Part 30

69 3 0
                                    

Tanpa mereka sadari dokter yang menangani Rizal berlari melewati mereka dan memasuki ruangan Rizal. Otomatis membuat mereka bertanya tanya ada apa dengan Rizal.

Tasya berlari menuju jendela yang bisa melihat aktivitas dokter yang menangani Rizal. Melihatnya saja Tasya sudah tak sanggup ia lurus jatuh ketanah menahan isakan tangisnya ia melihat melihat dengan jelas kalau Rizal........

__________

Semua tak sanggup harus melihat apa yang terjadi pada Rizal. Mereka nampak tak percaya tapi itulah kenyataannya. Apa kabar dengan Kayla saat tau apa yang terjadi pada Rizal.

"engga itu pasti bohong" lirih Tasya sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"bilang sama gua kalo itu semua bohong kalo itu semua mimpi." lanjutnya masih dengan posisi duduk di lantai.

Azka yang melihatnya tampak sakit. Ia tau seberapa besar ketakutan wanita ini akan adiknya sama halnya dengan Azka dulu. Azka mensejajarkan tubuhnya pada Tasya dan merengkuh tubuh wanita itu kedalam pelukannya.

"lo harus kuat kita berdoa semoga itu tak akan terjadi. Percaya akan mukjizat dari tuhan" Ucap Azka pada Tasya.

"tapi Rizal....." tak sampai dia melanjutkan katanya dokter keluar dengan tampilan lesunya.

"keluarga Rizal?" tanya dokter itu.

"saya kakaknya dok" ucap Tasya sambil menghapus jejak air matanya.

"maafkan saya pasien juga mengalami benturan di area kepala dan juga semua sel kanker sudah menyebar di dalam tubuhnya. Maafkan kami, kami tidak bisa menyelamatkannya ia telah meninggal dunia. Sekali lagi saya minta maaf dan permisi" ucap dokter itu membuat mereka semua mendadak lemas.

Tasya terkejut mendapati Rizal telah meninggalkannya langsung pingsan untuk ada Azka yang siap menahannya agar tak jatuh lantai.

"hey Tasya hey tasya bangun" ucap Azka sambil menepuk pipinya pelan tapi tak ada reaksi sama sekali.

Setelah 1 jam berlalu Rizal dibawa kerumahnya. Ibunya menangis sambil menciumi wajah anaknya itu.

"jemput bidadarimu disana jangan biarkan ia diambil oleh orang lain lagi selain dirimu. Semua sudah kamu wujudkan terbukti dari senyumanmu saat ini. Aku bangga padamu anakku, semoga kau bahagia disana" bisik ibunya di telinga Rizal.

Proses pemakaman berjalan dengan lancar. Tak ada satu orang pun yang bisa menahan tangisnya mereka semua menangis. Masih tak menyangka apa yang terjadi sekarang, mereka juga merasa kehilangan mungkin ini jalan yang terbaik untuk Rizal.

Aldo dan Reno masih tak menyangka sahabatnya telah tiada sama seperti Putra yang pergi meninggalkan mereka. Mereka berusaha tak menangis saat tubuh Rizal di angkat dan di letakan di dalam tanah. Tapi apalah daya mereka, yang akhirnya menangis juga.

Berbeda di tempat pemakaman Rizal di rumah sakit Kayla sadar tapi tak melihat satu orang pun kecuali ada seseorang yang tidur di sofa ruangannya.

Kayla mencoba meraih air yang ada di samping ranjangnya dengan hati hati tapi gelas itu jatuh duluan menimbulkan suara pecahan kaca yang membuat seorang yang sedang tidur itu terbangun.

"astaga Kayla. Kamu mau apa?" ucap Dimas dengan keadaan panik.

"A...ir...." ucap Kayla sambil memejamkan matanya.

"sebentar ya aku ambil kan dulu" kata Dimas langsung pergi luar ruangan untuk meminta air.

Kayla membuka matanya saat Dimas sudah hilang dari pintu. Ia masih mencoba mengingat apa yang terjadi sampai sampai ia berada dirumah sakit. Seakan ingat apa yang terjadi Kayla langsung mencoba bangun dari tempat tidur. Saat ia mencoba bangun ia merasakan pusing di bagian kepalanya dan hampir saja jatuh kalau Dimas tak menahannya.

Pergi dan Hilang (End)Where stories live. Discover now