Malam Kekacauan.

4.8K 571 94
                                    

Menjelang sore hari, Mebuki sangat sibuk mengatur para pelayan untuk menghias kamar Sakura. Halaman Sakura dihias dengan warna pengantin, dari sprei, tirai, lilin, lampion  dan segalanya layaknya pengantin baru. Persiapan yang dilakukan Mebuki  membuat Madara tak henti-hentinya memerah. Sebenarnya ada enam orang yang memerah sore ini. Sakura juga merupakan salah satu orang yang wajahnya memerah sempurna. Jujur saja, mereka dalam keadaan tegang karena membayangkan hal-hal yang dilakukan pada waktu malam pertama mereka.

Untuk mempersiapkan malam pertamanya, Sakura menghabiskan waktu dengan beberapa pelayan untuk mandi dan berhias. Ibunya secara khusus memberi baju tipis yang terlihat menerawang khusus untuk malam ini.

"Ibu baju ini terlihat tidak sopan," ujar Sakura malu-malu.

"Apa yang kamu bicarakan, ini akan membuat menantu bersemangat nanti malam," jawab Mebuki.

Ketiga pelayan yang mendengar perbincangan Sakura ikut memerah dengan ucapan Mebuki.

"Ibu..."

.
.

Ditengah acara yang membahagiakan ini muncul pria cantik yang membawa aura kepemimpinan. Baju ungu yang ia kenakan tertiup angin membuat sosoknya seperti makhluk surgawi. Segala hal yang ia kenal tanpak mulia, ditambah dengan mahkota giok pelambang jabatannya Sasori nampak tak tersentuh.

"Tidak ada yang diijinkan menikahi adikku sebelum lulus dari tes ku!" Ucap Sasori dengan angkuh.

Kelima Uchiha yang saling berkerumun untuk adu panco terkejut dengan suara dingin dari depan halaman Sakura. Mereka menghentikan acara duel panco dan mengamati pria cantik baru datang.

Sebenarnya hanya mereka berempat yang adu panco sementara Madara dalam keadaan kaki dan tangan terikat. Kekurang ajaran adiknya sungguh mengerikan. Mereka bertekad mengikatnya beramai-ramai seperti sedang mengejar ayam. Karena harus melawan empat orang Madara akhirnya tertangkap dan diikat sekaligus di sumpal mulutnya.

Tanpa menghiraukan pandangan marah sang kakak, mereka berdiskusi tentang malam pertama dengan sang istri. Mereka berebut untuk mendapatkan hak pertama kali di malam pertama.
Untungnya mereka berada di halaman yang agak sepi. Hal tersebut mencegah para pelayan mencuri dengar pembicaraan mereka.

Diskusi itu berlangsung lama karena tidak ada yang mau mengalah. Akhirnya Itachi menawarkan adu panco pada ketiga saudaranya. Siapa yang menang maka dia yang mendapat hak istimewa untuk malam pertama.

"Bagaimana? Usulku cukup adilkan?" Tanya Itachi.

"Baik, aku pasti tidak akan kalah darimu kakak ketiga," jawab Neji.

"Aku tidak keberatan," kata Kakashi.

"Baiklah, kita lakukan sekarang," tantang Sasuke.

Mereka semua sepakat tanpa meminta persetujuan dari Madara. Mereka berempat menganggap jika kakak pertama nya hanya ikan mati yang tidak perlu diminta pendapatnya. Rasa cemburu mereka di picu oleh kebaikan mertua yang sangat berlebihan pada Madara. Walaupun itu demi sang istri namun hati mereka tetap lah manusia biasa. Rasa cemburu pasti timbul dengan cara alami.

Sekarang muncul pria cantik yang wajahnya mirip dengan sang istri. Mereka semua serempak untuk memberi hormat pada Sasori. Hitung-hitungan untuk  mendapatkan perhatian dari kakak ipar.

Sasori agak terkejut dengan sikap sopan dari keempat orang petani ini. Sikap keempat orang didepannya ini seperti seorang sarjana terpelajar. 

'Bukankah seharusnya para petani adalah orang yang tidak beretika juga vulgar.'

Sikap mereka ini jauh berbeda dari pemikirannya.

'Aku tidak boleh terlena dengan penampilan mereka,' batin Sasori.

"Aku hanya akan menerima busur dari adik iparku, sebelum pria itu pantas bersanding dengan adik maka dia harus melewati ujian dariku," tegas Sasori.

'Pria tidak berpendidikan berniat untuk menjadi suami adikku, hmmpt jangan bermimpi,' batin Sasori.

Mereka berempat saling melirik, mana dia mungkin mereka tiba-tiba menawarkan diri untuk diuji jika status kakak pertama nya yang diketahui sebagai sang suami dari Sakura. Jadi mereka berpikiran jika Madara menerima segala keistimewaan dari mertua maka dia juga harus menerima pukulan dari kakak ipar. Apalagi kakak ipar mereka ini adalah seorang pejabat yang dinaikkan jabatannya menjadi panglima. Pasti ilmu bela diri Sasori sangatlah tinggi.

"Tentu saja anda harus memberi petunjuk kepada kakak pertama, semakin berharga ipar maka semakin berat ujiannya," ucap Itachi.

"Benar, tidak boleh melunak sedikitpun, ini bearti ipar perempuan benar-benar berharga di hati anda," Kakashi memancing emosi Sasori.

"Aku akan memanggil kakak pertama," sela Sasuke.

"Cepatlah," kata Sasori.

Dari dalam, Madara merutuki adik-adiknya yang memancing kakak iparnya untuk mempersulit ujian yang diberikan. Seandainya Sasori mengajak bertarung ia tidak mungkin menghajar Sasori karena akan membuat mertua kesal. Jadi dia harus bisa sebaik mungkin menghindar dari pukulan Sasori tanpa balik menghajarnya.

Madara keluar dari dalam dengan sikap sok tenang kembali, bahkan pria gagah itu sengaja membungkuk dan menyapa Sasori. Sayangnya sebelum Madara bangun dari busurnya Sasori sudah menyerang Madara dengan ganas.

Kecepatan Madara sangat hebat, beruntung dirinya mampu mengelak dari pukulan Sasori. Hanya saja ada yang menganggu kenyamanan bertarungnya yaitu adiknya yang menyemangati Sasori agar menghajar dirinya dengan lebih keras lagi.

"Ayo kakak ipar, kakak pertama bukanlah orang lemah. Pukulan seperti itu tidak cukup membuatnya jatuh!" Teriak Sasuke.

"Pukul lebih keras lagi kakak ipar!"ucap Neji.

Dengan semangat dari mereka berempat, Sasori tidak mau mengalah pada Madara. Harus ia akui jika keterampilan bela diri Madara luar kota biasa.  Gerakan tangan dan kaki merupakan kombinasi ilmu rumit dan bisa mengunci gerakannya. Sayangnya harga diri sebagai panglima kerajaan membuat Sasori tidak mau mengalah dan terus menyerang Madara.

Mereka sangat bersemangat hingga lupa jika hari memasuki Malam hari. Ketika tersadar, Madara mendapatkan jika keempat saudaranya sudah menghilang. Wajah Madara berangsur gelap. Dia memutuskan untuk tidak memberikan wajah pada Sasori. Dengan satu tangan dan kaki ia memukul semua gerakan Sasori.

.
.
.

Di kamar pengantin, keempat Uchiha telah memakai baju merah terang. Mereka mengelilingi Sakura yang duduk di ranjang pengantin dengan malu-malu.

"Istriku, anda cantik sekali," puji Kakashi.

"Ini malam pengantin kami, apakah anda tidak takut," tanya Kakashi.

"Kakak jangan menakuti istri," tegur Sasuke.

"Benar, kita bukan binatang buas," rayu Neji.

Sakura memerah dengan godaan keempat suaminya.

'Dari tadi aku tidak melihat keberadaan Madara?' batin Sakura.

.

Sasori akhirnya mengakui kemampuan Madara. Ia merasa puas dan melepaskan Madara untuk masuk ke kamar pengantin. Jadi Madara tidak ingin basa-basi dan langsung menuju kamar Sakura.

Dengan cepat ia membuka pintu kamar pengantin. Awalnya ia mengira akan ada adegan yang selalu ada dalam pikirannya. Ternyata yang ia dapatkan justru keempat adiknya pudung dan meringkuk di pojok kamar.

"Apa yang terjadi?" Tanya Madara.

Sakura menghela nafas panjang dan tidak mau menjawab. Jadi Itachi yang menjawab dengan ekspresi muram.

"Istri kedatangan bibi besar ( datang bulan)" jawab Itachi.

Tbc

Wkwkwk yang pada nungguin wikiwiki kecewa hahaha

Too Many HusbandOn viuen les histories. Descobreix ara