21. PERTANDINGAN BASKET (II)

4.8K 335 12
                                    

Aku memilih lupa, karena kamu adalah luka.
-Farah Fatimatuzzahra-

Gue itu cuek, tapi kalau ada loe, gue ngaku kalah.
-Reza Wisnu Pratama-

***

Laki-laki itu berdiri santai dengan handuk putih melingkari lehernya. Anak-anak X IPA 3 di tempat itu hanya menatapnya bingung, pasalnya Reza belum mengeluarkan sepatah katapun sejak kedatangannya yang tiba-tiba itu.

"Ada apa lagi kak?" tanya Rino mengambil alih keadaan.

Bukannya menjawab pertanyaan Rino, Reza dengan santainya kembali meneguk minuman yang digenggamnya dan kemudian mengarahkan tatapannya pada objek yang sudah tidak asing lagi. Seperti biasa, objek yang ditatapnya sama sekali tidak mengindahkan kehadirannya, gadis itu terlihat fokus melihat hasil gambar yang diambilnya tadi.

Pandangan anak-anak X IPA 3 akhirnya mengarah pada Farah. Sadar akan semua tatapan yang mengarah padanya, Farah pun mengangkat kepalanya dari kamera yang sedang digenggamnya. Ia membalas tatapan teman-temannya dengan tatapan bertanya, sayangnya tidak satupun dari teman-temannya memberikan jawaban dari tatapannya.

Farah menarik nafas lelah kemudian menoleh pada Reza. Gadis itu sadar akan kehadiran Reza, namun seperti perjanjian yang dibuatnya dengan lelaki itu di kantin, keduanya akan menganggap mereka tidak saling kenal. Namun, menyadari Reza yang terus melihat ke arahnya membuat Farah jadi tidak enak pada teman-teman sekelasnya.

Gadis itu pun memilih berjalan pergi meninggalkan kerumunan teman sekelasnya sambil menenteng kamera yang dipinjamkan Vanya. Farah mencoba tidak peduli mengapa Reza melihat padanya tadi, ia berjalan lurus tanpa menggubris laki-laki itu sama sekali.

"Gue udah bilang kan, gue bakal pastiin satu sekolah bakal hadir hari ini."

Suara itu menginterupsi langkah Farah.

"Aisshh, sejak kapan dia ngikutin aku?" batin Farah resah.

Gadis itu menguatkan tekadnya untuk tetap tidak memperdulikan Reza yang diketahuinya sekarang berjalan dibelakangnya, ia memilih terus melangkahkan kakinya.

Melihat gadis itu sama sekali tidak menggubrisnya membuat Reza kesal. Ia melangkahkan kakinya cepat dan membuatnya sekarang melangkah sejajar dengan Farah hingga membuat Farah langsung menghentikan langkahnya.

Keduanya terjebak dalam situasi diam-diaman yang aneh. Reza terus melihat pada Farah menunggu apa yang akan diucapkan gadis itu karena tingkah lakunya sekarang, namun Farah sama sekali tidak mengucapkan apapun. Seperti perkiraan Reza, gadis itu sangat batu. Bahkan sekarang ia berpura-pura sibuk dengan memotret bunga-bunga disekitar taman. Ya, mereka berhenti tepat di jalan antara taman dan musholla.

"Tugas loe itu dokumentasiin pertandingan hari ini, bukan foto-foto bunga atau pemandangan nggak penting," ucap Reza kesal.

Farah menggemeretakkan giginya menahan untuk tidak membalas laki-laki yang masih setia berdiri disebelahnya itu. Tidak tahan lagi dengan perlakuan Farah yang menganggapnya seakan tidak ada, akhirnya Reza merebut kamera itu dari tangan Farah dan sukses membuat Farah melongo tidak percaya. Farah benar-benar kesal sekarang. Untuk pertama kalinya setelah beberapa saat ia kembali membuat dirinya berhadap-hadapan dengan Reza.

"Manusia satu ini emang nggak punya rasa bersalah ya, iishh... kenapa nggak aku kalungin aja sih tadi kameranya," rutuk Farah dalam hati.

"Maaf, kamu siapa ya?" tanya Farah tiba-tiba dengan membuat wajah yang sangat polos.

Reza menatap gadis dihadapannya dengan tampang tak percaya. Laki-laki itu mengulum bibir bawahnya. Entah kenapa rasanya sekarang ia ingin tertawa. Reza mati-matian menahan dirinya untuk tidak tertawa, namun akhirnya kelepasan juga.

FARAHWhere stories live. Discover now