Pertemuan Pertama

1.5K 97 40
                                    

Happy Reading ^_^

***

"FELICYA!!!!" Teriak seseorang sambil berlari menghampiri seorang anak yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.

Orang yang mempunyai nama itu pun menoleh. "Apa sih? Ganggu aja lo," ketusnya sambil kembali menatap layar ponsel.

Anak itu hanya berdecak, "Et dah main ponsel mulu lo Fel, gue ada kabar baru nih! Penasaran kan?" Anak itu sangat antusias.

Felicya tetap memandang layar ponselnya. "Enggak."

"Jangan bilang kalau kabarnya itu putusnya si Leo sama Tira. Gue gak peduli!" Sambungnya tegas.

Anak itu menggeleng. "Bukan elah. Gue juga udah tau kalau lo gak bakal peduli sama si Kak Leo lagi."

"Jadi apaan? Kalau gak penting mending pergi," sosok dingin Felicya keluar.

Anak itu menepuk tangannya sekali. "Kelas kita bakal ada anak pindahan dari SMA Taruna!"

Felicya memutar bola matanya malas. "Yaelahh gue kira apaan. Terus kenapa kalau ada anak pindahan dari SMA itu? Gue harus bilang wow gitu?"

Anak itu hanya menggelengkan kepalanya heran. "Emangnya lo gak tau ya?"

"Gak."

"Gue belom kelar ngomong kambing."

"Oh."

"Berasa ngomong sama mantan."

"Udah cepet apaan?"

"Jadi tuh, anak cowok di SMA Taruna, rata-rata cogan semua. Berarti-"

"Anak pindahannya nanti bakal cogan juga gitu?" Felicya menebak cara fikir temannya yang cukup maniak cogan itu.

"Iya dong! Apalagi nanti kalau anaknya baik, pinter, jago olahraga, aduhh... gak kuat!" Felicya yang mendengarnya hanya mendelik malas.

"Najis."

"Ih, sirik aja lo."

Btw, 'anak itu' adalah Kayra Fransista Andara, alias sahabat Felicya.

"Geli gue denger lu ngomong Kay. Yaudah yok cabut, udah mau bel." Felicya beranjak dari kursinya, lalu meninggalkan Kayra.

Kayra menatap sahabatnya itu heran. "Kesambet apaan lo Fel? Tumben masuk kelas, biasanya juga bolos," cibirnya menyusul Felicya.

Sejujurnya, Felicya cukup penasaran dengan anak baru yang dibicarakan Kayra tadi. Jadi yaa, jatah bolosnya ia korbankan dulu.

Sesampainya di kelas, mereka berdua disambut dengan tatapan heran dari anak-anak.
"Woi Fel! tumben lo masuk kelas. Udah tobat lo?" sahut Melody, yang merupakan salah satu sahabat Felicya juga.

"Biasaa.. denger ada anak baru di kelas dia langsung penasaran.." celetuk Kayra yang mengundang tatapan sinis dari Felicya

Mulut kayra seakan berkata 'Ampun Fel'. Felicya kalau udah disindir gitu. Nyeremin.

Teeettttt... teeetttt....
Bel masuk berbunyi

Anak-anak langsung menepati bangkunya masing-masing. Karena jam pertama adalah pelajaran wali kelas mereka, Bu Sella. Kalau bukan, udah ngacak dah tuh tempat duduk.

Tak lama kemudian, Bu Sella memasuki kelas. Tapi, anak-anak tidak mendapati sosok anak baru itu.

"Selamat pagi anak-anak!"

"Selamat pagi bu.."

"Sebelum belajar, ibu akan memperkenalkan kalian pada murid baru yang akan masuk kelas ini juga."

"Tapi Bu, di mana dia?" Rossa tunjuk jar.

"Lagi ke toilet?" jawab Bu Sella.

"Hah? Tumben amat," Melody nyeletuk heran.

Felicya hanya mendengarkan dengan bosan. Sampai...

Krieettt...
Suara pintu terbuka, membuat mata semua anak termasuk Felicya menengok ke arah pintu.

Dan terlihatlah. Anak laki laki dengan tinggi sekitar 187cm. Dia memakai tas hitam tidak terlalu besar di pundaknya. Rambutnya hitam, hidung mancung, badan atletis. Dan yang paling memikat perhatian adalah ketampanannya.

Anak-anak terutama perempuan menatap anak baru itu tanpa kedip. Tapi, tidak dengan Felicya yang memandang anak itu sekilas saja.
Paling modal tampang doang, gumam Felicya

"Baik, Nak Fyndo. Silahkan perkenalkan diri," Bu Sella mempersilahkan anak baru bernama 'Fyndo' itu memperkenalkan dirinya.

"Baik, Bu."

Anak itu menarik nafas pelan.
"Halo teman-teman. Nama saya Fyndola Arka Velin. Saya pindahan dari SMA Taruna. Semoga kita bisa berteman dengan baik." Fyndo sedikit membungkukkan badannya, sambil tersenyum.

Bayangkan saja. Senyuman itu, membuat para anak perempuan bersemu merah.

"Nah, Fyndo. Silahkan kamu menempati tempat duduk disamping anak perempuan itu ya," pinta Bu Sella sambil menunjuk ke arah Felicya.
Ya memang sih, ada satu bangku kosong di sebelah Felicya. Tapi biasa Felicya gunakan untuk tidur di kelas.

"Baik, Bu." Fyndo mengangguk.

Fyndo pun menuju tempat duduknya itu diiringi dengan tatapan kagum dari anak perempuan yang ia lewati.

Lalu ia duduk. Tapi, Felicya bahkan tidak menoleh ke arahnya.

"Mohon bantuannya ya." Fyndo tersenyum pada Felicya yang masih terdiam.

"Hmm," jawab Felicya seadanya.

***

Makasih yang udah baca cerita ini!

Babay!

Bad Girl In Love [END]Where stories live. Discover now