Namun, sosok yang dibangunkan oleh Baekhyun justru semakin mengeratkan selimut yang ia gunakan.

"Yoo. Ayo bangun. Ini sudah siang," teriak Baekhyun masih berusaha membangunkan Hanna. Andai pintu kamar Hanna tidak dikunci, pasti Baekhyun memilih masuk dengan lancang daripada berteriak seperti ini.

Masih pagi sudah latihan vocal saja.

"Ish. Pria itu benar-benar ya. Apa dia tidak tahu semalam aku tidur jam berapa karena ucapannya itu?," gumam Hanna dengan kesal karena Baekhyun masih terus berteriak sambil menggedor pintu kamarnya.

"IYAA AKU SUDAH BANGUN," teriak Hanna dari dalam kamarnya.

"Baiklah. Cepatlah keluar. Ayo sarapan bersama," ajak Baekhyun yang memang sudah menyiapkan sarapan untuk nya dan Hanna.

Tentunya delivery. Mana bisa Baekhyun memasak. Yang ada bisa hancur dapur apartemen Hanna.

Selang beberapa menit, Hanna keluar dari kamar dengan muka bantalnya dan menyusul Baekhyun yang sudah duduk manis di tempatnya.

"Yha. Kusut sekali wajahmu. Setidaknya cuci muka dulu sana,"

"Aku sudah cuci muka. Wajah ku memang begini jika kurang tidur. Ish,"

"Jadi semalam kau tidak langsung tidur? Lalu apa yang kau lakukan?,"

Tersadar akan ucapannya tadi, Hanna buru-buru menggeleng. Bisa malu dia kalau Baekhyun tau Hanna tidak bisa tidur karena terlalu memikirkan ucapan Baekhyun.

"Hanya menyelesaikan sedikit revisi tugas akhir ku," jawabnya berkilah.

"Ck. Meski begitu, harusnya perhatikan juga jam tidur mu," omel Baekhyun.

Sedangkan Hanna hanya mendengarkan Baekhyun sambil memakan sarapannya dengan khidmat. Percayalah, perutnya sudah meronta-ronta minta diisi sejak mencium aroma makanan saat keluar dari kamarnya tadi.

Akhirnya, anak-anaknya mendapat asupan makanan pagi ini.

"Setelah ini kau ke kampus lagi?," tanya Baekhyun setelah menyelesaikan kegiatan sarapannya.

Hanna menggeleng, karena mulutnya masih penuh dengan makanan.

"Pelan-pelan saja makannya. Lihat, jadi belepotan begini kan?," ujar Baekhyun sambil membersihkan sisa-sisa makanan yang belepotan di sekitar mulut Hanna.

Hanna hanya menyengir saja. Menutupi kegugupannya karena tangan Baekhyun yang dengan seenak jidatnya yang mulus itu menyentuh bibir nya.

Padahal, kemarin-kemarin juga Baekhyun menyentuhnya langsung menggunakan bibir tipis milik pria itu. Hanna memang masih belum terbiasa dengan sentuhan Baekhyun yang tiba-tiba.

Meski dulu mereka sangat dekat, dan tidak jarang melakukan skinship. Tapi, ber jarak selama 5 tahun memang membawa dampak yang cukup lumayan untuk Hanna.

Baekhyun yang melihat Hanna makan dengan rakus hanya bisa menggelengkan kepala.
"Kau ini memiliki porsi makan yang lumayan banyak, tapi kenapa masih kurus begini?,"

Hanna menukikkan alisnya tidak terima di bilang kurus.
"Aku tidak kurus ya. Ini sudah ideal," sanggahnya yang memang benar. Dia tidak kurus, tubuhnya ini sudah ideal. Standard gadis korea.

"Tapi aku lebih suka gadis yang berisi," ujar Baekhyun.

"Yasudah. Katakan saja pada Taeyeon eonnie. Kenapa bilang padaku?," ketus Hanna.

"Ish. Dasar tidak peka," gumam Baekhyun.

"Kau mengatakan sesuatu?," tanya Hanna, karena dia hanya melihat Baekhyun menggerakan mulutnya tapi dia tidak mendengar suaranya.

"Tidak ada," jawab Baekhyun singkat.

"Setelah ini kau pulang kan?," tanya Hanna, lebih tepatnya mengusir secara halus.

"Kau mengusirku?," tanya Baekhyun balik, yang ternyata terlalu peka.

"Iya," jawab Hanna dengan santainya.

"Yak. Setidaknya jangan sejujur itu kan bisa," kesal Baekhyun yang dibalas kekehan ringan oleh Hanna.

"Aku harus pergi setelah ini oppa. Jadi, kau juga harus pulang, lagipula bukankah Manajer Im hanya memberi mu waktu istirahat sehari?," ujar Hanna sembari membereskan tempat makan bekas sarapan mereka.

"Iya, aku akan pulang setelah ini. Ngomong-ngomong kau mau kemana memangnya?," tanya Baekhyun.

"Ke rumah Bibi Jung Ri. Katanya Jojo oppa hari ini akan kedatangan teman-teman kuliahnya yang dari Amerika, Bibi ingin membuatkan pesta kecil-kecilan, jadi aku akan membantunya," jelas Hanna.

"Oh begitu. Salam untuk Joonhyun ya. Aku sudah lama sekali tidak bertemu dengannya,"

"Oke," jawab Hanna dengan memberikan seulas senyum manisnya.

Sebenarnya, dari semua percakapan yang terjadi pagi ini. Hanna sempat berfikir. Dimana kecanggungan yang dia bayangkan akan terjadi diantara dirinya dan Baekhyun. Kenapa semuanya terjadi biasa saja seperti tak ada apa-apa sebelumnya?

Apa Baekhyun sungguh tidak serius dengan ucapannya semalam? Aih, entah Hanna harus senang atau sedih sekarang.

"Yasudah, aku pulang dulu ya. Manajer ku sudah mengirim pesan agar aku segera ke tempat latihan sekarang," pamit Baekhyun.

"Baiklah, hati-hati di jalan. Jangan lupa makan dan istirahat yang cukup," pesan Hanna sebelum Baekhyun pergi.

"Iya. Kalau aku sakit, mungkin aku akan merepotkan mu lagi," saut Baekhyun dengan senyum jahilnya.

"Yak. Urus saja dirimu sendiri,"

"Kau ini jahat sekali. Aku kan jadi sakit hati,"

"Dasar drama,"

Dan Baekhyun hanya bisa terbahak puas mendengar Hanna yang semakin jengkel karena ulahnya.

Tiba-tiba Baekhyun mendekat dan memeluk Hanna erat, dia langsung menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Hanna. Tempat yang kini menjadi favoritnya.

"Aku serius dengan ucapanku semalam," Baekhyun bergumam cukup jelas di telinga Hanna, membuat Hanna menegang di tempatnya.

"Oppa.."

"Aku tau ini membingungkan. Tapi yang jelas, aku sudah tidak memiliki hubungan apapun dengan Taeyeon noona. Kau tidak perlu menjawab pertanyaan ku sekarang. Karena aku tau kau butuh penjelasan dariku,"

Baekhyun melepas pelukan mereka dan tersenyum lembut.

"Aku benar-benar mencintaimu Lee Yoon Hanna"

(COMPLETED!) Byun Baekhyun ; an Annoying Man I LoveHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin