Ini yang terakhir

25.8K 2.3K 136
                                    

Sekali lagi, saya mohon maaf jika slow update ya. Karena waktu saya tersita dengan main bersama si kecil. Putri saya sedang dalam fase ingin tahu yang tinggi jadi dia pengen terus belajar dan harus di temani oleh ibunya. Ga mau sama yang lain. Bahkan dia akan ikut kalau ibunya sedang ke kamar mandi. Pasti untuk yang punya anak kecil, pernah ada pada posisi saya kan? Dan maaf juga kalau belum bisa balas komen satu persatu. Ketika saya sudah kembali ke surabaya, saya usahakan akan balas semua komen teman teman semua.

Oh ya saya ingin minta pendapat, bagaimana jika semua cerita saya ,diposting di GRup FB KBM ( Komunitas Bisa Menulis)? Apakah teman teman semua setuju?"

Terima kasih

Happy Reading

Sengatan matahari pagi begitu terasa menyentuh kulit tubuhku. Panasnya begitu terik sehingga membuatku terpaksa bangun padahal seluruh tubuhku serasa begitu kelelahan. Aku mengedarkan pandangan dan kulihat jam dinding menunjukkan pukul 9 pagi. Tentu saja istri tercintaku sudah tak mungkin ada di sampingku. Dia bukan wanita pemalas. Dia selalu rutin bangun jam 4 pagi atau paling lambat jam 5 pagi. Rutinitas yang membuatku hanya bisa membuatnya terjaga tak sampai lewat tengah malam. Tadi malam dia baru kubiarkan terlelap sekitar pukul 11 malam setelah sebelumnya kami saling beradu kepuasaan sejak jam 7 malam.

Aku memutuskan untuk segera masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Tak lama setelahnya, aku berganti baju yang telah disiapkan istriku. Jelita, istri tercintaku, benar benar melakukan tugasnya sebagai seorang istri meski kesibukannya cukup padat. Ya...kini aku berada di Tanjung Balai Karimun. Kota kecil yang terasa asing bagiku. Aku memutuskan untuk memperpanjang cuti selama dua minggu,tentu saja dengan campur tangan orangtua dan mertuaku.

Awalnya aku sangat ketakutan menaiki moda transportasi laut dan perjalanan menuju kota ini sangat jauh. Tetapi menurut Jelita, perjalanan yang aku tempuh beberapa hari yang lalu belum seberapa karena dia pernah berada di atas pompong selama 8 jam bersama dua orang lainnya, mengitari satu kecamatan untuk berkunjung ke fasilitas pendidikan yang ada di masing-masing desa.

Setibanya di bandara Hang Nadim Batam, kami menempuh perjalan darat selama hampir satu jam menuju pelabuhan Sekupang. Setelahnya kami menempuh perjalanan laut selama 1.5 jam. Jelita terus menggenggam erat tanganku dan mengusap perlahan keningku. Dan ajaibnya aku tertidur di pangkuannya hingga kami tiba di Tanjung Balai Karimun.

Setibanya aku di sini, aku dibuat kagum oleh keindahan kota ini, terutama di malam hari. Selain itu, rumah sederhana pilihan Jelita, juga tak kalah mengesankan. Di rumah ini, ketika membuka jendela kamar, aku bisa melihat birunya air laut beserta semilir angin yang membuat hati kian damai.  Aku akui, Jelita mempunyai selera yang sangat bagus untuk semua hal.

Selesai mandi, aku memutuskan untuk keluar dari kamar dan menuju ke meja makan. Rumah Jelita ini hanya terdiri dari satu lantai dengan dua kamar. Ruang makan dan dapur berada di satu ruangan. Seperti kebiasaan Jelita, akan selalu ada makanan di meja makan ketika ia pergi. Dan sekarang, sudah ada satu teko teh panas dengan lontong sayur yang sangat menggiurkan. Hanya lontong sayur dengan lauk pendamping sayap ayam madu, sudah membuatku menghabiskannya tak bersisa.

Ketika aku sedang mencuci peralatan makan, ponselku berbunyi dengan nyaring dan di sana terpampang nama Mama yang sedang melakukan panggilan video call. Segera aku usap bulatan hijau ke atas dan sedetik kemudian muncul wajah Mama yang tentu saja diikuti dengan teriakan histeris dari wanita yang pernah melahirkanku itu.

"Mas...Mama kangen......"

"Mas juga kangen Mama. Mama Papa apa kabar?"

"Baik sayang. Kamu tega ya, pulang dari bulan madu langsung ke sana. Ga mampir dulu ke rumah. Mentang-mentang sudah nikah"

JANJI SETIA UNTUK ARINIजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें