35 : Aneh

927 135 14
                                    

Aneh.

Itu yang kupikirkan ketika aku terbangun di pagi hari ini. Rasanya semua pernah aku alami, hanya saja aku tidak ingat apa yang terjadi. Semalam aku bermimpi bertemu dengan seorang wanita dan dia mengatakan hal-hal aneh pula.

Namaku Gayatri, biasa dipanggil Aya, tapi jangan tambahin s di depan sama ng di belakang. Nanti baper.

Hari ini aku berjalan di lorong, menuju perpustakaan untuk mengambil beberapa buku paket yang akan digunakan untuk pelajaranku hari ini. Ralat, bukan beberapa, tapi banyak. Masing-masing anak mendapat satu buku setebal 400 halaman lebih kertas A4 dan jumlah anak di kelasku ada 33 orang.

Sedihnya, hanya aku yang mengambil sebagai seksi perpustakaan. Sebenarnya ada dua orang, tapi manusia yang lain sedang berada di UKS karena asmanya kambuh.

Dan untungnya, perpustakaan menyediakan keranjang seperti trolly untuk membawa buku. Jadi aku menggeret dua keranjang dan mengangkat keduanya pula satu per satu saat menaiki tangga.

Aku terdiam sejenak di salah satu anak tangga, menatap sekitar curiga.

Sebentar, sepertinya aku pernah melakukan hal ini. Ketika aku kelas X tapi kapan? Aku juga masih kelas X, tapi aku baru masuk SMA beberapa hari yang lalu.

"Hey, mau gue bantu?" tawar seorang siswa yang melihatku sedang susah payah mengangkat sebuah keranjang menuju lantai atas.

Aku menatapnya selama beberapa saat, lalu mengangguk ragu. Dia tampak tidak asing dan aku merasa sudah mengenalnya, tapi aku ragu. Dia kemudian mengangkat keranjang lain yang masih ada di lantai bawah dan menyusulku.

"Makasih loh sumpah," ujarku ketika dia sudah berada di anak tangga yang sama denganku.

"Iya sama-sama," sahutnya. "By the way kita sekelas enggak sih?"

Aku menatapnya sejenak, sembari berpikir. Mungkin karena kami berada di kelas yang sama, aku jadi tidak merasa asing dengannya. 

"Lo Gayatri kan?" ujarnya lagi.

Aku mengangguk. "Tristan?"

Entah darimana nama itu kudapat, hanya terbesit saja dibenakku dan dia mengangguk seraya tersenyum. Tanpa sadar tanganku mengepal di samping tubuh, senyumnya membuat aliran listrik menyengat begitu saja di sekujur tubuhku. Membuat dadaku berdesir pelan.

"Ay, mungkin ini kedengerannya aneh tapi gue ngerasa udah kenal lo jauh sebelum ini," ujarnya seraya mengusap tengkuknya.

"Gue juga, tapi aneh aja. Gue enggak pernah ketemu sama lo sebelum masuk sini."

Dia mengangguk-angguk setuju. "Lo punya pacar?"

Aku menggeleng kikuk.

"Sama, gue juga."

Sial, kenapa jantungku berdegup kencang?

Tanpa menanggalkan senyumnya, Tristan menarik trolly berisi buku yang tadiku bawa begitu saja menuju kelas.

"Ayo, Ay."

"Woy, tunggu!"

Dan aku pun berlari mengejarnya.

Sebuah awal yang mungkin tidak akan ada ujungnya, tentang aku yang berlari mengejarnya. Seseorang yang tidak bisa kugapai.

Entahlah, aku juga tidak tahu.

Aku hanya berpikir seperti itu.

Namaku Gayatri dan sampai jumpa di lain hari.

🌸🌸🌸

Sampai di sini aja ya.

See you guys.

Terima kasih sudah membaca.

30 Juli 2019


Read Your HeartWhere stories live. Discover now