part 25

64 4 0
                                    

Pada suatu ketika, kepergian yang dulu kau sesali kini kau syukuri. Sebab barang kali kau tak sebahagia ini

Kayla.

"Dek" panggil Nial.

"Gua banci hidup, percuma gua hidup kalo ujung ujungnya gua gak akan pernah ngerasain namanya bahagia." Teriak Kayla.

"Kayla jaga ucapan kamu" tegur Nial.

"Bunda Ayah Kayla ingin ikut dengan kalian. Putra bawa aku ikut bersamamu, aku___" tangis Kayla semakin kencang disertai teriakan atas ucapannya.

Nial meminta agar Fany mendekati Kayla untuk menenangkannya.

"Hey kamu gak boleh ngomong begitu, masih banyak orang yang sayang sama kamu masih banyak orang yang akan membuat kamu bahagia. Jika kamu mendengarkan apa yang lelaki itu ucapkan sama saja kamu tak mempercayai tuhanmu yang sudah mengatur apa yang akan terjadi kedepannya." Ucap Fany sambil memegang bahu Kayla.

Kayla berdiri dan langsung memeluk Fany dengan erat.

"Aku takut kak, aku takut semua yang aku sayang akan pergi ninggalin aku. Aku gak mau kehilangan lagi, aku___"

"Suttt jangan pikirin macem macem. Pikirkan saja yang sekarang, bila orang itu pergi pasti itu sudah kehendak Tuhan jadi kamu gak perlu merasa bersalah" terang Fany.

"Dengerin kakak, yang kamu pikirkan atas ucapannya belum tentu itu akan jadi kenyataan. Jadi yang harus kamu lakuin jalani yang sudah kita jalani yang belum kita jalani jangan kau pikirkan ngerti?" tanya Fany dan di angguki Kayla.

"Yaudah kita makan lagi Yu" ajak Fany.
______
Di lain tempat Rizal,Reno dan Aldo sedang nongkrong sehabis mengantar Kayla tadi.

"Jadi mau tetep mencintai dalam diam?" Tanya Reno sambil menekan kalimat 'mencintai dalam diam' itu.

"Entah lah gua pun bingung harus kaya gimana? Seandainya..."

"Jangan ngomong seandainya kalo Lo sendiri belum bisa ngeyakinin hati Lo" potong Aldo.

"Ingat zal kesempatan engga akan datang dua kali. Jika lu niat buat Kayla tertarik nanti gua akan bilang sama Dimas buat kasih kesempatan itu" ucap Reno pada Rizal.

"Dimas gak akan kasih gua kesempatan buat bikin Kayla sama gua. Gua tau gimana dia. Dia sama kayak Putra sekali milik dia ya orang lain gak akan milikin itu semua." Ujar Rizal pada kedua sahabatnya.

"Kata siapa kan lu sendiri belum ngomong sama guanya" ucap Dimas yang membuat mereka bertiga terkejut.

"Jangan main ambil kesimpulan sendiri lah zal. Oh iya udh baca buku harian bang Putra yang terakhir belum? Disitu ada surat buat lu juga dari dia" sambung Dimas.

Dimas yang memang awalnya ingin berpamitan pada mereka bertiga tidak jadi karena merasa mereka sedang mengobrol masalah dirinya.

"Gak usah khawatir. Baca buku itu dan lu akan menemukan jawabannya. Gua pamit oke see you" ucapan Dimas seakan menjadi pertanyaan Reno dan Aldo.

"Lu tau tentang buku harian itu?" Tanya Aldo.

"Iya dan buku itu ada sama gua" ucap Rizal bangkit dari duduk nya dan berjalan meninggalkan tempat itu.

"Zal" teriak Reno yang dihiraukan oleh rizal

"Gila dia ngambil buku hariannya Putra sementara Kayla lagi nyari tuh buku hariannya" jawab Aldo yang di hiraukan oleh Reno.

Pergi dan Hilang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang