PROLOG

8K 402 19
                                    

Tap tap tap

Suara sepatu kets terdengar nyaring melangkah menuju satu-satunya ruangan yang berada di lantai tertinggi SM Building. Gayanya sangat casual, benar-benar menunjukkan ciri khasnya.

Dia berjalan sambil menunduk memainkan ponsel di tangan kanannya, sambil sesekali menyesap Chocolate Latte di tangan kirinya. Rambutnya yang panjang tergerai bebas, menutup sebelah sisi wajahnya dan menyembunyikan senyuman kecil yang sedari tadi menghiasi wajahnya.

Saat hampir sampai di ruangan yang dia tuju, kakinya seolah sudah hafal betul letak pintu ruangan tersebut berada. Tanpa mengalihkan atensinya, dia melangkahkan kakinya ke arah pintu dan bersiap membukanya dengan tangan yang ia gunakan memegang Chocolate Latte nya.

Cklek

Suara pintu terbuka, membuat seorang pria paruh baya yang sedang berkutat dengan tab di tangannya seketika mendongakkan kepalanya.

"Selamat siang paman!," sapa gadis itu dengan riang.

"Yak, memberi selamat setidaknya lihatlah orang nya Hanna!," ujar sang paman menasehati.

Sedangkan gadis yang dipanggil Hanna itu hanya tersenyum tanpa dosa ke arah pamannya. Dia memilih mendudukkan dirinya di sofa yang berada di sisi kanan meja kerja pamannya dan meletakkan ponsel sekaligus Chocolate Latte nya di atas meja.

"Jadi, ada apa paman memintaku datang kemari?," tanya Hanna saat melihat pamannya ikut mendudukan diri di sebelahnya.

"Bagaimana kuliah mu?," tanya sang paman tanpa menjawab pertanyaan keponakan kesayangannya itu.

"Baik-baik saja. Hanya saja aku sedang dalam masalah sekarang," ujar Hanna dengan raut muka lesuh yang mana membuat sang paman khawatir.

"Ada apa?," tanya sang paman lagi.

"Huft, bukan masalah besar, aku bisa mengatasinya paman," jawab Hanna menampilkan senyum terbaiknya.

"Hanna, orang tua mu menitipkan mu padaku selama kau bersekolah disini. Jadi, jangan ada yang kau sembunyikan dariku," ujar sang paman membuat Hanna lagi-lagi tersenyum.

"Aku sedang bingung memilih tempat magang untuk laporan akhirku paman, kebanyakan dari tempat yang ku datangi tidak memberiku akses lebih selain hanya sebagai pembantu umum untuk produksi mereka. Itu pun, aku tidak bisa ikut turun ke lapangan. Lalu apa yang akan ku bahas di laporanku nanti?," jelas Hanna dengan raut cemberut.

"Astaga. Sudah berapa stasiun televisi yang kau datangi?," tanya Mr. Lee, paman Hanna.

"5? 4? Entahlah aku lupa," jawab Hanna.

"Kenapa tidak memberitahu paman? Paman bisa carikan tempat untukmu,"

"Tidak paman. Biar aku cari sendiri, sedari awal aku tidak ingin menggunakan koneksi yang paman miliki. Karena itu aku tidak memberitahu paman," tolak Hanna dengan tegas.

"Yak. Kalau begitu terima saja jadi pembantu umum dan bekerjalah hanya ketika kau dibutuhkan. Kau fikir stasiun tv mana yang produksinya mau di obrak abrik oleh anak magang sepertimu? Mereka tidak akan semudah itu memberikan kepercayaan kepada anak magang Hanna. Jika aku membantumu, mungkin kau juga tidak akan mendapatkan posisi sesuai harapanmu, tapi setidaknya aku bisa membuatmu ikut turun ke lapangan. Sekarang kembalilah ke apartemen mu, serahkan masalah ini pada paman," ujar Mr. Lee dengan final.

"Tapi paman-"

"Satu jam lagi akan paman pastikan kau sudah mendapat tempat magang,"

"Tapi aku tidak suka jika nantinya mendapat perlakuan berbeda,"

"Semua akan sesuai keinginanmu Hanna," ucap Mr. Lee sambil tersenyum meyakinkan sebagai penutup perbincangan mereka siang itu.

***

Di tempat berbeda, para anggota boy grup yang sudah terkenal di seluruh dunia, dikenal dengan nama EXO, tengah berkumpul untuk mempersiapkan album terbaru mereka di ruang latihan EXO.

Saat ini, mereka semua sedang mengistirahatkan diri setelah 1 jam berlatih sambil bersenda gurau.

"Ku dengar, EXO akan melakukan tour ke luar negeri, benarkah hyung?," tanya Sehun, maknae EXO, kepada sang leader yang kerap di sapa Suho itu.

"Iya, begitu yang dikatakan manajer hyung padaku. Tapi, tour kali ini berbeda," ujar Suho.

"Berbeda bagaimana hyung?," tanya Kai menimpali.

"Lebih seperti reality show, sama seperti yang pernah dilakukan EXO CBX," jelas Suho.

"Jinjja? Wah daebak!," saut Chen dengan semangat.

"Wah. Dulu aku sempat membayangkan kalau seluruh member EXO akan melakukan tour seperti itu," ujar Xiumin menimpali.

"Pasti akan sangat menyenangkan hyung," ucap Chanyeol tak kalah semangat

"Apa kita juga akan bermain ladder seperti CBX?," tanya D.O pada Suho.

"Kurasa begitu. Aku akan memastikan peraturannya lebih ketat dari sebelumnya. Hei, bahkan aku tidak melihat ada yang benar-benar menderita akibat ladder CBX," ujar Suho menggebu-gebu.

"Yak, kita ini berlibur untuk bersenang-senang hyung. Kenapa harus ada yang menderita?," protes Sehun. Tampaknya dia takut jika berada di posisi itu.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?," tanya Baekhyun yang baru datang dari luar.

"Kau dari mana Baekki?," tanya Chanyeol pada Baekhyun.

"Aish, sudah ku bilang jangan panggil aku seperti itu lagi. Menggelikan," protes Baekhyun yang mana justru membuat Chanyeol terkekeh gemas. Dia suka sekali menjahili sahabat baiknya itu.

"Yha, kau belum jawab pertanyaan ku Baek," ucap Chanyeol saat melihat Baekhyun yang membaringkan tubuhnya di lantai sambil menutup mata dengan lengannya dan mengabaikan pertanyaan Chanyeol.

"Taeyeon"

Jawaban singkat dari Baekhyun seketika membuat para anggota EXO terdiam dan memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut.

(COMPLETED!) Byun Baekhyun ; an Annoying Man I LoveWhere stories live. Discover now