SIDRA XIX : White Rose Belonging to King Sidra

11.3K 1.5K 148
                                    

"APAKAH anda ingin teh hangat yang mulia?"

Tanya salah satu pelayan kerajaan membungkuk dihadapan Raja Sidra Tertua yang sedang duduk di bangku khususnya yang berada dilantai langit dengan Ratu Agung Basilia yang setia mendampinginya, disudut ruangan penasihat kerajaan dan perdana menteri serta pihak kerajaan lainnya sudah menduduki bangkunya masing-masing.

Pagi ini Raja Mingyu Sidra akan membawa sang kekasih, Delmora Wonwoo kehadapan sang ayah, Raja Altair Inhaeng Sidra. Semuanya menunggu kedatangan si manis bermata rubah itu.

Tak lama terbuka lah pintu besar ruangan yang bercorak bintang dan seluruhnya pun bangkit dari tempat ternyaman mereka, seluruhnya hampir saja menjatuhkan rahang mereka kala melihat sosok manis yang sedang memeluk lengan raja agung mereka.

Tak lama terbuka lah pintu besar ruangan yang bercorak bintang dan seluruhnya pun bangkit dari tempat ternyaman mereka, seluruhnya hampir saja menjatuhkan rahang mereka kala melihat sosok manis yang sedang memeluk lengan raja agung mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bahkan Raja Altair pun sampai tidak mengedipkan matanya karena ingin melihat begitu jelas bagaimana sosok yang sangat dicintai serta dipuja-puja oleh putranya itu.

"Delmora Wonwoo, aku bisa merasakan sesuatu yang berbeda dari dirinya."

Lirih penasihat kerajaan menatap Wonwoo yang mulai melangkahkan kakinya perlahan menuju Raja Altair sambil memeluk lengan Mingyu takjub.

"Berbeda? Apa maksud mu penasihat?"

Tanya perdana menteri yang berdiri disisinya tak paham.

"Entah lah, aku rasa.. Aura kecantikannya semakin menguat namun wajahnya tidak terlihat sepolos awal bertemu."

"Mungkin itu hanya perasaan mu, penasihat."

"Aku tidak pernah salah menilai seseorang, perdana menteri. Delmora yang aku temui diawal sangat polos hingga kesuciannya bisa aku rasakan, namun kini... Ah entah lah, aku ingin tahu apa pendapat Raja Tertua tentang pilihan Raja Sidra."

Detak jantung Wonwoo mendadak tak beraturan kala dirinya sudah berdiri dihadapan Raja Sidra Tertua dan Ratu Agung Basilia, jemarinya meremas kuat lengan Mingyu dan salivanya diteguk dalam.

"Selamat pagi ayahanda, salam dari ku untuk Raja Sidra Tertua yang sangat aku hormati."

Mingyu membungkuk sopan pada sang ayah lalu di ikuti dengan Wonwoo dengan sedikit kecanggungan.

"Selamat pagi, Sidra."

Timpal sang raja dan Mingyu serta Wonwoo pun kembali menegapkan tubuh mereka, pandangan Mingyu pun lurus kedepan untuk menatap ayahnya sedangkan Wonwoo menunduk sambil menggigit bibir bawahnya gugup.

Bagaimana tidak gugup? Wonwoo berhadapan dengan Raja Tertua Sidra yang amat disegani oleh rakyat, tidak mudah bagi Wonwoo untuk menyembunyikan jiwa rakyatnya yang sudah mendarah daging.

"Sesuai dengan janji ku semalam, aku datang pagi ini untuk memperkenalkan seseorang yang sangat berarti didalam hidup ku, Delmora Wonwoo, kekasih ku ayahanda."

[✔] SIDRA (GOD LUCERNE)Where stories live. Discover now