Jauh

15.5K 1.9K 162
                                    

Maaf ga bisa up tiap hari karena masih harus bolak balik malang surabaya. Insya Allah bisa double up hari ini

Happy reading

Semenjak mengetahui bahwa istrinya tengah mengandung benih cinta mereka, Damar semakin protektif kepada istri tercintanya. Sehari setelah mengetahui kondisi Jelita, Damar segera membawanya ke spesialis kandungan terbaik yang ada di ibu kota dikarenakan saat pagi hari, Jelita sudah mulai memasuki tahapan morning sick. Damar yang memang belum perpengalaman menjadi seorang calon ayah, tentu saja sangat panik. Dia hampir saja menghubungi ambulans karena melihat Jelita terus mengeluarkan isi perutnya. Beruntung di tengah mual yang melanda, Jelita mampu menenangkan suaminya itu.

Kekhawatiran Damar juga menular kepada kedua orangtuanya. Terbukti, mereka juga turut serta ketika Jelita melakukan pemeriksaan kehamilan. Hera dan Savitri yang terlihat sangat sibuk dengan kehamilan Jelita. Keduanya membawakan buah buah segar kesukaan Jelita.

"Janin sangat sehat. Karena ini masih trimester pertama, saya sarankan untuk tidak terlalu kelelahan. Kurangi aktivitas yang berat. Apakah sudah mulai mual atau muntah?"

"Hmm tadi pagi, tiba tiba istri saya mual muntah dan itu terjadi berkali kali. Apakah normal, Dok?"

"Itu sangat wajar, Bapak. Ibu Arini mengalami fase morning sickness. Itu akan terjadi saat trimester pertama atau sekitar 3 bulan. Bahkan ada kasus hyperemesis dimana mual muntah terjadi lebih sering dan dalam jangka waktu yang lama"

Damar terlihat sangat khawatir. Terbukti dengan tangannya yang terus menggenggam erat telapak tangan Jelita dan berkali kali mencium punggung tangannya.

"Apakah ada cara untuk mencegah, Dok?"

"Hal itu adalah hal yang sangat alami dan tentu saja merupakan anugerah Tuhan. Nanti akan saya beri obat pengurang mual dan vitamin penguat. Jika nantinya, Ibu Arini terus muntah hingga tak ada satupun makanan yang bisa masuk ke dalam tubuh, segera datang ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut"

"Apakah ada pantangan makanan untuk putri saya, Dok?"

"Sebetulnya hampir tidak ada. Hanya saja selama hamil, jangan lagi makan makanan mentah.Hentikan makan daging unggas yang memasakanya dengan cara dibakar. Karena toksoplasma menempal pada daging unggas yang masaknya tak sempurna. Alangkah lebih sehat lagi, jika memasak makanan sendiri Jauh lebih sehat."

Setelah mendengar penjelasan dokter, mereka akhirnya bisa bernafas dengan lega. Hera memaksa anak, menantu dan juga kedua besannya untuk berkunjung ke rumah karena Hera sendiri telah mempersiapkan hidangan khusus untuk menantu kesayangannya itu.

Ketika berada di rumah mertuanya, Jelita nampak melahap semua makanan yang ada di atas meja makan. Suami dan juga kedua orangtua dan mertuanya namapak tersenyum lega. Namun situasi itu tak berlangsung lama karena Jelit kembali memuntahkan semua makananya dan tentu saja Damar semakin dibuat khawatir dengan keadaan Jelita.

"Kamu dirawat aja ya, Sayang"

"Aku ga papa, Mas"

"Kamu muntah sudah tiga kali"

"Kan sudah dikasih anti mual. Aku ga papa, Mas"

Sebagai seorang ibu, meski hubungannya tidak pernah baik, Savitri segera mengusapkan minyak kayu putih ke area tengkuk putri kandungnya. Dia juga memberikan pijatan lembut di kepala Arini.

"Terima kasih, Ma"

"Arini mau makan apa? Mangga mungkin?"

"Pusing Ma. Pengen tidur di rumah aja"

Damar masih berada di dekat istrinya. Mengusap perlahan kedua lengannya dan memberikan pijatan lembut untuk mengurangi mual yang dirasakan istrinya

JANJI SETIA UNTUK ARINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang