33. Pacaran?

4.6K 324 10
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Pa-ca-ran?” Farah seakan mengeja satu kata itu dihadapan Reza.

Reza mengangguk santai menjawab pertanyaan Farah.

Farah menghela nafas. Manusia ini!

“Nggak! Aku nggak main gituan!” tolak Farah dan Reza sudah yakin akan mendengar kalimat penolakan keluar dari mulut cewek itu.

“Terserah. Yang jelas gue nggak nerima penolakan, dan mulai sekarang lo jadi pacar gue dan gue jadi pacar lo. Selesai!”

Farah membelalak menatap Reza. Apa-apaan itu, kenapa Reza jadi mengatur-ngatur dirinya. Dan pacaran tidak pernah ada dalam kamus hidup Farah.

“Nggak ada selesai-selesai! Pokoknya aku nggak mau jadi pacar kak Reza! Pacaran itu dosa tau kak!”

“Ya elah, hidup lo kaku banget, tenang aja gue nggak bakal cari kesempatan sama lo, anggap aja ini cuman buat status!”  ucap Reza tidak ambil pusing.

Rasanya Farah mau menyiramkan air di tangannya pada Reza agar laki-laki itu sadar.

“Sebenarnya kenapa kakak ngajak aku pacaran? Kakak suka sama aku?” tanya Farah sambil menggemeretakkan giginya.

Seketika itu juga Reza tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Farah, dia sampai memegangi perutanya.

“Suka sama lo? Ya nggaklah, gue nggak ngajak cewek pacaran cuman karena alasan suka,” ucap Reza dengan muka memerah setelah tertawa terbahak-bahak tadi.

“Nah, berarti seharusnya kak Reza nggak bakal sakit hati kalau aku tolak, jadi sorry  ya kak Reza aku nggak minat jadi mainannya kak Reza!” tukas Farah kesal.

“Nggak bisa gitulah, lo kira gampang ngajak cewek pacaran, lo harus ngehargain usaha gue dong, jadi gue nggak mau nerima penolakan. Selesai Farah. Selesai!”

“Aku nggak nerima pemaksaan! Selesai!” tukas Farah benar-benar kesal dengan ulah Reza, gila sekali kakak kelasnya ini.

“Kuasa lo sama gue di sekolah ini nggak sebanding Far, jadi udah jelas penentuan tetap ada di gue! Lo jadi pacar gue! Suka nggak suka!” ucap Reza dengan pelan namun tajam.

“Kak Reza nggak jelas banget! Ngajak pacaran tiba-tiba, padahal suka aja nggak, sebenarnya apalagi yang kak Reza rencanain? Kak Reza mau gunain aku buat apalagi?” ucap Farah emosi, tidak mungkin kakak kelasnya ini tiba-tiba mengajaknya untuk hal itu kalau dia tidak merencanakan sesuatu.

Farah tidak bodoh.

Wajah Reza seketika berubah menjadi lebih serius mendengar ucapan Farah. Dia mendengus kemudian tertawa.

“Lo kayaknya trauma banget sama kejadian yang dulu?”

“Wajar kan?” ucap Farah menantang.

FARAHWhere stories live. Discover now