31. Hari Pemilihan Ketua OSIS

4.4K 349 16
                                    

Jangan salah tafsir. Minta maaf tidak berarti kita lemah. Sebaliknya, menunjukkan kebesaran hati kita mengakui kesalahan.

***

Setelah kejadian di kantin kemarin. Farah langsung menjadi sasaran kebencian cewek-cewek di sekolah itu. Mulai dari kelas X, XI, dan XII. Semuanya ikut menyalahkan dan menatap Farah seakan dia adalah tersangka yang harus segera dijebloskan ke dalam penjara.

Walaupun dia sudah sering menjadi pusat perhatian karena terlibat dengan Reza. Kali ini berbeda, dia menjadi orang yang paling dibenci karena dianggap telah merecoki persahabatan Reza, Keira, dan Alvaro.
Farah memilih untuk tidak mempedulikan mereka semua. Dia sudah berdoa agar diberi kekuatan. Dan dia yakin doanya dikabulkan. Apapun kata-kata yang diucapkan oleh para perempuan budak cinta itu, Farah tidak peduli, bagaimanapun cara mereka menatap Farah, juga tidak akan dipedulikan olehnya.

Lagipula, dia tidak butuh mereka. Dia tidak butuh orang-orang yang hanya bisa mencela orang lain tanpa tahu kejadian sebenarnya. Dia punya ketiga sahabatnya, bagaimanapun mereka tetap teguh dipihak Farah.

Farah tidak akan menunjukkan bahwa dia adalah seorang gadis yang menyedihkan setelah apa yang diterimanya di kantin kemarin. Dia akan menunjukkan bahwa dia seseorang yang kuat. Semoga berhasil. Farah berharap dia benar-benar mampu melalui semua ini.

***

Rabu ini adalah waktu pemilihan ketua OSIS baru SMA Bakti Mulya. Terlihat di salah satu sudut lapangan sekolah itu telah terpasang terop, selain itu juga terlihat sudah ada kotak suara, meja, kursi, dan tentunya perlengkapan lain untuk penceblosan di bawah terop itu.

Anggota OSIS periode ini yang sebentar lagi akan lengser terlihat sibuk dengan persiapan mereka. Selain itu, mereka juga terlihat berbeda dan terkesan keren dengan baju persatuan mereka yang berwarna gradasi merah-hitam. Menunjukkan bahwa mereka adalah orang dengan level berbeda dibanding para pengguna baju khas sekolah hari itu.

"Bakal pilih siapa Far?"

Seseorang mengagetkan Farah yang sedang khusyuk memperhatikan kesibukan di bawah lapangan itu. Farah datang sangat pagi kali ini, di lantai tiga, wilayah kelas X hanya ada beberapa murid yang sudah mengisi, kebanyakan petugas piket.

Farah melihat ke arah seseorang yang menyapanya. Rino. Cowok itu sepertinya langsung menghampiri Farah ketika dia baru sampai di wilayah kelas mereka. Rino masih dengan tas hitamnya.

"Eh, No," ucap Farah menyapa ketika melihat ketua kelasnya itu.

"Ada deh," lanjut Farah menjawab pertanyaan Rino di awal.

"Sebenarnya kalau lo ketebak sih," ucap Rino seakan benar-benar telah tahu siapa yang akan dipilih oleh Farah.

Tidak ingin memperpanjang obrolan. Farah hanya tersenyum mendengar ucapan Rino. Yah, karena dia anak mading tentunya cukup mudah menebak siapa yang akan dipilih olehnya.

Rino kemudian masuk ke dalam kelas meletakkan tasnya. Cowok itu kemudian keluar lagi menemani Farah berdiri di besi pembatas depan kelas mereka.

"Lo datang pagi banget, perasaan lo nggak piket deh," ucap Rino seakan heran.

Mendengar pertanyaan Rino membuat Farah tersenyum kecut. Dia memang sengaja datang lebih pagi dari jadwal biasanya. Alasannya, tentu saja untuk mennghindari Reza dan geng most wanted nya itu. Terutama Keira.

FARAHWhere stories live. Discover now