Bolos bareng (1)

680 55 12
                                    

Teeettt... teeett.... teeettt...

Dari bel itu, para siswa langsung membereskan barang-barangnya, dan bergegas pulang. Karena, belnya lebih panjang dibanding bel istirahat.

Pulangnya sih, ada yang nebeng temen, bareng pacar, pesen gajek, jalan kaki, atau pake kendaraan pribadi. Contohnya, Fyndo.

Fyndo pun menuju motor ninjanya diparkiran, ia sambil membetulkan rambutnya yang berantakan. Bukan karena abis ngerjain soal matematika yang rumit, tapi emang karena ketiup angin.

"Hari ini berangin banget sih. Payah." Rambutnya masih saja beterbangan manghalangi wajahnya.

Banyak tatapan mata mengarah padanya.

Eh gila! Itu siapa anjir? Cakep amat!

Kayaknya anak baru deh. Tapi kelas berapa ya?

Katanya dia anak baru kelas sebelas MIPA satu deh. Soalnya tadi, anak-anak kelas sana pada bicarain anak baru.

MIPA satu?! Pinter dong?

Anjayy! Anak kelas elite ternyata.

Itu motor ninja punya dia?! Tajir gila!

Iya anjir! Udah cakep, pinter, tinggi, kaya lagi! Haduhh tipe gue banget!

Udah punya pacar belom ya? Kalau belom gue gebet ah!

Ah elu mah semua aja sekalian digebet!

Tau lu! Udah punya Tristan juga, sadar diri anying.

Iya iya, gausah ngegas bisa? Btw? kayaknya dia anak pendiem deh. Bisa gak ya ngedeketinnya?

Coba kenalan yuk!

Ayuk!

Saat Fyndo hendak memakai helm, ia menoleh ke arah anak-anak perempuan yang menuju ke arahnya.
Mereka ngapain? Kok kayak mau kesini? Gumamnya.

"Hai, lo anak baru ya?" sapa anak berambut kemerahan itu. Lagaknya sih kayak cabe gitu.

Fyndo hanya mengangkat alisnya seakan menjawab 'iya' tanpa menoleh ke arah cewek itu, kemudian memakai helmnya.

Melihat reaksi Fyndo, cewek itu memeluk lengannya.
"Gitu amat sih lo ama gue? kenalan dulu dong," bujuk cewek itu.

Dengan malas, Fyndo meng-iyakan saja.

Tangan anak itu terjulur ke depan. "Kenalin, gue Tania Vanesha. Biasa dipanggil Tania. Tapi, lo bisa panggil gue Vanesha atau Nesha kok. Khusus lho buat lo. Oiya gue kelas dua belas MIPA tiga." Tania memperkenalkan dirinya sambil tersenyum genit. Sedangkan, Fyndo yang melihatnya malah merasa geli geli gimana gitu.

Fyndo mengerutkan dahinya, Jadi dia kakel? Ada ya kakel model begini? Gumamnya.

Karna Fyndo masih menghargai orang yang ingin berkenalan dengannya, ia pun membalas jabat tangan itu.
"Fyndo," jawabnya sambil melepas jabat tangan itu. Ia merasa ingin segera lepas dari cewek-cewek merepotkan itu.

Tania sedikit sebal dengan sifat cuek Fyndo.
"Kok lo gak kasih tau lo kelas berapa sih?"

Fyndo mengernyitkan dahinya, "Harus?"

Tania semakin sebal. "Yaa kan gantian Fyndo. Karna tadi gue udah ngasih tau kelas gue, berarti lo juga!" desisnya

"Pentingnya buat gue?" Fyndo bersiap menjalankan motornya.

Kali ini ia berhasil membuat Tania bungkam.

"Tapi lo-"

Fyndo langsung menjalankan motornya ke luar sekolah, meninggalkan Tania dan teman-temannya terpelongo.

Bad Girl In Love [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu