Bab 26 | Perihal Pekerjaan Aby

15.7K 641 1
                                    

Assalamualaikum, Minal Aidzin Wal Faidzin teman-teman🙏🙏.... Mohon maaf lahir dan batin ya...🙏🙏.. Alhamdulillah author masih bisa update meskipun waktu hari raya, semoga teman-teman pada semangat ya bacanya....

*  *  *

Sesuai janji Aby semalam, ia mengajak Asa ketempat ia bekerja. Asa dengan senang hati mengiyakan ajakan Aby, ia sangat penasaran dengan pekerjaan laki-laki itu. Ia tak mau kembali mendapat dosa dengan berburuk sangka kepada suaminya sendiri. Ia bukan sengaja berburuk sangka kepada Aby, hanya rasanya tidak mungkin laki-laki yang dua tahun lebih muda darinya itu telah memiliki pekerjaaan. Sudah pernah ia katakan kan, bahwa didalam pikirannya Aby hanyalah anak manja yang hanya mengandalkan kekayaan orangtuanya saja tanpa mau berusaha. Aby menghentikan mobilnya tepat didepan sebuah restoran yang tergolong besar dan mewah, Asa mengernyitkan dahinya ketika Aby berhenti. Ia melihat keluar jendela.

"kok berhenti?."

Aby tersenyum mendengar pertanyaan Asa." yuk turun." walaupun merasa bingung, Asa tetap mengikuti Aby keluar dari mobil. Ia berjalan bersisian dengan Aby memasuki restoran itu.

"pagi Mas Aby, Mbak Asa." sapa salah seorang pegawai restoran.

Aby hanya mengangguk sekilas sedangkan Asa semakin dibuat bingung, kenapa mereka saling mengenal. Apakah Aby termasuk pelanggan tetap restoran ini sehingga banyak para pegawai restoran yang menyapa mereka?. Dan kenapa pula mereka bisa tau namanya?, perasaannya ia tak pernah sekalipun menginjakka kakinya direstoran ini baru hari ini.

"Aby kenapa kita kesini?, kita kan mau ke tempat kamu bekerja. Kenapa kamu malah bawa aku ke restoran ini?, kita gak mungkin sarapan lagi kan?, karena seingat aku dirumah kita udah sarapan." Aby hanya diam, ia mengajak Asa memasuki sebuah ruangan berpintu berwarna coklat.

"Aby kenapa kamu asal bawa aku masuk aja, gak sopan loh ini tempat orang, kayaknya ini ruangannya yang punya restoran deh." Asa memundurkan langkahnya keluar dari ruangan itu, Aby sebisa mungkin menahan tawanya melihat wajah Asa yang seperti maling tertangkap massa, sangat ketakutan. Tak dapat terbendung lagi, tawanya pecah seketika membuat Asa menatap Aby bingung, mengapa laki-laki itu tertawa?, apakah ada yang lucu?.

"Aby kok kamu malah ketawa?. Lebih baik kita keluar yuk, keburu pemilik ruangan ini ngeliat. Takutnya nanti kita disangka mau maling." Asa menarik lengan Aby untuk keluar dari ruangan itu, namun Aby hanya diam tak bergerak.

"ya Allah sayang, gak usah sepanik itu ini ruangan aku." ucap Aby akhirnya, ia tak tahan membuat Asa sibuk dengan keterbingungannya.

"ha?." Asa masih loading, ia tak paham dengan apa yang Aby ucapkan barusan.

Aby tertawa. "ini ruangan aku sayang, aku bosnya."

"b-bagaimana bisa?." Asa syok mendengar ucapan Aby, ini ruangan Aby?, berarti restoran ini milik Aby?. Benarkah?.

"masuk dulu sayang." Aby mempersilahkan Asa duduk di sofa ruangan ini diikuti dirinya yang duduk tepat disamping Asa.

"kamu masih gak percaya kalau ini ruangan aku?." Asa menggeleng seraya beranjak, ia memutar tubuhnya meneliti kesetiap ruangan ada apa saja didalam ruangan ini. Pandangannya terpaku dan terhenti kesebuah objek yang membuatnya yakin bahwa ini memang benar ruangan milik Aby.

"huh, sekarang aku percaya." Aby menaikkan alisnya, ia bingung dengan istrinya itu. Tadi ia menggeleng seakan tak percaya bahwa ini adalah ruangan miliknya namun tiba-tiba perempuan itu mengatakan bahwa ia percaya bahwa ruangan ini miliknya. Melihat Aby yang seakan bingung, Asa menunjuk sebuah objek yang tadinya membuat ia yakin bahwa ini ruangan Aby menggunakan dagunya. Aby menatap objek yang Asa tunjuk seketika senyumnya melebar. Ia menghampiri objek yang adalah foto pernikahan dirinya dan Asa tepat dimeja kerjanya. Aby mengelus foto itu lalu meraih tangan Asa menariknya untuk duduk dikursi kerjanya. Asa hanya menurut saja, ia memperhatikan foto itu dengan seksama, seketika rasa haru melingkupi hatinya ketika melihat foto pernikahan mereka terpajang diruangan ini.

Imamku BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang