25. Karena Jaket (I)

5.2K 324 7
                                    

Mengecewakan. Ketika yang membuat ulah adalah dia yang populer. Tapi yang dibenci kamu yang biasa aja. Suka boleh, buta jangan.

***

Jalan-jalan bersama Keira tidak jauh-jauh dari mall dan juga café. Sebenarnya cewek itu juga cewek salon, hanya saja dia malas membuat Reza dan Alvaro mengeluh jika harus menunggunya nyalon. Sebagai cewek, di salon itu suka bikin lupa waktu.

Selama berjalan-jalan di dalam mall ketiganya tidak lepas dari perhatian muda-mudi lainnya yang melalui mereka. Bayangkan saja, dua cowok tampan dan satu cewek cantik. Entah kedua cowok tampan yang beruntung atau cewek cantik itu yang beruntung.

Yang jelas tatapan para gadis yang memerhatikan mereka tentu saja iri pada cewek cantik itu. Banyak dari mereka yang tidak sembunyi-sembunyi ketika memperhatikan ketiganya. Ah, tapi memangnya mereka peduli, itu bukan hal baru bagi mereka.

Reza menoleh ke arah kumpulan gadis yang menatapnya kagum, sontak mereka tidak dapat mengontrol diri dan berteriak kegirangan. Tanpa senyum, Reza kembali mengarahkan pandangannya ke depan.

“Jangan caper mulu ya Re,” ucap Keira memperingati.

“Nggak caper juga gue udah menarik,” balas Reza santai namun jelas sangat membanggakan diri.

Keira memutar bola matanya mendengar ucapan Reza.

“Main udah, jalan-jalan udah, sekarang ngapain?” tanya Alvaro.

Setelah dari dufan, mereka jalan-jalan ke berbagai tempat menyenangkan di ibukota itu, dan sekarang tempat terakhir yang mereka kunjungi adalah mall. Sedari tadi mereka memang hanya memutari tempat itu.

“Makan aja kali yaa,” tawar Keira.

“Hm, makan deh, gila aja mutar-mutar nggak ngisi perut sama sekali,” ucap Reza menyetujui tawaran Keira.

Ketiganya menuju tempat makan di dalam mall itu. Dalam perjalanannya Reza tanpa sengaja menghentikan kakinya di sebuah toko baju. Sebuah ingatan di toko baju itu tiba-tiba melesat dalam benak Reza.

Sebuah kejadian dimana karena dia yang tidak sengaja memegang tangan Farah, dan membuat gadis itu marah hanya karena dia tidak meminta maaf atas apa yang dilakukannya. Sebuah kejadian dimana akhirnya dia harus mengakui alasannya mendekati gadis paling aneh baginya itu. Dan entah kenapa hal itu membuatnya merasakan perasaan bersalah setelah sekian lama.

Baru saja dia bertemu Farah siang tadi, namun tiba-tiba ingatan tentang gadis itu kembali muncul hanya karena dia melewati toko baju tempat dia dan Farah membeli jaket berwarna biru untuknya. Alvaro dan Keira yang berjalan lurus meninggalkannya sontak kembali menoleh pada Reza.

“Loe mau beli baju?” tanya Alvaro sedikit keras.

Reza mengalihkan fokusnya mendengar suara Alvaro, laki-laki itu kemudian melangkah kembali mendekati keduanya.

“Nggak,” jawab Reza singkat.

“Terus ngapain berhenti di toko baju? Kangen mantan?” tanya Keira menyelidik.

Reza sontak tertawa mendengar pertanyaan Keira. Bagi Reza pertanyaan Keira sangat menggelikan. Kangen mantan? Sungguh, sangat membuang-buang waktu merindukan orang yang telah tertinggal di masa lalu. Yah, begitulah menurut Reza. Lagipula mantannya sangat banyak untuk diingat, tentu saja akan memusingkan untuk tiba-tiba mengingat siapa yang harus dirindukannya.

FARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang