Rumah

9K 726 90
                                    

Mereka bertiga telah sampai di sebuah rumah yang cukup besar. Sakura mengamati penampilan rumah yang besar namun tak terurus ini. Dia menduga jika dulunya pasti pemilik rumah ini adalah orang kaya raya.

'Orang bodoh mana yang membiarkan rumah sebesar ini terlantar.'

Tepukan halus dibahunya membuat Sakura menoleh. Kakashi yang sedari tadi mengamati wajahnya tersenyum dan menarik tangan Sakura.

"Ayo masuk."

Meskipun Sakura tidak mengerti bahasanya tapi dilihat dari sikap pemuda ini seperti dia mengajak Sakura masuk. Dari situlah Sakura menyadari sesuatu.

'Ternyata orang bodoh yang menelantarkan rumah ini adalah pemuda yang menyelamatkan ku. Maaf sudah mengutuk kalian.' Sakura memandang kedua pemuda itu dengan sorot mata menyesal.

Sekali melangkah tidak ada hal yang  bagus yang bisa dilihat.  Hanya pemandangan rumput liar menyambut dirinya. Lalu pandangan Sakura beralih ke bangunan yang temboknya di penuhi dengan lumut hijau. Bahkan pintu masuk rumah ini berhias sarang laba-laba.

'Mereka benar-benar tidak terawat. Apakah perempuan keluarga mereka tidak mau membersihkan rumah ini.?'.  Batin Sakura.

'Baiklah, karena mereka menerima ku, maka aku akan bekerja keras disini agar tidak terlalu merepotkan.

Sesaat kemudian wajah Sakura murung. Dengan status buronan seperti ini, diterima oleh masyarakat sudah cukup bagus. Dia sadar jika tidak bisa lagi menjadi putri manja sang menteri. Bahkan kini Sakura hanya berdoa agar ayah dan ibunya bisa melarikan diri dengan selamat.

'Semangat Sakura, semangat.' Batinnya menyemangati diri sendiri.

Pintu rumah terbuka, Sakura menatap mata ke ruang tamu yang lagi-lagi penuh debu dan lumut. Ruangan ini cukup besar, seandainya dirawat dengan baik pasti ruang tamu ini menjadi sangat indah.

"Jadi dia istri kita, kak?" Salah seorang pemuda yang duduk di kursi berbicara dengan nada datar."

"Takdir sungguh adil, dia memberikan kita istri yang cantik."

"Apa kau yakin jika gadis itu adalah orang yang dibeli ayah untuk menjadi istri kita"

Masing-masing yang bicara adalah Sasuke, Neji, dan Itachi.

"Berhentilah berpikir buruk Itachi." Tegur Madara.

"Kalian tidak ingin mempersilahkan istri kita masuk?" Kakashi memberi tatapan horror pada mereka bertiga. Dia mengambil inisiatif menarik Sakura dan mempersilahkan duduk di kursi yang terbuat dari bambu.

"Jika kalian menakuti istri, akan ku hajar kalian." Madara juga melotot dengan galak ke arah mereka bertiga.

"Aku mendengar jika ada buronan negara lain untuk yang kabur. Aku takut jika kalian membawa gadis yang salah." Itachi adalah pria yang suka memikirkan sesuatu dengan mendetail. Dia memang paling pandai diantara saudaranya.

"Bukankah ayah bilang jika Rambutnya merah jambu? Lihatlah, rambutnya sesuai dengan ucapan ayah kan?" Madara tidak mau mengalah.

"Tapi banyak gadis diluar sana yang berambut merah jambu." Itachi menjawab santai pembelaan Madara. Mereka harus berhati-hati dalam mengambil hati keputusan. Jika tidak maka akan menjadi bencana di masa depan.

Akibat ucapan Itachi, mereka berlima terdiam. Memang ada banyak gadis yang memiliki rambut merah jambu, jadi bagaimana jika mereka salah orang.
Madara menghela nafas panjang, dia hendak memberikan bungkusan kain yang dia ambil tadi.

"Sedari tadi anda diam, apa anda tidak ingin mengucapkan sesuatu?"

"Bla bla bla.."Sakura bersuara karena merasa jika Madara mengucapkan sesuatu padanya.

Too Many HusbandWhere stories live. Discover now