"Senyum-senyum aja kali sebelum lo gak bisa senyum lagi," lanjut Dean.

Apa maksud perkataan Dean tadi? Mengapa hal sekecil itu bisa membuat hati Zeta sesak. Dean memalingkan wajah yang tadinya lurus ke depan sekarang sedang menatap Zeta lekat.

"Tunggu sini!" Dean pergi dari situ, Zeta menghiraukan ucapan Dean.

Tiba-tiba permen kapas berwarna pink ada tepat di depan wajah Zeta, seketika raut wajah Zeta kembali bersinar.

"Makasihh kakak," ucap Zeta dengan tulus. Dean mengacak rambut gadis itu dengan gemas. Dia membuka jaket abu-abunya dan merangkulkan jaketnya di pundak Zeta.

"Eh?" Zeta kaget sekaligus dapat perlakuan seperti itu. Dean tersenyum sangat manis kepadanya hingga matanya terlihat sipit. Dean tetap merangkul Zeta sampai Zeta mengajak Dean untuk masuk ke rumah hantu.

"Enggak!" tolak Dean.

"Lo takut? Yaelah Kak, disana tuh hantunya setingan semua. Ayo ah!" Zeta tetap memaksa Dean untuk ikut. Dean hanya bisa pasrah mengikuti.

Baru saja masuk kaki Dean sudah di pegang oleh wanita berambut panjang dengan memakai baju suster penuh darah.

Saat wanita itu menolehkan kepalanya ke arah Dean dan Zeta, ia justru semakin gencar memegang kaki Dean dengan kuat. Pasalnya jarang-jarang ada cogan yang nyasar kesini. Mentok-mentok anak Smp kelas tiga.

"Aaaa lepasin bego!!" pekik Dean sembari mengibas-ngibaskan kakinya.

"Ini bocah beneran takut? Gila aja kalah sama tampangnya," batin Zeta.

Zeta berjongkok tepat di depan wanita tadi dan berkata, "Mbak kalo cari jodoh jangan disini, mending mbaknya mampir ke bukalapak aja. Banyak yang ori lagi. Daripada gangguin gebetan orang!" ketus Zeta.

"Kamu mau ikut ke alam saya?" dengan suara serak yang dibuat-buat wanita tadi semakin gencar menggoda dua sejoli itu.

"Alam mata lo!" ketus Dean sembari menginjak tangan wanita tadi.

"ADUH!" pekik wanita itu. Sontak Zeta dan Dean tertawa dan melanjutkan perjalanannya.

Saat sedang santai tiba-tiba mereka dikepung oleh kawanan pocong dengan wajah yang sangat menakutkan.

Sebenarnya Zeta tidak takut, tetapi dia pura-pura takut agar Dean bisa melindunginya. Kapan lagi yakan?

Tetapi ekspetasi kadang tidak sesuai dengan realita, justru sekarang Dean yang memeluk Zeta dengan kuat sembari  memejamkan mata, Dean juga membaca ayat kursi.

"Gila, percuma gue pura-pura. Baru kali ini gue nemuin cowok kayak dia, biasanya cewek yang gini. Eh sekarang malah cowok," lirih Zeta. Tepat di depan pocong yang memakai kain kafan merah muda.

"Mas sana gih ganti kain kafan, cucok banget warnanya," usir Zeta sembari mendorong pocong itu agar menjauh.

Hal itu membuat pocong-pocong lain mendekat. Zeta melepas paksa tangan Dean yang masih bergelayut di lengannya. Ia menyuruh Dean untuk diam di pojok ruangan.

Zeta menendang dada pocong di belakangnya. "Ikut kami," ucap pocong berwarna kuning itu.

"Ikut lo ntar gue jadi pepes lagi, dibungkus-bungkus!" Zeta menampar wajah pocong kuning dengan keras.

"Yaallah atit itu, pis deh Dek kita nyerah!" ucap pocong hitam itu dan diikuti yang lain. Zeta terkekeh mendengar penuturan pocong tadi. Tiba-tiba Dean memekik keras.

"AAAAA ZETA TOLONGIN GUE, INI GUNDUL NODONG MULU!" Terlihat Dean yang mundur-mundur dan sesekali mendorong kepala botak tuyul ijo di depannya.

Zeta tertawa terbahak-bahak. Ternyata yang katanya most wanted bisa jadi miss letoy seketika.

"Buat instastory bakal viral nih, harusnya tuh anak se-SMA tuh tau kalo idolanya begini."

~To be continue~

Hai hai. Sesuai janji aku ke kalian aku bakalan update double hehe:")

Jangan lupa tinggalkan jejak.

GIZLIWhere stories live. Discover now