EPILOG - THE DAY AFTER

180 34 30
                                    

Cuaca cerah di awal musim panas. Angin berhembus dengan perlahan. Jaehwan berjalan dengan sedikit ragu. Awalnya ia tidak ingin kemari, namun seseorang menyuruh nya untuk membuang semua dendam yang ada. Dan ya, disinilah dia sekarang, disebuah lembaga permasyarakatan. Dia kemari untuk menjenguk Daniel. Seseorang yang bahkan sudah membuat hidup nya sempat terpuruk. Laki-laki Kang itu mendapatkan hukuman seumur hidup, padahal Jaehwan sangat berharap hukuman mati bisa di jatuhkan, karena nyawa harus dibayar nyawa.

Jaehwan diantar oleh seorang sipir berbadan besar untuk menemui Daniel. Laki-laki itu duduk di kursi roda yang berhadapan langsung dengan sebuah kolam yang ada di dalam taman lembaga permasyarakatan. Jaehwan tidak peduli kenapa kondisi Daniel seperti itu, itu bukan urusan nya.

"Silahkan nona, saya akan mengawasi disini. Waktu untuk mengobrol dua puluh menit"

"Terima kasih pak"

Sipir itu hanya mengangguk kemudian berdiri mengambil jarak tapi tetap waspada kalau-kalau Daniel melakukan sesuatu yang buruk pada Jaehwan. Dengan langkah berat, Jaehwan berjalan mendekat.

"Kang Daniel"

Daniel yang kaget langsung menoleh dan matanya membulat sempurna saat menemukan sosok Jaehwan. Sosok yang tidak pernah lagi ditemui nya selama hampir sebelas tahun terakhir.

"J...Jaehwan..."

"Suasana disini sangat nyaman ya, wajar kamu betah tinggal disini selama bertahun-tahun. Wah"

"J..Jae, aku minta maaf, aku menyesal.."

"Maaf? Untuk apa? Tidak ada guna nya minta maaf pada ku karena aku tidak butuh permintaan maaf mu"

Daniel menunduk. Ucapan dingin dari Jaehwan benar-benar menusuk hati nya. Ia tidak menyesal telah membunuh, tapi ia menyesal telah membuat hati Jaehwan sakit. Ia benar-benar menyayangi gadis Kim itu.

"Sebelas tahun sudah berlalu Daniel, kita sudah bukan remaja labil lagi. Dan kita juga sudah tidak bisa lagi mengikuti perkemahan musim panas. Minggu lalu aku pergi ke desa, keadaan disana masih sama, tetap indah dan nyaman. Aku mengunjungi rumah orang yang aku sayangi, aku bertemu keluarga nya. Dan kamu tau, mereka bahkan bertanya soal kabar mu di penjara. Lalu kujawab, aku tidak tau dan tidak mau tau"

"Maksud mu si Hwang itu?" Nada bicara Daniel mulai berubah dingin. Ia tidak suka Jaehwan membahas soal laki-laki lain di hadapan nya. "Dia sudah mati Jae! Sudah mati!", ucap nya kemudian dengan nada membentak.

"Aku tau. Tapi yang mati hanya raganya, Minhyun akan selalu hidup di hati ku. Tidak akan ada yang bisa menggantikan. Jadi berhentilah terobsesi pada ku Kang Daniel. Kamu itu psycho, aku tau kamu tidak pernah menyesal membunuh Minhyun dan Jeonghan. Kamu tidak punya hati! Aku kecewa, awalnya aku berharap kamu bisa menjadi teman baik ku. Aku bercerita semua pada mu, berlindung pada mu, dan ah aku ingat kejadian menjijikkan di pinggir danau itu. Itu adalah hal yang paling kusesali seumur hidup ku"

"Jaehwan tapi aku mencintai mu.."

"Itu bukan cinta bodoh! Kamu hanya terobsesi. Kamu bahkan hampir membunuh ku jika saja Minhyun tidak datang, dan kamu sebut itu cinta?!!"

Daniel ingin mengangkat tangan untuk menyentuh Jaehwan, tapi tangan kanan nya yang berdekatan dengan Jaehwan diborgol ke pinggiran kursi roda. Daniel mengerang frustasi. Ia benci borgol ini. Ia benci dengan cacat tubuh nya! Kenapa Hwang yang bahkan sudah mati itu masih saja ada di hati Jaehwan.

Jaehwan menunduk. Gadis itu mulai menangis. Ia kembali mengingat Minhyun. Jika saja akal sehat nya sudah hilang, ia pasti sudah mendorong Daniel hingga tenggelam ke dalam kolam di hadapan mereka. Ia ingin Daniel mati! Tapi dendam bukan lah hal yang baik. Daniel menjadi begini juga karena dendam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 18, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Summer Camp (Wanna One) ✔ [COMPLETED]Where stories live. Discover now