Kata Hati

249 20 30
                                    

Happy Reading guys ^-^

Maapkeun jika rada gaje :)

Bintangnya jgn lupa dipencet yaa hehe.

***

"Bu e! Pesen ketopraknya dua!"

Felicya terduduk di salah satu kursi dengan mata yang terpaku pada layar ponsel. Ia merasa tidak mood melakukan apapun--semenjak kejadian tadi. Sudah tahu dirinya itu paling tidak suka membahas hal-hal yang bersangkut hak pribadi, tetapi tetap saja mereka tak mengerti. Kenapa jadi seperti sajak?

"Dua? Buat siapa aja neng?" Felicya menoleh, "Buat saya lah, Bu. Kucing gak doyan ketoprak."

"Maksud Bu e, buat dimakan sekarang teh? Gak kebanyakan?" Pertanyaan itu membuat Felicya menatap malas wanita paruh baya itu, "Buat saya bawa pulang! Udah, Bu e bikinin aja."

Wanita paruh baya itu mengerutkan dahi, "Yaudah, tak pisah ya bumbunya biar gak basi." Felicya mengangguk.

"Neng Felicya ada masalah? Betekuk aja mukanya kayak lipetan perut Adik Ibu." Wanita itu sudah tahu dengan kebiasaan langganan ketopraknya ini. Biasanya dia selalu teriak-teriak saat memesan atau selalu temannya yang belikan.

"Gak apa-apa. Saya cuma merasa kalo saya berhak atas diri saya sendiri." Jawab Felicya tanpa menoleh.

Dengan tangan masih sibuk mengambil sayur-sayuran ke dalam bungkusan kertas, wanita itu menyahut. "Lho itu memang benar kan? Emang kenapa atuh?"

Felicya masih diam saja. Sedangkan, wanita itu menaikkan bahu saja. "Nah, pesenan neng Felicya udah selesai nih. Sok atuh." Ia memberikan kantung berisi dua bungkus ketoprak.

Felicya mematikan ponselnya kemudian berdiri dan menatap wanita paruh baya itu. "Nih, Bu. Ambil aja kembaliannya." Tanpa banyak bicara, ia langsung pergi.

Wanita paruh baya itu hanya mengerutkan dahi, "Hah... kenapa sih anak muda teh sekarang jadi sewotan ya?"

Felicya menatap kantung plastik yang ia bawa sambil menghentikan langkahnya, "Ngapa nih ketoprak jadi dibungkus dua-duanya? Ah anjir!" Sebenarnya, ia berniat memakan satu bungkus ketoprak baru yang satunya dibawa pulang.

Felicya menampar dahinya sendiri, "Gue pake gak fokus sih. Gara-gara tiga bocah bangs*t itu."

"Ah, gue makan pas istirahat aja dah." Ia pun kembali berjalan ke arah teman-temannya tadi.

"Jaga mulut lo di depan senior! Lo lupa gue siapa?! Gue bisa buat lo keluar dari sekolah ini!"

"Anjir, kaget." Felicya terlonjak.

"Dari tadi selalu lo yang kesel pas gue ngobrol sama Fyndo! Selalu lo yang bacot duluan! Emangnya lo siapanya Fyndo, hah?!"

"Eh?" Felicya sedikit terkejut dengan yang ia dengar. Ia seperti mengenali suara cempreng itu. "Kayak suaranya..."

"Jawab anj*ng! Lo siapanya!?"

Mendengar suara itu, Felicya langsung mengenali suara itu. "Fix, ini suaranya Nenek lampir."

"Gak bosen-bosen ya dia gangguin orang?" Felicya mempercepat langkahnya--hampir berlari.

Dari jarak yang tak begitu jauh, jelas terjadi kontroversi antara enam orang itu. Ya, enam. Fyndo, Kayra, Melody, Tania dan dua anggota gengnya. Tentu dengan anak-anak yang mengerumuni.

"Woy-"

"Dia pacar gue. Lo mau apa?"

Langkah Felicya terhenti saat itu juga. Perasaannya seakan bergejolak, namun berhasil ia tenangkan dalam sekejap. Entah sementara atau selamanya. Ah, pasti curut pura-pura. Biar si Nenek lampir puas. Batinnya yakin.

Bad Girl In Love [END]Where stories live. Discover now