36 : Hey from Stranger

1K 158 14
                                    

Aku menatap layar laptopku.

Mengetik kata demi kata untuk membuat sebuah cerita.

Tugas bahasa Indonesia menuntutku untuk melakukan hal ini.

Tanpa sadar, aku terus menuliskan sesuatu yang aneh.

Sesuatu yang sepertinya pernah aku alami.

Tentang seorang gadis bernama Gayatri dan seorang pemuda bernama Dipta.

Ya, entah siapa Dipta.

Aku juga tidak tahu.

Namaku Gayatri dan sekarang aku sedang duduk menatap layar laptopku dengan heran. Hingga sebuah ketukan pintu membuatku terbangun dari lamunanku.

"Masuk aja!" seruku tanpa mengalihkan pandanganku dari layar laptopku.

Pintu terbuka dan suara helaan napas membuatku mengetahui siapa yang sekarang masih berdiri di ambang pintu.

"Mau apa? Mau nyuruh gue baca pikiran Lisa lagi?" Aku beralih menatapnya, Gilang, saudara kembarku. "Terakhir kali lo minta tolong, lo hampir jatuh ke gorong-gorong."

Gilang memutar bola matanya sebelum akhirnya melangkah mendekatiku. "Kakaknya temen gue ada yang minta kontak lo."

Aku mengernyit. "Kakaknya temen lo? Buat apa?"

Gilang mengedikkan bahunya. "Mana gue tau."

Aku mendengus pelan. "Nggak usah bagi, gue nggak suka kontak gue dikasih orang asing nggak jelas."

"Ini jelas kok."

"Jelas apanya?"

"Orangnya."

Aku menghela napas pelan. "Lang."

"Ya."

"Nggak usah bagi, nggak usah macem-macem." Aku kembali menatap layar laptopku. "Gue sibuk."

Gilang yang berdiri itu kemudian meletakkan sikunya ke atas ubun-ubunku dan menjadikanku sebagai sandaran. "Sibuk ngapa sih lo?"

Dia kemudian menatap layar laptopku, sebelum akhirnya dia nyaris terjatuh karena aku menyingkirkan tangannya dari kepalaku dengan kasar.

"Ya," katanya lalu mengambil alih mouseku.

"Apa?" jawabku dengan nada kesal.

"Kok lo udah tau Bang Dipta?" tanyanya heran sembari melakukan scrolling pada tugas yang sedang kukerjakan.

Aku mengerutkan bibirku sejenak dan berpikir sejenak. Aku juga tidak tau kenapa aku menuliskan cerita itu. Aku juga tidak tau kenapa rasanya aku pernah melalui semua itu.

Aku mengedikkan bahu. "Entah, gue nulis aja."

Gilang menatapku. "Apa ini something yang aneh lagi?"

"Maksudnya?"

"Just like, gue sama Lisa yang ketemu dalam mimpi dan lo yang bisa baca pikiran orang."

Kami berdua sama-sama terdiam, saling menatap satu sama lain sembari berpikir keras. Kami berdua tau, semua ini karena orang tua kami. Memang tidak bisa dicerna menggunakan logika, bahkan kami pun masih tidak percaya bahwa semua ini benar-benar nyata.

Hingga sebuah notifikasi linemuncul pada layar ponselku yang berada tepat di samping laptop.

Dipta : Hey, my future wife :)

🌸🌸🌸

"Ini waktu bagiku untuk menepati janjiku bukan?"

Semesta

🌸🌸🌸

Vote dan komen yang banyak biar cepet update wkwkkwkw

7 September 2019

Read Your HeartWhere stories live. Discover now