Chapter 47

4.5K 332 73
                                    

Saat aku tak merasakan apapun, di saat itulah aku memikirkanmu.
Aku tahu aku masih kecil sekarang.
Aku belum bisa meraihmu.
Aku hanya bisa sebatas ini.
Sebanyak waktu berlalu, saat aku tumbuh dewasa aku akan lebih memahamimu.

- Seventeen ~ When I Grow Up -

***

Playlist di multimedia: Seventeen - When I Grow Up

***

Jangan lupa vote/comment untuk mendukung cerita ini 😊

***

Selamat Membaca ❤️

***

Senin pagi.

Rasanya sudah dua minggu Farah meninggalkan sekolah itu, namun ketika kembali menginjakkan kakinya, terasa tidak ada yang berubah dengan lingkungan sekolah SMA favorit itu.

Setelah memarkirkan motornya di parkiran, Farah berjalan memasuki lapangan Bakti Mulya, terlihat anak-anak OSIS yang sedang sibuk mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan MOS untuk siswa-siswi baru yang sekarang sudah hampir penuh membentuk kelompok barisan di tengah lapangan itu. Farah segera menghampiri beberapa anak OSIS yang berdiri di salah satu sudut lapangan, dia juga sudah terdaftar dalam keanggotaan OSIS sejak seringnya dia ikut serta dalam kegiatan OSIS ketika kelas sepuluh.

"Kamu paling telat datang," sambut Vanya ketika melihat Farah, Farah hanya membalas Vanya dengan cengiran.

Vanya juga dengan bersikeras mendaftar menjadi anggota OSIS, sampai sekarang dia masih berusaha keras mencari perhatian Alif mengabaikan cowok-cowok lain yang berusaha mendekatinya. Entah Alif yang tidak peka, tapi Alif sama sekali tidak terkesan memahami segala gerak-gerik Vanya. Kadang Farah tertawa ketika melihat Vanya menatap sinis pada siswi-siswi baru yang keganjenan mencari perhatian Alif.

"Telat Far?" tegur Alif yang menghampirinya.

"Belum kok kak," jawab Farah sambil menunjukkan jam pada tangan kirinya yang menunjukkan pukul 06.57 WIB.

"Yang harus ngumpul jam 7 itu murid baru, anggota OSIS ngumpulnya 06.30 Far, jangan kebiasaan korupsi waktu," ucap Alif mengingatkan dan membuat Farah hanya bisa memberikan tawa sumbang.

"Gue tolerir buat hari ini aja Far, besok-besok lo ikutan dapat hukuman bareng murid baru kalau telat," ancam Alif kemudian dia segera pergi meninggalkan Farah dan Vanya.

Vanya hanya tertawa melihat ekspresi Farah yang masam karena terkena omelan Alif. "Udah-udah sabar, kak Alif lagi capek makanya sensitif, kamu langsung ke kelompok kamu deh, kasihan tu si Rino ngurus sendiri," saran Vanya.

"Kamu enggak ke kelompok kamu juga?" tanya Farah.

"Ini mau kesana," jawab Vanya sambil member cengiran.

FARAHWhere stories live. Discover now