Flashback

294 26 0
                                    

"Dia amnesia."

Dua kata itu, seakan membuat Kayra dan Melody serta Reyfan mati rasa.

"Apa maksud lo hah!? Jangan ngomong sembarangan!" Reyfan langsung menarik kerah baju orang yang mengatakan dua kata tadi.

"Gue serius, adek lo amnesia bang." Orang itu menjawab dengan wajah pedih. Tanpa menangis.

Kayra berlari ke arah orang itu, lalu menepis tangan Reyfan dan mencengkram kuat lengannya.
"Jangan asal ngomong, Fyn! Felicya gak mungkin selemah itu! Dia gak mungkin amnesia dengan mudahnya! Bilang kalau itu gak bener, Fyn!" Orang itu memang Fyndo. Orang yang sama dengan orang yang tanpa sengaja mendengar pembicaraan Dokter dan Reva.

Melody mendekati Kayra, "Tenang dulu Kay, biar Fyndo jelasin ucapannya itu. Mungkin dia salah bicara." Kayra masih mencengkram lengan sweater  Fyndo, pertanda bahwa ia menunggu jawabannya.

"Bisa lepas dulu Kay? Gue gak bisa cerita kalau emosi lo masih begini." Fyndo berusaha meregangkan cengkraman tangan Kayra, dan berhasil.

Kayra mulai sedikit tenang, "Jadi, tolong cepat ceritain Fyn. Apa maksud omongan lo tadi? Tapi, jangan ada yang emosi. Kesian Felicya" Melody melirik ke arah Felicya yang sedang tiduran lemas. Mungkin karna sakit kepalanya itu.

Fyndo menghela nafas, "Oke. Jadi, seperti yang gue bilang tadi.. kalau Felicya saat ini memang sedang amnesia."

"Gue tau ini, karna gue denger pembicaraan Dokter itu dengan Tante Reva diruangannya."

Reyfan yang mendengarnya merasa semua tubuhnya kaku. Sambil menunggu kata-kata keajaiban yang akan dikeluarkan oleh Fyndo.

"B-berapa lama Felicya akan amnesia seperti ini, Fyn?" Melody tak bisa menahan air matanya yang satu persatu menetes.

"Kata Dokter itu sih, amnesia Felicya ini cuma sesaat. Jadi, sekitar dua sampai tiga jam dia bakal ingat kita lagi. Dan itu, tanda-tandanya adalah saat dia merasa sakit yang luar biasa di kepalanya." Kalimat Fyndo ini, berhasil membuat Reyfan, Kayra dan Melody sedikit tenang.

"Tapi.." Fyndo menghentikan ucapannya.

Reyfan menoleh, "Tapi apa Fyn? Apa lagi yang lo tau soal Felis!? Cepet jawab!"

"Amnesia sesaat ini, bisa terjadi lagi jika dia berfikir terlalu keras," Fyndo tertunduk.

Reyfan mengusap wajahnya yang mulai basah dengan air mata.

Kayra menangis tersedak-sedak dipundak Melody. Sedangkan, Melody hanya bisa menahan air matanya yang juga mulai deras keluar.

"Felis.. kenapa harus lo yang ngalamin semua ini?" Reyfan mengajak bicara Felicya yang tertidur pulas.

Reyfan memegangi tangan adiknya itu, "Kemana Felis yang sifatnya keras? Kemana Felis yang suka ngejekin gue? Kok jadi orang lain sekarang?"

Entah kenapa, pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan Reyfan, membuat orang yang mendengarnya akan ikut merasa sedih.

Brak!

"Kayra! Melody! Tante punya kabar tentang Fe-" suara gabrukan pintu kamar itu membuat penghuninya menoleh, tapi suasana tetap hening.

"Reyfan? Sejak kapan kamu disini?" Reva tidak tahu kalau Reyfan sudah berada disini sejak dia diajak ke ruangan Dokter Indra.

Reyfan menoleh lemah, "Kabarnya, Felis amnesia kan ma?" Pertanyaan itu sontak membuat Reva terkejut.

"Kamu tahu darimana?" Reva mendekati Reyfan yang hanya diam saja memandang wajah tidur Felicya.

Fyndo mendongakkan kepala, "Maaf Tan, tadi saya gak sengaja denger pembicaraan tante dengan Dokter itu. Jadi, mereka udah saya kasih tau duluan." Suara parau, itulah yang terdengar di telinga Reva.

Bad Girl In Love [END]Where stories live. Discover now