Kebohongan Felicya (2)

300 30 4
                                    

Felicya POV

Argh! Gimana nih?

Gue hanya mondar mandir di arena.

Gimana kalau sampe Fyndo kesini?

Gimana kalau dia sampe berhentiin balapan ini?

Grup Vorcus akan dianggap pengecut.

Gue sadar, kalau si Kayra sama Melody ngeliatin gue.
"Lo sih Mel! Ngapain coba pake ngasih tahu Fyndo segala?!" Kayra menyalahkan Melody karna melihat kegelisahan gue.

"Y-ya gue kan gak tau kalau lo sampe bohong sama Fyndo soal ini, Fel." Jawab Melody ragu.

"Lagian juga, lo pake bilang gue mencret-mencret segala. Lo nyumpahin gue? Kalau kejadian beneran gimana hah?" Melody kesal. Tak mau disalahkan.

"Mau gimana lagi Mel? Itu yang terlintas pertama kali dipikiran gue! Lo mau nyalahin gue?!" Balas gue emosi.

"Udah udah! Ngapa lo berdua jadi berantem gini sih?!" lerai Kayra.

"Huh!" Desis gue melipat dada.

"Btw, tumben amat si kapten gergonsta itu ngajak lo balapan Fel. Berdua doang lagi." Kayra merasa heran.

Gue berfikir sejenak, "Biarin. Mungkin dia pengen kalahin gue sendirian. Padahal itu membuat kemungkinan gue menang lebih besar."

"Wah wah wah, percaya diri lo tinggi juga ya."

Mendengar suara bass layaknya laki-laki itu, gue, Kayra dan Melody menoleh.

Anak perempuan itu menatap gue sambil tersenyum licik, "Lama tak jumpa, Alnet."

"Gue gak sangka, lo bakal beneran dateng kesini."

Bacot.

Gue mendekat ke arahnya, "Gue kesini, karna Forsa yang nelpon. Kalau lo yang nelpon, gue gak bakal dateng." Gue menunjuk muka menjengkelkannya itu.

Entah kenapa, muka nya itu bener-bener minta ditonjok. Padahal dia gak ngapa-ngapain.

"Sabar Al ... turunin dulu tangan lo, gue gak suka ada nunjuk-nunjuk muka cantik gue."

Melody berdecak, "Iya, kalau diliat dari sedotan."

Resta dan kedua temannya menatap Melody sebal. "Itu mah elo dakocan!"

"Diam! Daripada bertele-tele, mending langsung mulai balapannya." Sahut Resta dan gue serempak.

Anak-anak menatap gue dan Resta.
"Apa liat-liat?" tanya gue dan Resta bareng. Lagi.

"Enggak." Jawab mereka bareng.

Gue pun langsung menuju motor. Begitu pula dengan Resta.

"Alnet dan Resta cepat ke belakang garis start." Suara Dara yang menjadi pemegang bendera tanda dimulainya pertandingan.

Gue dan Resta pun menempati posisi.

Tiba-tiba Resta menoleh ke arah gue, "Santai aja Al, gausah tegang."

"Mending ucapan lo itu, lo simpen. Buat ngasih selamat atas kemenangan gue nanti," sahut gue tanpa menoleh ke arahnya.

"Huh! Udah lama gak liat, jadi sombong lo ya."

"Apa peduli lo?"

"Alnet! Resta! Kalian siap?!" Tanya Dara.

"Siap!"

***

Fyndo POV

Argh! Gue ngapain kesini?

Bad Girl In Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang