Semua siswi sudah hampir memiliki pasangan untuk diajak kunjungan, hanya tersisa Ingha dan Gita. Ingha mencoba mendekati Gita, berharap Gita belum memiliki pasangan.

"Git, kamu udah punya pasangan?"

Pertanyaan Ingha membuat Gita menoleh, "Gue ga ikut."

"Lah kenapa? Sama aku yuk, aku belum ada pasangan." Ajak Ingha.

Gita tetap tidak mau, ia menggelengkan kepalanya. "Ah yuk, masa ga mau? Ih gitt." Paksa Ingha, akhirnya Gita mengiyakan Ingha dan berpasangan dengan Ingha untuk kunjungan itu.

Ingha benar-benar senang dapat berkunjung ke Sekolah Menengah lainnya, ia belum pernah keluar kecuali bersekolah dan bermain ke rumah Selna.

"Ih Gita, liat itu. Bagus kan?" Ucap Ingha sambil menunjuk-nunjuk sebuah pohon yang tinggi dan rindang.

Langkah Ingha tiba-tiba terhenti membuat Gita menoleh ke arah belakang, "Kenapa? Kok tiba-tiba diem?" Gita sedikit khawatir melihat perubahan wajah Ingha yang mulanya senang berubah takut.

"I-itu, di-disana ada.." Kata Ingha terbata-bata, Gita menoleh ke arah dimana Ingha melihat sesuatu.

Tak ada apapun dan kemudian Gita berbalik menatap Ingha lagi, "Apa?"

Mata Gita membulat, ia melihat sosok wanita berbaju putih, rambut yang sedikit panjang berdiri di belakang Ingha berniat mencekek leher Ingha.

"INGHAAAA!" Karena panik, Gita segera berlari ke arah Ingha.

Dan semuanya terjadi, Gita menghilang dari hadapan Ingha. Ia tidak bisa merasakan Gita lagi di hadapannya.

"Sama kayak kamu va." Terang Ingha pelan, ia masih sedikit kaget karena kejadian ini terulang kembali.

"Jadi gue.." Eva mundur beberapa langkah, terlalu kaget.

Apa ini?

Apa yang terjadi padanya?

Ingha yang tau Eva mulai panik langsung menggandeng tangan Eva, "Kamu nyelamatin Aurel va, yang bisa nyelamatin kamu sekarang juga cuma Aurel."

"Berarti gue, nggak. NGGAK!" Mata Eva terlihat berkaca-kaca. Perasaannya bercampur aduk, namun emosi dan rasa sedihnya lebih dominan.

"Va, va. Aurel bisa bantu kamu va!" Ingha mencoba menenangkan, Eva berbeda kali ini.

Kemana Eva yang ceria?

Kemana Eva yang selalu bahagia?

Eva sontak berbicara lagi dengan nada yang sedikit marah bercampur kecewa, "AUREL GA KAYA LO YANG BISA LIAT HANTU, AUREL GABISA LIAT GUE. GIMANA DIA MAU BANTU GUE, NGHA?!" Teriak Eva penuh emosi, ia menutup matanya, menghapus air mata yang ingin turun.

Ia takut, takut tidak akan bisa kembali ke dunia ini lagi.

Ia masih sayang dengan teman-temannya, apa ia harus hidup dalam kekosongan tanpa ada yang bisa melihat dirinya?

"Gue gamau mati ngha, gue masih pengen hidup." Tangis Eva pecah kali ini, baru kali ini ia merasa tidak berguna, bagaimana ia bisa membahagiakan teman-temannya jika ia dalam keadaan begini?

Ingha diam, ia tau perasaan Eva.

Karena kesalahannya, banyak orang yang harus menderita.

Karena keserakahannya banyak orang yang harus bisa mengikhlaskan.

Karena dia juga Selna harus kehilangan nyawa untuk selamanya.

TO BE CONTINUED

Note :

Pendapat kalian tentang bab ini gimana? Teorinya semakin terjawab kan? :)

Ps :

Jangan lupa vote ya, komen juga. Share ke temen-temen kalian pecinta horror ya :)

Salam manis^^
QueenBeEva🐸🖖

ArwahDonde viven las historias. Descúbrelo ahora