Bab 8 | Akhirnya Menerima

17K 756 5
                                    

Assalamualaikum guys...

Akhirnya Asa mau nerima Aby juga ya.. Kita doakan saja semoga semua lancar sampai hari H nya ya...

Ada yang kangen sama Fahri???

Atau kangen sama author??
he he kan sapa tau ada yang kangen author.. Seneng deh kalau dikangenin... Oke langsung dibaca aja ya daripada ngeladenin author yang kayaknya pengin banget dikangenin.... Ha.. ha

* * *


Aby melangkahkan kakinya menuju kampus dengan malas. Entah kenapa sepertinya tak ada semangat lagi didalam dirinya semenjak penolakan Asa perihal lamarannya. Ia memicingkan matanya ketika melihat Asa yang seperti berjalan cepat kearahnya. Ah mungkin hanya perasaannya saja, mana mungkin Asa mau berdekatan dengannya, selama ini kan Asa seperti risih dekat-dekat dirinya yang seperti layaknya virus mematikan yang harus dihindari oleh Asa. Ia melanjutkan langkahnya hingga sebuah suara yang sangat ia rindukan memanggil namanya.

"Aby"

Ia pun memberhentikan langkahnya dan membalikkan badan menghadap kearah seseorang yang mungkin akan ia lupakan. Anggap saja dia tidak konsisten yang tiba-tiba menjauhi Asa karena penolakan lamarannya, hanya saja ia tak mau Asa semakin membencinya. Ia akhirnya memilih mundur, mungkin Asa bukan jodohnya.

"eh iya ada apa kak?" Aby berusaha bersikap normal, layaknya adik tingkat yang sopan kepada kakak tingkatnya.

"bisa kita bicara sebentar?"

Aby menaikkan alisnya

"eem sepertinya tidak enak kalau disini, kita bicara di sana saja" Asa menunjuk bangku panjang yang berada didekat mereka.

Aby mengangguk, mereka pun duduk dengan menyisakan jarak.

"Aby, sebelumnya saya mau minta maaf perihal lamaranmu yang saya tolak, saya tidak bermaksud begitu, hanya saja ada suatu hal yang mungkin tidak bisa saya ceritakan ke kamu. Saya harap kamu mau memafkan saya." Aby terdiam.

"gak apa kak, saya ngerti kalau cinta memang tidak bisa dipaksa. Sebelum kakak meminta maaf, saya sudah memaafkan kakak." Asa terenyuh mendengar ucapan Aby.

"apakah kamu masih mengharapkan saya?" tanya Asa ragu-ragu.

Aby menatap Asa sejenak, lalu mengalihkan pandangannya lurus kedepan, ia menghela nafas mendengar pertanyaan Asa.

"harapan itu pasti ada, tapi saya akan mencoba untuk menghilangkannya"

"bolehkah saya meminta bahwa jangan pernah kamu menghilangkan harapanmu?" Aby tertegun mendengar perkataan Asa, ia menatap Asa dengan tatapan tanya.

"maksud kakak?"

"maaf pernah menolakmu, apakah masih ada kesempatan bagi saya untuk menerimamu?" Asa menundukan kepalanya.

Aby bagai diberi sebongkah berlian mendengarnya. Jadi Asa menerima lamarannya?. Benarkah? Apakah dirinya sedang bermimpi?.

"maaf kak, saya belum paham maksud kakak"

"saya menerima lamaranmu Aby"

Aby tersenyum begitu lebarnya kearah Asa "terimakasih" Asa hanya mengangguk pelan sambil tersenyum tipis.

Huh mungkin ini yang terbaik untuk dirinya, belajarlah mencintainya Asa. Batinnya terus bersuara, menguatkan dirinya.

* * *

Hari ini adalah hari dimana Aby akan melamar Asa secara resmi. Ia dan keluarganya kecuali Fahri, memasuki rumah Asa dengan jantung yang berdebar-debar. Sungguh sangat aneh rasanya ia waktu dulu melamar Asa tidak sebegini gugupnya. Tetapi sekarang setelah mendengar lamarannya diterima Asa tempo hari ia semakin gugup, aneh sekali. Ternyata Asa sangat berpengaruh bagi jantung dan hatinya. Ketika ia memberitahukan kepada Papa dan Mamanya bahwa ia akan menikahi Asa, Fandi langsung setuju mendengarnya. Karena ia tau, Aby sudah mampu menafkahi istrinya tanpa meminta kepadanya. Lisa langsung menghambur kepelukan Aby ketika mengetahui Aby akan menikahi Asa, ia sangat bahagia akhirnya Asa bisa menjadi menantunya.

Imamku BerondongWhere stories live. Discover now