya itu. Satu minggu kemudian baru ia ketahui jika Lita adalah salah satu pasien adik kandungnya.

"Dia sudah satu bulan dirawat di sini. Dia seperti orang sehat, Mas. Namun ketika ia menceritakan anaknya, dia berubah jadi seperti ini. Dia depresi parah. Aku yakin bukan masalah anak saja, tetapi ada masalah lain yang membuatnya jadi seperti ini. Indikasi yang sudah bisa dipastikan adalah dia menderita schizophrenia akut. Dia akan kembali normal kapan saja dan kembali seperti orang gila juga dengan waktu yang tidak bisa diprediksi"

Saat ia mengetahui fakta tersebut, getar cintanya tak tergoyahkan. Keinginan untuk menyembuhkan wanita yang jadi cinta pertamanya itu pun semakin menggebu. Dia pun harus berusaha menahan rasa iba ketika jarum suntik menembus kulit mulus wanita itu saat dia mengamuk. Lelaki itu bahkan hampir menangis saat wanitanya itu diikat kuat karena terus berteriak dan menghancurkan apapun yang ada di dekatnya.

Ingin rasanya lelaki itu terus berada di dekatnya, mendampingi kesembuhannya, namun panggilan tugas negara menantinya. Saat dirinya harus meninggalkan wanitanya untuk pertama kali setelah kebersamaan mereka selama tiga minggu, lelaki itu berucap janji

JANJI SETIA UNTUK ARINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang