THE FUNERAL

200 32 18
                                    

Play the media for backsound ^^

.

.

Jaehwan duduk terdiam didepan sebuah sebuah peti yang di kelilingi bunga. Disana juga terpajang sebuah bingkai foto besar yang menampilan foto seseorang. Foto dengan senyuman manis. Senyuman yang sangat Jaehwan sukai. Senyuman yang hanya satu kali ia lihat karena tuhan lebih menyukai sosok itu. Sosok yang tanpa sadar telah merebut hati seorang Kim Jaehwan.

HWANG MINHYUN

Begitulah nama yang tertulis dibawah bingkai foto itu. Jaehwan meremas pendant rubah yang ada ditangan nya. Pendant rubah berwarna orange itu sedikit kotor terkena noda darah karena saat kejadian penusukan Pendant itu ada didalam saku yang berada dekat dengan perut Minhyun. Luka di perut laki-laki tinggi itu sangat dalam, hingga sedikit mengenai organ dalam tubuhnya. Si brengsek Daniel itu benar-benar biadab, Jaehwan menyesal sempat percaya dan bahkan berciuman dengan nya.

"Hiks..."

Jaehwan menunduk kemudian menumpahkan cairan bening yang sejak tadi ditahan nya. Ia merasa bersalah pada Minhyun dan juga keluarga nya. Karena menyelamatkan dirinya, keluarga Hwang harus kehilangan sosok anak laki-laki yang sangat berharga. Anak yang mandiri,kuat, dan juga bertanggung jawab. Setelah mendengar semua cerita hidup Minhyun, Jaehwan lebih memilih ia saja yang mati, ia tidak ingin merasa bersalah seperti ini. Ia tidak kuat.

Kenangan-kenangan yang sudah ia lalui bersama Minhyun berputar bagaikan roll film di dalam kepala Jaehwan. Saat ia mengikuti Minhyun kedalam hutan dan menemukan laki-laki itu tengah mencari jamur. Awalnya Jaehwan bingung untuk apa Minhyun bersusah payah mencari Jamur kehutan. Tapi nyatanya laki-laki itu melakukan nya untuk mendapatkan uang. Uang yang sangat berharga untuk membantu menyambung hidup keluarganya.

Jaehwan juga ingat saat ia dan Minhyun pergi mengambil bunga lonceng biru kedalam hutan. Laki-laki itu bahkan menunjukkan sifat lembutnya dengan menggendong Jaehwan yang terluka dari padang bunga hingga ke perkemahan. Jaehwan akui, jantungnya berdetak sangat cepat saat bersandar di punggung lebar lelaki itu. Mungkin sejak saat itulah ia jatuh cinta pada sosok seorang Hwang Minhyun.

Yang paling membuat Jaehwan tersentuh adalah saat ia menemukan Minhyun yang tengah berjualan di pasar. Di tengah kegiatan perkemahan yang padat, Minhyun bahkan sempat untuk membuat kue dan menjualnya kepasar. Jaehwan yang hanya melaksanakan kegiatan di perkemahan saja sudah merasa kelelahan, apalagi Minhyun yang mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus hanya untuk mendapatkan uang.

Saat terakhir Jaehwan bisa mengobrol dengan Minhyun adalah saat festival lampion. Jaehwan bersyukur ia mengikuti si brengsek Daniel ke sana. Karena disana ia bisa mengobrol dekat dengan Minhyun, membantu laki-laki itu berjualan, bahkan berjalan berdua dihutan yang gelap. Saat itu, Jaehwan akui Minhyun sangat melindungi nya, padahal nyatanya Jaehwan tidak takut gelap, tapi Jaehwan bahagia, Minhyun menunjukkan rasa tanggung jawab nya dengan mengantarnya pulang sebelum mereka bertemu dengan Sungwoon dan Seongwoo ditengah jalan.

Jaehwan merindukan nya. Merindukan sosok Hwang Minhyun yang dingin, ketus, suka menghilang, anti sosial namun bertanggung jawab, mandiri dan kuat. Jika bisa, ia ingin menyusul Minhyun pergi ke sisi tuhan. Tangisan Jaehwan semakin menjadi-jadi hingga membasahi hanbok hitam yang ia gunakan.

"Jae..."

Jaehwan menoleh saat ada seseorang yang menepuk pelan bahunya. Disana ada Seongwoo yang wajahnya masih penuh memar dan tangan serta kepalanya dibalut perban. Jaehwan tersenyum tipis dengan wajah pucatnya.

"Hai Seongwoo.." Sapanya datar.

"Kamu belum makan sejak tadi. Paman dan bibi Hwang bilang kamu menolak ajakan mereka untuk makan, jadi aku memutuskan untuk kemari. Maaf jika menganggu waktumu berdua dengan Minhyun"

Summer Camp (Wanna One) ✔ [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat