S2 | sebelas

605 107 96
                                    

Ah, kenapa ia mendadak terbangun di tempat ini lagi? Memangnya apa yang sedang dilakukannya disini? Bara tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya.

Tapi yang ia ingat adalah pandangannya mendadak berputar saat ia sedang melakukan presentasi di hadapan banyak orang. Selebihnya hanya gelap dan berujung dengan terbangunnya ia disini. Di ruang kesehatan yang ada di perusahaan ayahnya.

Pandangannya sedikit memudar hingga ia menangkap jika ada seorang pria yang duduk disampingnya dan sedang disibukan dengan ponsel dalam genggamannya.

"Papa."

Seketika itu juga yang dipanggil menoleh, mendapati jika anak sulungnya kini sudah sadar dan tengah duduk di atas brangkar.

"Oh? Udah sadar?" Tanyanya datar.

"Kok aku disini, Pa?" Bara memijit pelan keningnya yang sedikit berdenyut itu.

"Tadi kamu mendadak pingsan." Ada jeda sesaat sebelum Rama melanjutkan ucapannya.
"... kamu semalem ngapain aja sih sampe gak tidur gitu? Liat tuh, mukamu pucet banget! Udah kek vampir beneran tau." Omelnya.

"Aku gak bisa tidur, Pa. Idungku sakit banget sampe ke kepala rasanya. Nyut-nyutan gitu." Jelasnya.

"Yaiyalah sakit, orang darah kamu aja rendah banget cuma 70/80. Sampe kaget tau, Papa dengernya."

"Apa? Kok bisa?" Bara terperanjat sesat mendengarnya.

"Kok kamu nanya ke Papa? Kan kamu sendiri yang ngerasain." Bantah sang ayah.

Pantas saja sejak pagi tadi kepalanya terasa begitu berat. Dan tubuhnya terasa limbung, ternyata ia mengalami anemia. Sepertinya mulai saat ini Bara harus menjaga pola makannya agar lebih teratur dan tidur lebih awal.

"Yaudah, kamu istirahat dulu aja. Papa mau keluar bentar." Titah Rama sebelum badannya beringsut bangun dan pergi keluar meninggalkan Bara sendirian.

🍁🍁🍁

Keesokannya Bara diminta untuk cuti kerja selama beberapa hari oleh Rama, mengingat rendahnya tekanan darah si anak membuatnya sedikit khawatir akan kesehatannya. Terlebih kini ia tahu jika Bara adalah tipe orang yang workaholic, sama dengannya.

Bara sih iya-iya saja saat Rama melarangnya datang ke kantor. Meskipun saat ia tanya bagaimana dengan nasib kerjaannya, si ayah justru mengatakan jika tugasnya itu sudah ditangani oleh Willy.

Ah, Bara jadi menyusahkan Willy lagi. Sepertinya ia harus berterima kasih pada  si beruang Teddy itu jika nanti kembali ke kantor.

Namun meskipun kini ia libur, Bara tak sepenuhnya menganggur. Buktinya ia masih mengecek data kantor yang ia minta pada Willy untuk dikirim ke email-nya.

Dan ia kini sedang di ruang keluarga bersama Lenno yang sedang menghapal beberapa kata bahasa Inggrisnya.

"H-helo... ken.. ken..." adiknya itu masih kaku dalam mengucapkan tiap katanya.

"Ken-tut!" Celetuk Bara tiba-tiba, membuat Lenno mendengus.

"Can i helep... eh? Help! Can i help you?!" Ejanya. Ia sengaja membaca dialog yang menggunakan bahasa inggris itu dalam bukunya.

"No, Sir. I  jus... jus..."

"Jus terong. Haha." Lagi-lagi Bara menyeletuk dan membuat adiknya itu kembali mendengus.

"Ish! Gangguin mulu!" Omel Lenno.
"... mentang-mentang dikasih libur, bukannya ngecek kerjaan malah usil."

"Iya, nyai." Usilnya lagi.

About My Brother ✔ [Banginho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang