Bab 5 | Lamaran Mendadak

22.5K 1K 19
                                    

Aku langsung update 2 Bab sekaligus nih supaya para readers senang jadi aku update double. Sorry ya kalau update nya lama. Maklum authornya masih mencari bahan cerita yang menarik untuk mengisi beberapa Bab ABYASA ini kedepannya seperti apa. Semoga kalian suka ya sama cerita ini.

Salam sayang

Author labil he he

* * *

Sejak hari dimana Aby mengirimkan pesan ke Asa pada saat sepulang ia diantarkan Fahri. Aby pun kerap kali mengirimkan pesan-pesan yang menurut Asa tidak penting yang dijawabnya meskipun dengan singkat.
Dan jangan lupakan sikap Aby yang seperti ingin dekat dengannya membuat Asa risih, contohnya waktu mereka mengadakan les privat di caffe waktu itu Aby sepertinya tak mendengarkan penjelasan Asa malahan laki-laki itu memandangi Asa dengan tatapan berbinar-binar yang semakin membuat Asa risih.

Kelakuan Aby yang semakin berani dengannya seperti mencari kesempatan dalam kesempitan ketika mengajak Asa pulang bersama alasannya ada materi yang belum ia mengerti membuat Asa semakin jengah dengan adik tingkatnya itu. Ingin sekali Asa mencakar wajah Aby yang ketika meminta pulang bersamanya memasang wajah sok polosnya itu tetapi Asa masih terus bersabar saja menghadapi Aby yang membuatnya risih itu. Ia tidak mau nantinya ada artikel tentang 'seorang mahasiswi mencakar wajah adik tingkatnya hingga membuatnya luka-luka karena kelewat gemas' kan gak banget kalau sampai ada artikel seperti itu.

Tetapi hari ini Asa sangat heran karena tak melihat batang hidung Aby sama sekali 'kemana anak itu?' pikirnya. Karena biasanya Aby selalu merecokinya setiap hari entah itu berangkat ataupun pulang kuliah. Bukannya Asa merasa kehilangan dengan tak munculnya Aby disekitarnya ia sangat senang sungguh, tetapi heran juga laki-laki itu tiba-tiba saja menghilang mendadak bahkan ia sama sekali tidak mengirimkan Asa pesan seperti biasanya.

"hayo ngelamunin apa?" Asa tersentak kaget ketika Iza, Aya dan Fara muncul dihadapannya dengan tiba-tiba.

"astaghfirullah kalian ini ngagetin aja, untung gue gak ada riwayat penyakit jantung." kesal Asa.

"ya habisnya lo dari tadi ngelamun mana tau kedatangan kita, ngelamunin apa sih?" Fara duduk disamping Asa diikuti Iza dan Aya.

"gak ngelamunin apa-apa kok, gue cuma bingung aja tumben anak  kepedean itu gak ngerecokin gue lagi."

Ketiga teman Asa memicing kearahnya membuat Asa memandang mereka aneh "apa?" tanyanya.

"ciee yang kangen sama si berondong." kompak mereka bertiga.

"dulu katanya gak suka sama si berondong itu."

"katanya gak mau dekat-dekat sama dia."

"risih dekat-dekat dia."

"dia itu kekanakan, belum dewasa belum-.."

"ih kalian apaan sih? Lagian siapa yang suka sama dia orang gue cuma penasaran aja. Lagian kalau dia gak ganggu gue lagi gue malah senang kok, akhirnya kehidupan damai gue bisa kembali lagi seperti semula." Asa tersenyum senang membayangkan kehidupannya yang akan damai, tentram, dan aman sentosa tanpa ada gangguan dari Aby 'si anak kepedean'. lagi membuat temannya melongo seketika. Mereka dengan serempak memegang dahi Asa memastikan apakah sahabatnya ini sakit atau tidak karena yang mereka lihat Asa daritadi senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

"gak panas." gumam mereka.

"apa kerasukan jin iprit ya?" celetuk Fara

Asa mencubit tangan Fara yang mengatainya kerasukan jin.

"sembarangan."

"ya habisnya lo aneh senyum-senyum sendiri."

"ya gue senang aja karena si anak kepedean itu akhirnya gak ganggu gue lagi." lagi-lagi Asa tersenyum, membuat ketiga temannya itu memandangnya aneh.

Imamku BerondongWhere stories live. Discover now