Mencuci Bersama

5.9K 688 93
                                    

Hari-hari yang dihabiskan Sakura bersama dengan
Uchiha bersaudara begitu menyenangkan. Manis dan pahit kehidupan ia jalani dengan damai di desa terpencil ini. Hidup di sini benar-benar berbeda seratus delapan puluh derajat dari kehidupannya di ibu kota kerajaan. Di sini ia hanya mengkhawatirkan hal sepele seperti nasi agar tidak gosong, sayur mayur yang berkali-kali di tolak oleh kelima saudara karena mereka membenci terlalu banyak sayuran juga perasaan cemburu yang membuat mereka mencari perhatian seperti anak kecil yang iri jika tidak diperhatikan ibunya.
Sakura tersenyum kecil jika mengingat ulah mereka yang konyol dan pencemburu.

"Aku seperti ibu yang mempunyai lima anak." Guman Sakura.

Jika Sakura mengenang kembali kehidupan dirinya di ibu kota, tentu saja hal seperti ini tidak pernah menjadi perhatian. Di sana walaupun hidup tidak pernah kekurangan perak, perhiasan dan makanan tapi kehidupan di kalangan bangsawan sangatlah kejam. Sakura harus berperang lidah dengan para putri bangsawan dan istana agar tidak menjadi bahan ejekan. Sudah menjadi rahasia umum jika skema jahat selalu terbang di sekitar putri pejabat agar bisa menjatuhkan reputasi. Jika dulu Sakura selalu bangga karena mampu menyerang balik perangkap lidah putri yang lain tapi kini Sakura merasa hal yang ia lakukan dulu benar-benar membuang waktu. Sekarang dirinya bisa hidup nyaman tanpa khawatir dengan kehilangan  reputasi yang bisa menyebabkan dirinya kehilangan nyawa.

"Istri Uchiha, apakah anda ikut mencuci di sungai?" Anko menawari dirinya untuk bersama-sama istri keluarga yang lain mencuci selimut di sungai. Kehidupan di sini sungguh rukun walaupun ada beberapa istri yang sombong.

"Iya, aku ikut."

Sakura menulis pesan dan meletakkan di atas meja agar kelima saudara itu tidak khawatir. Ia bersyukur karena Itachi dan Kakashi mampu membaca dan menulis.

Dengan segera Sakura mengambil selimut yang tebal dan membawa timba dari kayu. Ia bergegas menuju para istri keluarga yang lain yang menunggunya.

Di sungai, para istri termasuk Sakura berbincang-bincang dengan bersemangat. Godaan sering kali dilontarkan oleh Anko dan Yukimaru. Kata-kata itu seperti.

"Bagaimana cara mu untuk bergiliran memberi mereka daging, istri Uchiha?"

Di pikiran Sakura memberi makan daging artinya memang memberi makan daging lain lagi dengan pikiran Fu dan Yukimaru. Bagaimana pun arti memberi makan daging adalah melayani suami mereka di ranjang.

"Tentu sajaa, berrgantian."
Anko membelalak kaget.

"Jadi mereka makan daging saat itu juga bersamaan?"

"Benar, akuu yang haaruss memberi mereka secaarra berganntiang agarr tidak iiri."
Anko, Fu dan Yukimaru menatap tak percaya pada Sakura. Ternyata Uchiha bersaudara itu sungguh liar. Bagaimana bisa tubuh mungil Sakura menahan lima pria yang kuat dan bersemangat. Mereka bertiga mengigil saat membayangkan kelima pria itu menyerang Sakura bergantian.

"Apa tubuhmu tidak kelelahan?" Yukimaru bertanya dan merasa iba dengan Sakura. Sebab dirinya melayani suami nya bergatian dengan durasi sehari untuk Yahiko, sehari untuk Sora dan begitu seterusnya.

"Tentu tidak, aku merasa senang melakukannya. Walaupun terkadang mereka bertingkah konyol. Agar tidak iri aku juga memaksa agar yang lain makan daging juga."
Sakura menjawab pertanyaan Anko, Fu, Yukimaru dengan terbata-bata. Walaupun ia sudah bisa dikatakan bisa berbicara dan mengerti bahasa desa ini namun Sakura mengalami kesulitan dalam pengucapan. Ia juga tidak mengerti bahasa yang tidak bisa di praktekkan oleh Uchiha bersaudara saat mengajarinya berbicara beberapa kata.

'Ternyata Sakura lebih bersemangat dari pada suaminya.' Fu, Anko dan Yukimaru membatin bersamaan. Mereka memiliki rasa hormat tersendiri untuk Sakura, tubuhnya yang kecil ternyata sangat kuat dan tahan lama.

.
.
.

Di kediaman Haruno, Mebuki menangis tersedu-sedu saat melihat jubah Sakura yang dibawa mata-mata yang mereka kirim. Kizashi hanya menatap kosong meja tempat peninggalan Sakura tergeletak begitu pula Sasori. Hatinya hancur karena kabar meninggalnya sang adik dan disertai bukti barang-barang yang dibawa Sakura untuk melarikan diri. Mata-mata itu melaporkan jika seorang gadis berambut merah jambu melakukan bunuh diri di bukit dekat perkampungan yang terpencil. Sebelum mayatnya di kremasi, kepala desa wilayah itu menyimpan barang-barang peninggalan sang gadis.

"Ini tidak mungkin, putriku yang cantik hik hik."

Mebuki kembali melihat barang yang di bawa mata-mata yang sedang berlutut di depannya. Tangan Mebuki bergetar saat akan mengambil giok identitas Sakura.

"Tidak, aku tidak akan percaya jika putriku akan menyerah dan menjadi pengecut hingga mengakhiri hidupnya."

"Mebuki."

"Ibu."

"Pergilah, tetap cari keberadaan putriku di tempat kau menemukan barang-barang ini, dan jika ada gadis berambut merah muda maka bawa ke hadapan ku. Aku tidak perduli gadis itu Sakura atau bukan."

"Baik."

"Mebuki, kau tidak boleh melakukan ini."

"Tuanku, seandainya memang putriku meninggal aku tetap menginginkan seorang putri berambut merah jambu untuk kujadikan anak angkat. Apakah anda keberatan...?"

Sorot mata sedih dari Mebuki membuat Kizashi tak berdaya. Namun tabib menyarankan untuknya menuruti semua keinginan Mebuki agar jiwanya tidak tergoncang. Akhirnya dengan terpaksa Kizashi menyetujui keinginan Mebuki.

"Baiklah."
"Terima kasih tuanku."

Sasori yang melihat keadaan ibunya menjadi membenci Indra lebih besar lagi. Seandainya tunangan adiknya yang bajingan itu tidak melipat tangan waktu itu, keadaan ini tidak akan terjadi.

"Lupakan pertemanan kita selama ini Indra. Keluarga Haruno tidak akan memberikan dukungan untukmu lagi. Hmmpt."

.
.
.

Di tengah keasyikan mereka dalam mencuci dan juga berbincang. Suami dari Yukimaru menjemput dirinya. Dengan lembut Yahiko mengajak istrinya pulang.
"Istri, suamimu datang menjemput anda Yukimaru. Mari kita pulang."

"Baik." Dengan malu-malu Yukimaru berpamitan dengan Fu, Anko dan Sakura.

Kepala Sakura serasa di hantam palu saat menyadari hal yang selama ini ia abaikan.

"Istriii?"

Anko terkikik geli, "apa yang aneh Sakura? Dia istri Yahiko dan Yahiko suami Yukimaru. Dia punya tiga suami." Anko menjelaskan tentang keluarga Yukimaru sambil menunjuk ke arah Yukimaru dan Yahiko.

Tak lama lagi kemudian, Neji, Nagato, Kabuto datang ke arah mereka untuk menjemput masing-masing istrinya. Melihat suaminya Fu memekik senang.

"Ah, suami kita telah menjemputnya menjemput. Mari kita pulang."

"Ya."

Para suami itu meraih cucian dari sang istri lalu menggandeng tangan nya. Neji juga melakukan hal yang sama dengan lainnya. Mereka semua mengobrol dengan riang dalam perjalanan pulang.
Sakura hanya terdiam karena berusaha mencerna tentang statusnya yang baru ia ketahui. Dia tidak mengucapkan apapun dalam perjalanan karena kejutan hingga membuatnya seolah tak menapak bumi.

'Ya dewa, aku mempunyai lima suami!!'

Tbc

Too Many HusbandWhere stories live. Discover now