Chapter 30

59K 4.2K 2.4K
                                    

Haii... Ncan is Back!

Chapter ini panjang loh, 4700 kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chapter ini panjang loh, 4700 kata. Jadi kalau kamu belum ketemu kata TBC, artinya kepotong yaa 🤭 Seperti biasa, kalau ada kalimat rancu atau typo, mohon koreksinya 🙏🏻




Happy Reading




Saat mendengar jawaban final dari Sea, gurat Rafel menggelap. Rahangnya mengetat dengan sorot mata setajam pedang. Rasa sedih yang semula mendominasi, kini telah lenyap, digantikan oleh kemurkaan yang tidak lagi terdefinisikan.

Ia langsung mendorong bahu Rigel—meraih tangan Sea dan mencengkeram keras.

"Sea, bukannya aku sudah bilang hidup dan matimu itu milikku?" Dia bersuara rendah, tetapi sarat ancaman. "Berhenti bermain-main dan kemasi barangmu. Kita pergi dari sini, sialan!" bentaknya, membuat semua orang yang berada di sana terkesiap kaget.

Sea menggigit bibir bagian dalam, menahan sakitnya cengkeraman Rafel pada lengannya hingga seakan-akan hendak menembus tulang. Ia tidak mengerti perasaan cinta jenis apa yang Rafel maksud. Karena setiap kali mereka bersama, dia hanya menyakiti dan menakuti. Dia bisa menjadi orang yang lembut sekaligus manusia paling menyeramkan dan tak berperasaan. Sea tidak bisa membayangkan hidup dengan Rafel dalam waktu yang lama. Kecuali rasa takut, ia tidak bisa merasakan apa pun padanya.

Sebelum Sea membuka mulut, Rigel telah menghampiri dan menekan pergelangan tangan Rafel tak kalah keras. Gregetan sekali. Rasanya ia ingin mematahkan tangannya, agar untuk sekadar meng-hand job miliknya sendiri saja dia tidak bisa. Si sialan ini!

"Gimana? Sakit?" Rigel kian memperdalam cengkeraman, membuat Rafel meringis pelan dan menggertakkan gigi.

Dia menoleh, menatap Rigel dengan kemarahan yang tak bisa lagi diungkapkan. Rasa panas mengaliri tulang, seolah Rigel mampu meremukkannya.

"Lepaskan, atau kupatahkan tangan ini!" ancam Rigel sekali lagi—tak terlihat main-main.

"Jangan ikut campur Pak Xander. Anda bisa menemukan perempuan yang jauh lebih baik dari Sea. Saya yakin, banyak yang lebih cantik darinya dan rela berlutut untuk sekadar mencium kaki Anda. Sementara hubungan kami ... sama sekali bukan sesuatu yang bisa Anda campuri. Pergi, dan jangan dekati Sea lagi!" tukas Rafel tajam.

Rigel tersenyum kecil di ujung bibir, pandangannya menantang. "Benar, banyak perempuan yang bisa dengan mudah saya dapatkan. Tapi, saya tidak lagi suka yang mudah. Saya menginginkan Sea, dan saya akan menikahinya. Seperti Anda yang menggilainya, saya juga!"

Napas Sea tersendat sesak, tidak tahan berada di tengah kegilaan keduanya. Ia benci berada dalam keramaian seperti ini dan dijadikan pusat perhatian semua orang untuk alasan konyol.

"Aku harus masuk," Sea berusaha melepaskan tangan Rafel—tidak peduli lagi apa yang akan mereka lakukan di luar.

"Sayang, kita harus memastikan dulu Kakakmu ini pergi dengan damai." Rigel menyahut tanpa melepaskan pandangan dari Rafel yang terlihat naik pitam.

AddictedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang