SIDRA XV : The Problem Is With You

11.9K 1.6K 226
                                    

"CEPATLAH pulih sayang, aku rindu melihat bibir cantik mu tersenyum."

Lirih Inhaeng seraya mengecup kening Yongsun yang terbaring lemah di atas ranjang, terlihat kesedihan yang mendalam dimata Raja Sidra Tertua itu. Setelah diteteskan ramuan buatan tabib timur, Inhaeng menyelimuti tubuh kurus sang istri. Ratu Basilia yang setia berdiri dibelakang sang raja pun menatap keduanya dengan tatapan sendu.

"Ratu Astrid pasti akan sembuh, dia ratu yang baik."

Inhaeng pun mengangguk lalu bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati istri keduanya, membawa sang istri kedalam pelukan dan mengecup keningnya penuh kasih.

"Aku minta doa mu sayang."

"Aku selalu mendoakan yang terbaik untuk sang ratu, suami ku."

"Terima kasih banyak."

Sang raja pun mengecup singkat bibir ratu cantik itu menciptakan rona merah di pipinya, manik dalam keduanya pun saling bertatap.

"Aku beruntung memiliki mu, kau sangat baik dan juga pengertian."

Sang ratu terkekeh malu.

"Ini sudah kewajiban ku, menghormati dan mengabdi pada mu suami ku."

Inhaeng mengangguk dan mengelus sisi pipi istri cantiknya itu.

"Apa yang kau ingin kan dari ku sayang? Perhiasan? Atau Nara?"

(Nara: Patung emas sang ratu yang dibangun di Kerajaan Sidra untuk mengakui bahwa ia adalah bagian dari kerajaan dan istri muda raja. Ini hanya ada di SIDRA ya hehe)

Sang ratu terkekeh manis.

"Aku sangat terhormat bisa dibangunkan Nara oleh mu, tapi boleh kah aku meminta satu permintaan lagi?"

Inhaeng berpikir sejenak lalu tak lama mengangguk.

"Katakan saja apa mau mu cinta ku?"

Sang ratu pun tersenyum senang, dilingkarkan tangannya pada leher sang raja lalu dielusnya sisi pipi suaminya lembut.

"Aku ingin upacara Dakari dibatalkan dan tolak semua hal yang diusulkan oleh penasihat kerajaan."

Sontak Inhaeng pun membulatkan matanya terkejut.

"Dibatalkan? Atas dasar apa?"

"Suami ku, aku tidak rela rakyat suci mu menjadi tumbal upacara menyeramkan itu meskipun ganjarannya adalah tempat di Vinara. Aku yakin putra kita, Mingyu Sidra tidak akan menyetujui upacara keramat ini."

Raja pun terdiam, memikirkan kembali ucapan istri cantiknya ini sedangkan sang ratu memilih menenggelamkan wajahnya di dada bidang suaminya dan memejamkan matanya.

"Cinta mu pada ku sangat lah besar, apakah menuruti permintaan kecil ku itu terasa sulit bagi mu sayang?"

Inhaeng menghela nafasnya lalu menangkup wajah sang ratu, menatapnya dalam dan bibirnya tersenyum tipis.

"Aku mampu menurutinya tapi upacara Dakari sangat penting untuk Astrid sayang, aku tidak bisa membatalkan—"

"Jika itu alasannya, maka aku dan Basilia kecil akan kembali ke Kerajaan Basilia. Aku akan menobatkannya sebagai Raja Basilia, bukan raja penerus Kerajaan Sidra selanjutnya."

"T-tidak sayang, Basilia putra ku, ia harus ikut bersama ku di Kerajaan Sidra. Jangan jauhkan ia dari ku, aku sangat menyayanginya."

Ucap raja menatap sang ratu dengan tatapan yang sangat dalam, sungguh Seokmin adalah putra bungsu kesayangannya. Apapun akan ia lakukan agar tetap bersama dengan putranya meskipun Mingyu Sidra yang selalu mewujudkan impiannya. Inhaeng sangat menyayangi kedua putranya meskipun mereka lahir dari ibu yang berbeda.

[✔] SIDRA (GOD LUCERNE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang