Felicya Jutek? Yakin?

603 45 3
                                    

Mereka pun menemukan tempat duduk yang pas.

Hening...

Tidak ada obrolan diantara mereka. Hanya suara kunyahan yang sedikit terdengar dari mulut masing-masing.

"Fel?"

"Fyn?"
Ucap mereka bersamaan.

"Lo duluan."

"Lo aja."

"Lo."

"Lo."

"Lo!" Felicya sedikit menekan.

Fyndo sedikit kaget.
"Gausah kaget, makanya lo ngomong duluan." Felicya meminum cola nya yang tinggal setengah.

"Gak jadi, gue lupa mau ngomong apa." Fyndo tak punya keberanian.

Felicya meletakkan gelas cola itu  di samping makanannya.
"Bohong."

Fyndo mengerutkan dahi. "Ha?"

"Bohong."

Fyndo semakin bingung plus gugup. "Kok bohong?"

"Iya, lo sebenernya inget kan apa yang pengen lo bilang, tapi gak berani ngomong." Felicya memasang wajah datar yang terus menatap layar instagramnya.

Dia tau darimana? Batin Fyndo

"Gausah mikir gue tau darimana, udah cepetan ngomong," Felicya menyahut. Lagi.

"E-enggak Fel, gue emang beneran lupa mau ngomong apa," jawab Fyndo tak mau dikalahi oleh Felicya.

Felicya menatap Fyndo dan mendekatkan wajahnya sampai jarak wajah mereka hanya terpaut 5 cm saja. Tapi, Fyndo memalingkan wajahnya.
"Lo gak bisa bohongin gue, karena lo gak berani ngucapin kata sumpah, lagipula pas gue deketin gini, lo gak berani natap gue. Ya kan?"

Skak mat.

Fyndo tak bisa berkata kata lagi. Ini orang pinter ngebaca fikiran juga ternyata, udah dah nyerah aja gua. batinnya pasrah.

"Oke fine! Gue ngaku." Felicya tersenyum kemenangan.

"Seneng ya, gue akhirnya kalah juga ngomong ama lo? Iya?" Fyndo memasang wajah kesal, tapi di mata Felicya ia terkesan lucu.

Melihat itu, Felicya malah tertawa keras sampai orang-orang melihat ke arahnya.

"Yah yah kumat dah, Fel inget. Lo itu cewek." Fyndo mengingatkan agar tawanya itu gak begitu lebar.

"Hah.. hah.. gue emang cewek, lo kira gue apaan?"

"Yaa... Ketawanya jangan lebar-lebar amat kek, mirip monyet banget soalnya." Seketika tawa Felicya berhenti kemudian menatap Fyndo tajam.

"Lo bilang, cewek kayak gue mirip monyet? Terus lo apa? Babon?"

"Sembarangan, gue itu ibarat marmut. Udah pinter, pendiem, cakep lagi." Fyndo dengan amat percaya diri menampakkan gigi-giginya yang putih bersih.

"Halah marmut, lo lebih cocok jadi curut. Udah kecil, burik, tinggal di got, hidup lagi. " Felicya meledek balik Fyndo.

"Iyain Fel iyain," Fyndo nampak pasrah dengan kata-kata ejekan darinya. Dia sudah tidak punya kalimat untuk membalasnya. Tentu disambut gelak tawa dari Felicya.

Gue kira lo itu orangnya sinis, jutek, sok gaul. Ternyata bisa konyol juga. Gumam Fyndo.

Seketika sudut bibirnya tertarik ke atas.

Felicya menyadari itu, "Ngapa lo senyam senyum ngeliatin gue? Demen?"

"Hah? Ogah! Selera gue bukan cewek tukang bolos pelajaran kayak lo," ketus Fyndo sambil menyeruput cola nya.

Bad Girl In Love [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum