Bolos bareng (2)

570 44 5
                                    

"Jadi, lo mau minta maaf masalah apa?" tanya Felicya tanpa mengalihkan pandangan dari HP nya.

Aduh, Felicya udah nanyain lagi, gue ngomongnya gimana ya batin Fyndo bingung.

"Ngomong aja Fyn. Gak bakal gue gigit kok."

Fyndo masih saja diam.

Felicya memasukkan ponselnya ke saku bajunya, dan ia menatap Fyndo serius.
"Fyn, lo sampai bela-belain bolos karna mau minta maaf sama gue kan? ngomong aja."

Fyndo menyatukan kedua tangannya. "Emm... gue... masih bingung cara ngomongnya." Fyndo tertunduk.

"Apalagi, gara-gara gue tangan lo jadi gitu." sambungnya lagi

Melihat Fyndo seperti itu, ia malah tertawa cukup keras sampai anak bernama Ira itu mendatanginya.

"Dih! Dih! Kenapa lo Fel? Gila lo ya? Ketawanya sampai kayak monyet lepas dari ragunan." Ira meletakkan pesanan mereka dimeja.

"Kalau gue monyet, lo apa dong? Pantat babon?"

"Kampret. Yaudah gue tinggal dulu," pamit Ira.

"Haahh.. hah.. sono lu, gausah balik lagi." Felicya memegangi perutnya.

Setelah Ira pergi, Fyndo masih terheran heran dengan sifat Felicya yang menurutnya itu, aneh.
Orang mau minta maaf, dia malah ketawa.

"Fel, gue lagi gak bercanda. Lo bisa gak sih bedain mana yang bercanda dan mana yang serius!?" Fyndo mulai kesal.

"Jadi lo minta maaf cuma karena tangan gue ini? Ya ampun, Fyndo.. Fyndo, ternyata orang kayak lo masih ada ya?" ucap Felicya sambil mengangkat kaki diatas kaki.

Fyndo hanya menatap Felicya bingung. "Maksud lo?" Ia benar benar tidak mengerti dengan jalan berfikir manusia didepannya ini.

"Gini Fyn. Luka kayak gini bagi gue udah biasa. Jadi, lo gausah minta maaf buat hal sepele kayak gini. lagipula orang yang nanyain kepintaran gue itu, gak cuma elo doang." Felicya menjawab santai.

Sepele katanya? Tangannya terbuat dari besi kah? Sampai luka begini dibilang sepele? batin Fyndo heran.

"Tunggu Fel, tadi kata lo udah banyak yang nanyain kepinteran lo kayak gue kan? Nah lo jawab apa ke mereka?" entah kenapa, ia ingin menanyakan itu.

Felicya mengangkat alisnya, "Mereka? gue bilang gak tau."

Fyndo semakin bingung.

"Sebenarnya, kepinteran gue itu gak tau darimana datengnya Fyn. Tapi, dulu gue pernah periksa ke dokter dan katanya, di otak gue itu ada satu syaraf yang bentuknya berbeda dari syaraf lain. Jadi, dokter itu menyimpulkan kalau kelainan itu yang mengakibatkan gue punya kelainan daya ingat dan kecerdasan." Felicya barucap tanpa sadar.

Kok gue bisa ngasih tau itu ke Fyndo sih? Padahal belum ada yang tau selain Kayra dan Melody. Argh! bego gue! Gumam Felicya menyesali ucapannya.

Fyndo menatap Felicya, Kelainan syaraf? Felicya? Pantes aja nilai fisikanya seratus. Dan juga, wajar sih kalau orang lain jangan sampai tau soal ini. Gumamnya paham.

Karna kesal akan ucapannya sendiri, Felicya berdiri dan pergi keluar cafe.
Refleks Fyndo menarik tangannya.
"Lo mau kemana?"

"Main." Felicya menjawab singkat, lalu menepis tangan Fyndo dan langsung keluar menuju parkiran.

"Woy Fel!" Fyndo setengah berlari mengejar Felicya.

Sesampainya di parkiran, Felicya langsung menuju ke motornya.
"Eh non Felicya, mau balik ya?" Tanya Pak Wandi tiba-tiba.

Bad Girl In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang