Bab 10 | (Bukan) Pernikahan Impian

19.1K 749 4
                                    

Assalamualaikum.... Selamat malam semua...

Dari segi judulnya udah pada tau kan ya?... Pasti tau lah... Wajar sih Asa kan terpaksa nikahnya sama Aby, bukan keinginan pribadi.. Tetapi mungkin bisa aja kali ya tumbuh benih-benih cinta dihati Asa untuk Aby... Kita berdoa aja ya sama-sama....

Cus.. Cus.. Dibacaaa... He he..

* * *

Dulu, sebelum kau menikah, surga ada dibawah telapak kaki ibumu, namun setelah kau menjadi tanggung jawab suamimu, surga ada dibawah telapak kakinya...

SJ

*  *  *

Hari ini adalah hari yang sakral bagi Aby dan Asa, karena hari ini mereka akan melangsungkan akad nikah yang akan dilangsungkan dirumah Asa dan dilanjutkan resepsi pernikahannya disebuah gedung yang telah disewa dan disiapkan Suci dan Lisa.

Asa duduk didepan meja rias dengan wajah datarnya. Ia tidak menginginkan pernikahan ini terjadi, apakah ia kabur saja?. Tetapi itu pasti akan melukai hati banyak orang. Asa menghela nafas, ia tak menyangka dalam beberapa jam lagi statusnya akan berubah menjadi istri dari Aby, si anak kepedean yang sering membuat risih dirinya dengan kelakuannya.

Seorang perias yang sedang merias wajah Asa, heran melihat wajah Asa yang tak ada bahagianya sama sekali, padahal hari ini seharusnya adalah hari bahagianya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seorang perias yang sedang merias wajah Asa, heran melihat wajah Asa yang tak ada bahagianya sama sekali, padahal hari ini seharusnya adalah hari bahagianya. Ia yang kelewat penasaranpun menanyakannya.

"Mbak, kok keliatannya gak bahagia gitu?."

Asa terperanjat, ia tersenyum tipis.

"saya gak apa-apa kok Mbak."

"tapi kok keliatannya gak bahagia gitu?."

"saya cuma sedih aja sebentar lagi saya pisah sama keluarga saya." Ia tak mau membeberkan masalahnya kepada orang asing, ia tak sepenuhnya berbohong ia juga sedih karena nantinya pasti ia akan tinggal bersama Aby dan meninggalkan rumah orang tuanya, alasan itulah yang juga membuatnya sedih.

"nah udah selesai."Asa menatap datar wajahnya yang semakin cantik setelah dirias melalui pantulan cermin. Seharusnya ia tak pernah mengalami hal ini, seharusnya ia tak akan menikah dengan Aby karena insiden tabrakan itu yang membuat ia dan Aby saling mengenal, dan seharusnya ia bisa ikhlas dengan yang ditakdirkan oleh Allah untuknya, inilah jalannya. Ia itu hanya seharusnya, detik ini ia belum bisa menerima pernikahan ini entah kapan ia akan menerima takdirnya dengan hati yang ikhlas, ia tak tau.

Asa duduk dengan diam menunggu sang Bunda datang. Baru beberapa menit ia menunggu, suara pintu dibuka membuat ia membalikkan badannya. Terlihat Suci tersenyum melihat Asa dengan air mata yang mengalir dipipinya. Melihat sang Bunda menitikkan air mata, membuatnya ikut menitikkan air mata. Suci menghampiri Asa lalu mengusap air mata yang mengalir dipipi putrinya.

Imamku BerondongWhere stories live. Discover now