Bedebah

19.7K 2.3K 199
                                    

Maaf kalau telat buanget updatenya karena di rumah sedang acara yang memang sangat menguras waktu dan tenaga. Semoga masih banyak yang menunggu.

Happy reading

Tak ada yang pernah tahu bagaimana kisah hidup seseorang di masa yang akan datang. Semua itu adalah ketetapan mutlah Sang Maha Pencipta. Manusia sebagai makhluknya hanya bisa berusaha untuk mewujudkan segala mimpi dan pasrah dengan segala ketetapan Nya.

Tidak jauh berbeda dengan hidupku. Semua orang mengira bahwa hidupku adalah lambang kesempurnaan, terutama jika melihat siapa kedua orangtuaku dan tunanganku saat itu. Ya, memang semua terasa sempurna ketika mimpiku untuk menikah dengan kakak angkatku akan terwujud. Namun saat itu aku lupa, jika semua yang terjadi di dunia ini adalah hak prerogratif Sang Pemilik Alam Semesta.

Aku terpuruk dan jatuh hingga titik nadir dalam kehidupanku. Dukungan dari kedua orangtuaku hanya seperti punguk merindukan bulan. Aku memilih pergi dan mengaku kalah. Sendirian menutup luka hati yang terlalu dalam untuk disembuhkan. Depresi yang berkepanjangan hingga butuh waktu bertahun tahun untuk sembuh.

Katanya, obat paling mujarab untuk menyembuhkan luka hati adalah mendatangkan orang baru, namun itu tidak berlaku dalam kehidupanku. Kegagalan bersama Mahardika sudah membawaku pada rasa kehilangan yang paling besar dalam hidupku ini. Banyak lelaki yang mendekatiku atau serius melamar untuk menjadikanku istri, tetapi hanya kutanggapi dengan penolakan halus. 

Aku menjalani hidup dengan menyibukkan diri dengan segala kegiatan yang bisa membuatku lupa dengan rasa sakit dan kehilangan yang disebabkan oleh Mahardika. Tak ada waktu yang aku sisakan untuk melamun, dan semua itu berhasil hingga hari itu datang. Sebuah hari yang membuktikan bahwa selama masih ada nama Bimantara di rangkaian namaku, maka kuasa Papa akan selalu menjadi mutlak dalam kehidupanku.

Berawal dari kedatanganku setelah lebih dari lima tahun memilih untuk tidak pulang ke rumah, kemudian saat baru saja tiba, aku mendapatkan kabar bahwa Arjuna dipaksa menikah dengan wanita pilihan kedua orangtuaku, naluriku sebagai kakak akhirnya muncul. Tanpa menyadari akibat yang akan terjadi, aku menentang keras keputusan meraka. Saat itu aku melupakan bahwa Papa adalah orang yang bisa memutarbalikkan segala hal dan aku terjebak di dalamnya

Arjuna berhasil mempertahankan hubungann dengan Sabria, namun aku terpaksa menikah dengan putra dari Om Himawan yang tak lain adalah kakak dari Cindy, wanita yang gagal menikah dengan adikku. Namanya adalah Damar Respati. Lelaki yang berwajah datar namun murah senyum ketika kami bertemu, tingkah lakunya santun dan begitu menghormatiku sebagai perempuan. Aku tak mau munafik, tembok tinggi yang kubangun kokoh untuk melindungi hatiku yang rapuh, perlahan mulai runtuh dengan segala sikap manisnya.

Sepertinya takdir Tuhan kembali mempermainkan hambanya. Damar Respati yang aku idamkan sebagai pangeran berkuda putih ternyata adalah jelmaan iblis yang bisa mencabut nyawaku kapan saja. Seminggu sebelum pernikahan kami, Mas Damar memaksaku untuk berhubungan badan, lelaki itu menodaiku. Saat itulah seluruh kepercayaanku hancur. Ketika kami telah menikah, ternyata dia adalah seorang yang ringan tangan, terutama saat ritual tempat tidur akan dimulai.

Tak hanya telapak tangannya, segala benda tumpul miliknya, pernah memberikan bekas luka di permukaan kulitku. Awalnya, aku mencoba melawan karena aku bukanlah wanita yang mudah untuk ditindas. Namun lelaki yang bernama Damar, membuatku tak punya nyali untuk melawan. Dia hanya akan berbuat kasar ketika amarahnya sedang memuncak, jika tidak, ia akan memperlakukanku dengan sangat baik.

Puncak dari kesabaranku adalah ketika beberapa bulan yang lalu ia menyiksaku tanpa alasan. Setelahnya baru aku ketahui jika dalang dari semuanya adalah perilaku Mama Hera, ibu mertuaku, yang entah mengapa, beliau tiba tiba saja membenciku. Saat itu, dia bersujud meminta maaf dan kesempatan terakhir. Hatiku kembali luluh dan sekali lagi, aku memberikannya maaf.

JANJI SETIA UNTUK ARINIWhere stories live. Discover now