14. KESENANGAN & KESEDIHAN

4.8K 392 11
                                    

Aku punya definisi sendiri mengenai kata ajaib, yaitu jika aku dan kamu bisa menjadi kita

***

Farah mengikuti Reza dari belakang sambil tetap menundukkan kepalanya. Reza yang menenteng tas Farah membuat pandangan setiap siswa tidak terlepas darinya. Tidak ada obrolan apapun dari keduanya dan tidak ada yang berniat memulai obrolan duluan.

"Loe bukan babu gue, jalan disebelah gue!" perintah Reza ketika ia menghentikan langkahnya secara tiba-tiba.

Farah memperhatikan sekitar, yang benar saja, mengapa orang-orang ini seakan selalu berada di sekitar Farah dan Reza.

"Loe semua ngapain liatin kita? Nggak ada kerjaan lain?" ucap Reza pada semua orang yang melihat pada mereka.

Tanpa diperintah, mereka segera menghilang dan melakukan apa saja selain memperhatikan Farah dan Reza.

"Jalan di sebelah gue, loe bukan pembantu atau pesuruh gue kan?" ucap Reza lagi pada Farah yang sekarang menatapnya sambil menahan nafas sesak.

"Butuh ditarik tangannya?" ancam Reza.

Farah segera mensejajarkan tubuhnya dengan Reza. Laki-laki itu tersenyum puas. Keduanya berjalan sejajar hingga Farah tersadar langkah mereka bukan menuju parkiran motor.

"Parkiran motor di sebelah sana kan kak?" tanya Farah heran.

"Hm," jawab Reza santai.

"Kenapa kita ke...," Farah tidak melanjutkan ucapannya, ia segera paham. "Aku tetap naik motor sendiri kak," ucap Farah segera, ia berbalik arah, namun Reza segera menghadang jalannya.

"Tas loe sama gue," ucap Reza bernada ancaman.

Farah menarik nafas, ia tau tasnya sekarang ada pada Reza. Benar-benar menyebalkan, sangat sulit berada di posisi ini, ia bingung bagaimana caranya lepas dari tekanan Reza.

"Karena tas aku sama kak Reza, seharusnya kak Reza nggak perlu khawatir kalau aku bakal kabur kalau ngendarain motor sendiri," ucap Farah yang berhasil menebak maksud ancaman Reza.

Reza tersenyum miring mendengar ucapan Farah.

"Gue tau loe itu jaga diri banget, makanya sekarang gue ngajak loe jalan pakai mobil bukan motor, tempat duduk mobil itu berjarak, gue nggak bakal ngapa-ngapain loe,"

"Tetap aja kak, didalamnya itu cuman kita berdua,"

"Kalau seandainya gue sama loe dikurung lima hari dalam kamar, bahkan semut pun bisa mastiin nggak bakal terjadi apa-apa, apalagi yang cuman hitungan jam," balas Reza meremehkan sambil menatap Farah dari atas hingga bawah.

Farah menatap lelaki itu kesal. Ada apa dengan tatapannya yang menelisik tubuhnya dari atas sampai bawah, benar-benar tidak sopan, begitulah yang dirasakan Farah.

"Kalau aku naik mobil kak Reza, gimana sama motor aku?" tanya Farah, berharap pertanyaan ini dapat menjadi penolongnya.

"Tenang aja, gue udah bayar satpam buat jagain motor loe,"

Farah langsung melongo mendengar ucapan Reza. Luar biasa, laki-laki ini tentu tidak perlu repot-repot untuk melakukan apa saja yang diinginkannya, kertas persegi panjang bernomor yang dimilikinya akan menyelesaikan apapun untuknya dengan mudah.

FARAHWhere stories live. Discover now