Bab 44 | Sebuah Rencana

12.5K 483 2
                                    

Assalamualailum readers sekalian, terimakasih ya udah mau baca ceritaku sejauh ini... jangan pernah bosan memberikan vote coment kalian ya... karena itu semua sangat berharga bagi author.... HAPPY READING ... semua...

*  *  *

'Rencana telah tersusun rapi jauh-jauh hari, tinggal tarik pematiknya dan semua akan berakhir indah.'

*  *  *

Hembusan asap rokok yang mengepul memenuhi ruangan yang sangat tak layak ditempati, banyaknya barang-barang berbahaya maupun barang haram yang sengaja dibiarkan berada dipojok ruangan, decakan kesal seorang laki-laki kala ia memperoleh telepon terdengar menggema didalam ruangan.

"Bagaimana bisa?."

"..."

"Lo harus lebih giat lagi."

"..."

"Atau gak kita langsung ngejalanin rencana terakhir dengan cepat."

"..."

"Gue gak punya banyak waktu."

"..."

"Pokoknya lo ikutin aja rencana gue yang terakhir." Tuut.

'BRAAKK'

Ia melempar ponselnya dengan keras ke tembok hingga ponselnya hancur berkeping-keping.

"SIAAL, GUE GAK PUNYA BANYAK WAKTU. ARGHHH." dilemparkannya semua barang yang berada diatas meja hingga semua barang berceceran dilantai. Seringai jahat terbit disudut bibirnya.

"Sebentar lagi gue pasti bakalan milikin lo, gak peduli dengan keadaan lo yang sekarang." Ia beranjak pergi keluar dengan langkah lebarnya.

*  *  *

Seorang perempuan dengan pakaian yang seperti biasanya, modis dan terlihat anggun, berjalan dengan langkah anggun bak seorang putri di kerajaan dongeng. Ia memasuki restoran yang cukup terkenal dan laris dikalangan anak muda maupun dewasa, di hampirinya seorang laki-laki penjaga kasir untuk menanyakan seorang yang ingin ia temui.

"Aby nya ada?" Laki-laki yang tak lain adalah Seno memasang wajah tak sukanya menatap perempuan yang sekarang berada tepat dihadapannya.

"Dia lagi sibuk, gak bisa diganggu."

Kentara sekali ia tak menyukai perempuan yang menyandang status mantan pacar sahabatnya, ia tak menyukai perempuan ini karena ia sudah tau dari awal bahwa perempuan ini sangat matrealistis. Terbukti ketika ia meninggalkan sahabatnya hanya demi laki-laki yang lebih kaya dan sekarang perempuan ini kembali mendekati sahabatnya, sangat tidak punya rasa malu sama sekali.

"Gue pengen ketemu sama dia, tolong lo panggilin." Titahnya bak ratu yang harus dipatuhi segala perintahnya.

"Gue bilang dia lagi sibuk, gak bisa diganggu sama orang yang gak penting kayak lo." Meysa menatap Seno dengan  kesal.

"Bisa gak lo panggilin aja? Males gue debat sama lo."

"Bisa gak lo pergi aja? Males gue ngomong sama lo." Seno mengikuti gaya bicara Meysa membuat perempuan itu menggeram kesal.

"Ya udah kalau lo gak mau manggilin, gue bisa ke ruangannya sendiri." Meysa melangkah meninggalkan Seno yang sekarang berlari mengejarnya. Sebuah tangan menahan Meysa ketika ia ingin membuka kenop pintu ruangan Aby, ditepisnya dengan kasar tangan yang berani-beraninya menahannya.

"Ngapain lo megang-megang gue?, Jijik banget." Meysa mengelus tangannya yang sempat dipegang oleh Seno dengan memasang wajah jijiknya membuat Seno memutar bola matanya malas dengan kelakuan cewek bar-bar didepannya.

Imamku BerondongWhere stories live. Discover now