S2 | tujuh

718 107 60
                                    

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Liburan sudah hampir usai, dan ini adalah malam terakhir mereka di Puncak.

Lenno sedang berbaring di sofa sembari menonton Tv, pun dengan Bara yang ada disisi lain dari kursi empuk nan nyaman itu. Ia sedang asik mengutak-ngatik ponselnya.

Si bungsu Ivan entah ada dimana. Namun terakhir kali Lenno lihat ia sedang mengobrol dengan ibu mereka di halaman belakang villa. Entah apa yang sedang mereka perbincangkan, namun Lenno menangkap jika adiknya itu tengah merayu sang ibu untuk mendapatkan sesuatu.

Ya, Ivan memang selalu begitu. Apapun yang ia inginkan harus didapatkannya, dan ia memang selalu bisa mendapatkan itu semua dengan melakukan cara-cara yang hanya Ivan saja yang tau bagaimana prakteknya.

Jenuh. Mungkin itulah yang kini dirasakan adik pertama dari pria muda bersurai pirang tersebut. Setelah mengganti berkali-kali channel Tv namun tak ada yang bisa membuatnya betah untuk setia menatap layar kaca itu, Lenno pun berniat untuk menyusul si kecil di halaman belakang.

"Kak." Panggil Lenno berniat mengajak Bara. Namun hening, tak ada jawaban dari yang dipanggilnya. Hingga tubuhnya beringsut bangun--terduduk dan menoleh ke sebelah dimana Bara berada.

Seketika itu juga Lenno tersenyum tipis. Pasalnya ia melihat sang kakak kini tengah terlelap dengan kepala bersandar pada punggung sofa. Dan wajahnya terlihat begitu tenang.

"KAK LENNO!" entah muncul dari mana tapi si bungsu mendadak hadir disana dan berteriak dengan lantang membuat Lenno cukup terkejut dengan kehadirannya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"KAK LENNO!" entah muncul dari mana tapi si bungsu mendadak hadir disana dan berteriak dengan lantang membuat Lenno cukup terkejut dengan kehadirannya.

Pun dengan Bara yang nampak sedikit terhentak dengan tubuh yang melonjak pelan dan kepala terangkat, namun sedetik kemudian ia kembali keposisi semula dan terlelap.

"Sssstttt!!!" Lenno berdesis seraya menaruh jari telunjuknya di depan bibir.

"Tuh, liat!" Titahnya lalu menunjuk Bara dengan dagunya sedikit.

"Eeh?! Maap..." cekikik Ivan dengan suara berbisik.

"Mau ngapain? Muncul sambil teriak-teriak gitu?!" Tanya si kakak dengan nada yang gemas akan tingkah adiknya itu.

"Ehehe... gak ngapa-ngapain kok. Manggil aja." Jawab Ivan sembari mendudukan dirinya di sisi sofa dan Lenno kembali berbaring ke posisi semula.

"Kamu tuh, kek di hutan aja senengnya teriak-teriak. Coba kalo nanti Kak Bara bangun." Omel Lenno.

"Paling diomelin lagi. Kak Bara kan hobinya ngomel kek emak-emak kurang belanja." Jawab si adik seraya melirik kakak tertuanya yang masih terlelap itu.

"Eh, gak boleh gitu ahk."

"Iya, aku cuma becanda kok." Ivan mencubit pipi kanan kakaknya yang kemudian Lenno tarik tangannya itu dan malah menjadikannya bantalan.

"Kamu belom ngantuk? Ini udah malem loh." Tanya si kakak.

"Belom."
"... eh, ada kutu di rambut Kakak!" Ucapnya mendadak.

About My Brother ✔ [Banginho]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora