26. Karena Jaket (II)

4.2K 358 18
                                    

Marah aja terus. Ngomel aja terus. Kesal aja terus. Sakit hati aja terus. Benci aja terus. Paling habis itu jatuh cinta.

- Blue Lova -

***

Farah menolehkan kepalanya hati-hati ke segala penjuru kantin untuk mencari si pengirim SMS itu. Meja di ujung barisannya dan teman-temannya, tepat ketika pandangannya mengarah ke tempat itu Reza sedang menatap tajam padanya.

Farah segera meringis dan menundukkan pandangannya dalam.

"Masalah lagi kan ini?" batinnya sambil meringis.

"Kenapa, Ra?" tanya Kirana menyadari perubahan ekspresi temannya itu.

Farah mengangkat sedikit kepalanya dan menatap pada Kirana. Seakan meminta tolong, namun dengan tatapan lemah membuat Kirana mengernyitkan keningnya mendapati tatapan Farah padanya.

"Kenapa sih lo?" Merasa kesal karena hanya diberi jawaban lewat tatapan membuat Kirana kembali bertanya.

Disti dan Vanya yang sedari tadi diam sambil menyantap pesanan mereka akhirnya ikut menatap Farah dengan raut penasaran.

"Nggak ada waktu lagi, mending aku kabur ke kelas." Tanpa menyuarakan keinginannya pada teman-temannya gadis itu segera bangun dari tempat duduknya dan keluar dari meja kantin mereka.

"Eh, Ra, makanan lo belum habis ni !" Disti meneriaki temannya yang sudah berjalan cepat menuju pintu kantin.

Farah tidak memperdulikan teriakan Disti, dia yakin sekarang Reza sudah menatapnya penuh amarah. Laki-laki itu kan sangat mudah terpancing emosi. Farah tidak mau lagi-lagi menjadi biang keributan di kantin. Kasihan orang-orang yang sedang menikmati makanan mereka.

"Allahu Akbar!" Farah tanpa sadar bertakbir ketika mendapati sosok yang susah payah ingin dihindarinya sekarang memotong jalan keluarnya dari kantin.

Laki-laki itu datang entah darimana. Dengan tangan di kedua kantong celananya, dan masih dengan jaket biru mudanya Reza menatap Farah dengan tajam dan raut kesal yang kental.

"Lupa lagi? Hm?" tanya Reza menyindir.

Farah tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya untuk menguatkan diri. Hal yang menjadi kebiasaannya ketika dalam keadaan terdesak ataupun takut. Farah menundukkan kepalanya, gadis itu tidak berani menatap pada Reza.

"Jawab gue!" perintah Reza keras dan membuat Farah terlonjak. Seisi kantin lagi-lagi menaruh perhatian pada keduanya.

Melihat perlakuan Reza itu tanpa sadar membuat Alvaro berdiri. Laki-laki itu akan menghampiri Farah dan Reza. Baru saja akan melangkah, tangannya di tahan oleh Keira.

"Jangan ikut campur, Ro!" ucap Keira sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, sebagai tanda melarang Alvaro melakukan niatnya.

"Gue nggak bisa biarin Reza kayak gitu," ucap Alvaro menanggapi larangan Keira.

"Kenapa?" tanya Keira menyelidik.

Alvaro diam, dia hanya merasa benci melihat Reza mengganggu Farah. Dia hanya merasa, apa yang dialami Farah karena Reza itu akibat perbuatannya. Jika bukan karena taruhan yang dibuatnya, mungkin Farah tidak akan berurusan dengan Reza.

FARAHWhere stories live. Discover now