"Itu tidak benar," sanggah Hanna.
"Aku tidak pernah menyukaimu, entah itu saat 5 tahun lalu ataupun saat ini. Semua tuduhanmu dan Taeyeon eonnie itu salah. Aku-"

Ucapan Hanna terpotong saat Baekhyun mencuri kecupan di bibirnya.

"Tidak usah berbohong, kau tidak pandai melakukannya di depan ku," ujar Baekhyun dengan suara rendahnya.

Hanna melotot marah pada Baekhyun, namun pria itu bersikap seolah yang dilakukannya barusan bukanlah suatu kesalahan.

Baekhyun mendekatkan lagi wajahnya ke arah Hanna. Tapi Hanna berhasil menghentikannya.

"Jaga sikapmu Baekhyun-ssi, atau aku hanya akan semakin membencimu," ucapnya.

"Aku tidak pernah menyukaimu kapanpun itu, pria menyebalkan seperti mu tidak pernah masuk ke dalam kriteria orang yang harus aku sukai, apalagi dia berani bicara kasar pada perempuan, jangan harap pria seperti itu bisa mendapatkan hatiku. Aku membencimu, ingat itu. Dan untuk semua tanggapanmu tentang sikap ku akhir-akhir ini, kau salah besar. Kau pernah jadi bagian dalam hidupku, dulu aku sudah menganggap mu seperti kakak, jadi ku rasa wajar jika aku masih sedikit memberikan perhatian ku dan rasa khawatirku padamu, tapi dengan bodohnya kau menghancurkan semua itu karena wanita yang sampai saat ini masih kau puja-puja, tentu saja aku marah jika berhubungan dengan wanita itu, jadi jangan berfikir aku cemburu karena aku menyukaimu. Hal mustahil seperti itu tak pernah terlintas sedikitpun dalam benakku, jika pun Tuhan berkehendak memberikan perasaan itu padaku, aku akan memohon semampu ku agar Dia hapuskan perasaan sialan itu dariku," jelas Hanna panjang lebar yang cukup mencubit hati kecil Baekhyun.

Hanna hendak bangkit, tapi lagi-lagi Baekhyun menahannya.
"Maaf," ucap Baekhyun seraya memandang Hanna dengan tatapan sendunya.

Terdengar Hanna menghela nafas beratnya sebelum ia bicara, "sejujurnya aku sudah memaafkan mu, tapi karena ulah mu barusan, ku rasa tidak seharusnya aku semudah itu memaafkan pria brengsek sepertimu," ucapnya kemudian bangkit dan berlalu meninggalkan Baekhyun.

Bertepatan saat Hanna berbalik, saat itu juga lampu bus menyala. Memperlihatkan tatapan nanar Baekhyun yang mengiringi kepergian Hanna.

Terdengar Ah Ra menanyakan perihal Hanna yang baru kembali darimana. Iya Ah Ra sudah datang bersama Sehun tadi saat balap gokart telah selesai.

"Hanya memastikan seluruh member EXO tidur dengan baik," jawab Hanna.

"Oh begitu, bisa tolong bangunkan mereka? Sebentar lagi kita akan sampai," pinta Ah Ra yang langsung saja Hanna tolak.

"Maaf eonnie, aku merasa tidak enak menganggu orang tidur," ujarnya merasa tak enak hati juga.

"Yasudah, kalau begitu kau urus ini ya," suruh Ah Ra seraya menyerahkan satu kotak yang Hanna sendiri tak tau apa isinya.

"Baik eonnie," jawab Hanna.

"Ini daftarnya, kau bisa memasukkan barang-barang yang ada disana sesuai daftar itu," tambah Ah Ra. Hanna hanya mengangguk menanggapi.

Saat Ah Ra pergi, Hanna duduk di bangkunya dan membaca daftar yang Ah Ra berikan. Daftar perlengkapan mandi anggota EXO. Ternyata mereka tidak membawa perlengkapan mandi karena berfikir akan menginap di hotel yang sudah pasti perlengkapan mandinya telah disiapkan. Tapi, ternyata mereka akan menginap di villa, sehingga mereka terpaksa meminta bantuan kru untuk membelikan perlengkapan mandi mereka. Dan saat ini Hanna di tugaskan menyiapkan perlengkapan mandi mereka sebelum diserahkan kepada mereka. Iya, sudah di pastikan Hanna yang harus menyerahkan langsung kepada mereka nantinya.

Hanna hanya menghelas nafas lelah.

"Tau begini, aku bangunkan mereka saja," gumamnya lirih.

Hanna pun mulai memasukkan perlengkapan-perlengkapan mandi sesuai kebutuhan member kedalam kantong yang sudah disediakan.

"Sudah selesai?," tanya Ah Ra setelah kembali dari bicara dengan PD-nim yang duduk di depan dekat supir.

"Ku rasa mereka salah membeli satu pesanan member eonnie," ujar Hanna seraya memeriksa kembali perlengkapan Baekhyun yang masih kurang.

"Milik siapa?," tanya Ah Ra.

"Baekhyun," jawab Hanna.

"Bukankah itu sama saja dengan yang di tulis Baekhyun?," tanya Ah Ra lagi.

"Memang, tapi ada kandungan yang berbeda di dalamnya, kulit Baekhyun terlalu sensitif, dia tidak bisa menggunakan yang ini," jelas Hanna.

Ah Ra mengernyit, "kau sepertinya tau sekali kebutuhan Baekhyun," katanya sambil tersenyum menggoda.

"Aniya. Bukan begitu maksud ku," sanggah Hanna mencoba menjelaskan.

"Arra. Arra. Kalau begitu kau bisa bantu belikan yang kurang itu?, di dekat penginapan seingatku ada supermarket. Kau bisa beli disana,"

"N-ne eonnie," jawabnya.

Beberapa saat kemudian, bus berhenti di parkiran Villa, Hanna langsung saja mengajak salah satu kru pria untuk menemaninya ke supermarket.

Tak butuh waktu lama, Hanna mendapatkan apa yang dia cari. Segera mungkin dia kembali ke Villa dan memberikan perlengkapan mandi milik Baekhyun kepada orangnya. Yang lain sudah Ah Ra bagikan tadi saat para member sampai di kamar masing-masing.

Meski enggan menemui Baekhyun, tapi Hanna mencoba profesional saat ini. Di ketuknya pintu kamar Baekhyun, tak lama sang pemilik kamar pun membuka pintunya.

"Aku ingin mengantarkan ini," ujar Hanna seraya menyerahkan satu kantong berisi perlengkapan mandi Baekhyun yang langsung diterima oleh Baekhyun.

Baru Baekhyun ingin mengucapkan terima kasih, Hanna sudah berlalu dari pandangannya.

"Terima kasih," gumam Baekhyun yang Baekhyun sadari tidak akan mungkin di dengar Hanna. Baekhyun tau kenapa Hanna bersikap seperti itu, meski sedih tapi Baekhyun memakluminya.

(COMPLETED!) Byun Baekhyun ; an Annoying Man I LoveKde žijí příběhy. Začni objevovat