Ucapan Terima Kasih.

6.9K 694 105
                                    

Itachi masih mengandeng tangan Sakura agar Sakura tidak tersesat. Walaupun tanpa digandeng Sakura juga tidak mungkin tersesat tapi Itachi bersikeras ingin untuk menggandeng Sakura.. Bagaimana mungkin dia bisa tersesat jika tidak ada seorang pun di bukit ini selain mereka. Bisa dilihat dengan jelas jika sebenarnya Itachi ingin memegang tangan seindah giok putih itu. Dan diam-diam mengagumi dalam hati keindahan tangan istri kecilnya.

"Kita sudah sampai." Itachi memperlihatkan pemandangan di atas bukit yang  indah pada Sakura. Dia berharap istri kecilnya senang dengan ajakannya untuk melihat pemandangan. Tidak ada yang tahu tempat ini selain Itachi, ini merujuk rahasia kecil dan yang ia simpan sendiri. Biasanya tak dia akan pergi lagi ke tempat ini jika sedang sedih. Letaknya yang berada di balik air terjun tidak akan diketahui oleh siapapun cuma yang lewat. Dan sesuai dugaannya, Sakura tersenyum lebar melihat pemandangan ini.

''...."

Tunggu dulu, sspertinya Sakura tidak tersenyum ke arah pemandangan di bawah. Tapi mata hijau daunnya tersenyum melihat tumbuhan yang berada di depan sana. Dengan bersemangat Sakura maju kemudian mengambil dedaunan yang Itachi tidak tau apa namanya.

"Bla bla bla bla..." ( Hebat ini kan daun teh. Ada begitu banyak di sini.)

Mata Sakura berbinar melihat daun teh itu. Dengan riang ia mengumpulkan daun teh yang ia petik.
Ternyata daun yang selama ini di kira Itachi tanaman liar adalah teh yang bagus. Ia sama sekali tidak sadar jika Sakura tidak menyuruhnya mengendus bau daun itu. Diapun turut membantu Sakura memetik daun teh itu. Tak lupa tangannya berpura-pura memetik daun itu yang sama agar bersentuhan dengan tangan Sakura. Itachi sangat menikmati wajah merona Sakura saat bersentuhan dengan tangannya. Saat masih asyik mengagumi keindahan wajah istri kecilnya, Itachi dikejutkan dengan pekikan senang Sakura. Karena terlalu senang, Sakura membebankan semua daun teh yang ia petik ke dalam pakaian Itachi.
Awalnya Itachi bingung dengan sikap Sakura yang berjalan mengendap-endap menuju sebuah kayu tua yang tergeletak tak jauh dari tempat mereka. Karena khawatir dan penasaran, Itachi mengikuti istri kecilnya yang berjongkok seakan bersembunyi dari sesuatu. Tangan mungil Sakura meraih batu yang agak besar. Lalu ia melempar batu itu ke arah onggokan kayu yang baru mereka temukanlah temukan.

Tak
Tak
Tak
Tanpa disangka muncul kawanan lebah madu dari balik kayu itu. Sakura melemparkan batu lagi dan kembali bersembunyi.

Tak
Suara dengungan lebah yang marah membuat Itachi memucat. Ia tidak pernah mengira jika istrinya sangat nakal.
Ia sungguh tidak percaya dengan apa yang dilakukan istrinya itu.

Setelah suara dengungan lebah madu itu pergi. Dengan cekatan Sakura mengambil kayu itu. Namun karena agak berat ia merasa kesulitan untuk mengangkatnya. Itachi berinisiatif mengangkat kayu itu, ia menyerahkan daun teh dan mulai menyanyi kayu yang baginya tidak terlalu berat.

"Ayo kita segera dia pergi sebelum lebah itu kembali."
Itachi menuntun Sakura kembali ke rumah. Sakura bersenandung sepanjang perjalanan. Rupanya tidak sia-sia ia keluar rumah dan berjalan jauh.

Sesampai di rumah, Sakura merebus dauh teh itu. Namun ia mencuci daun-daun itu sebelumnya. Itachi mengambil pisau dan wadah untuk membelah kayu yang mereka temukan.

Ternyata sarang lebah itu sudah penuh dengan cairan madu. Itachi bersemangat dalam untuk memeras agar dijadikan minuman yang nikmat. Sudah lama sekali ia tidak merasakan manisnya madu. Apalagi dari arah dapur tercium aroma teh yang menyegarkan. Ia tidak sabar memberikan kejutan pada saudaranya yang lain.

"Kami pulang."

Keempatnya Keempat saudara itu datang dengan raut wajah letih. Sakura  tersenyum manis dan meletakkan masing-masing cangkir berisi rebusan daun teh. Mereka agak tertegun melihat minuman yang tidak pernah lagi mereka minum sejak orang tuanya meninggal.

"Mi..minum tteh."
Sakura masih berbicara dengan terbata-bata.
Itachi yang melihat keempatnya saudaranya penuh tanda tanya masih ingin mempermainkan mereka. Ia mengeluarkan botol kecil berisi madu.

"Lihat ini madu untuk kalian. Campur dengan teh agar lelah kalian berkurang."

"Dari mana kalian mendapatkan madu dan teh?" Madara àkhirnya angkat bicara.
"Ini barang yang mahal, hasil dari upahmu tidak cukup baik untuk membeli teh apalagi madu Itachi." Kakashi membenarkan ucapan Madara.

"Hahaha aku juga terkejut dengan keberuntungan ku. Ini kami temukan di atas bukit. Ternyata istri memiliki banyak pengetahuan." Itachi

"Hn dia bintang keberuntungan kita." Sasuke menatap lembut Sakura.

"Takdir baik benar-benar mengarah pada kita." Neji juga ikut menatap Sakura.

Karena ditatap oleh kelima orang itu, Sakura malu dan kembali memerah. Dengan segera ia menyiapkan nasi dan lauk yang telah dipanaskan terlebih dahulu . Jantungnya benar-benar merasa berdebar di tatap mereka berlima.

"Wah ini terlihat lezat."
Mereka sangat senang melihat hidangan lezat itu. Wajar saja, selama ini mereka hanya memasak menggunakan garam dan sedikit kecap manis.

"Makan." Ucap sakura singkat. Madara terharu dan bersyukur karena memiliki istri yang cakap. Dengan begini, kemarahan pada ayahnya sudah agak memudar.

"Nah, istri paha ayam ini untukmu." Neji secara mengejutkan memulai untuk memanjakan istrinya.

Sakura jadi teringat dengan peristiwa wanita yang di beri sesuatu oleh suaminya. Dia berpikir harus mengucapkan kata itu untuk berterima kasih.

"Aaaku ingin berguling-guling dengan akar anda."

Deg

siiiiing

Hening.

Sumpit terjatuh dari tangan mereka berlima, mulut mereka berhenti mengunyah dan melongo. Perlahan warna merah menjalar dari wajah hingga ke telinga.

'Kenapa reaksi mereka seperti itu?' Batin Sakura bingung.

"Itachi!!!" Teriak mereka berempat.

"Aku tak tidak tahu apa-apa!" Jawab Itachi nelangsa.

"Sebagai hukuman kau makan di dapur!"

"Aku benar-benar tidak tau apa pun."😭😭

Tbc

Too Many HusbandDove le storie prendono vita. Scoprilo ora