Di sisi lain, Zeta baru saja hendak membuka matanya, silau mentari membuat matanya sulit untuk membuka sempurna.

Krek ....

Seseorang menutup jendela tersebut dengan tirai. Zeta menoleh, dan disitu sudah ada tiga orang laki-laki yang tengah memandangnya.

"Ngapain lo semua ngeliatin gue gitu!" keluh Zeta, sambil berdecak sebal. Ketiganya sontak berdiri dan berlomba untuk memberi Zeta makanan.

"Gue dulu!"

"Gue dulu. Disini gue kakak kelas lo pada ya!"

"Cih mainnya senioritas, cupu banget. Gue dulu pokoknya lo minggir."

"Gue!"

"Gue bilang gue dulu ya gue."

"Ck, gu--"

"STOP!!" pekik Zeta menyudahi perdebatan antara mereka.

"Gausah repot-repot, lo pada makan makanan itu sendiri. Gue gak laper," titah Zeta yang mulai  beranjak dari tidurnya dan hendak berjalan keluar.

"Eh mau kemana?" tanya Axel.

"Balik."

"Balik kemana?" sekarang giliran Dean yang bertanya.

"Suka-suka gue lah!"

"Gue ikut," ucap Alta yang selanjutnya diikuti oleh Dean dan Axel.

Zeta terbelalak, ia menepuk jidatnya sendiri. Ia bingung harus mencari alasan apalagi. Sekarang hanya satu dipikirannya. Toilet.

"Gue mau ke toilet," ucap Zeta.

Ketiga cowok tadi saling memandang dengan wajah datar. "Kita ikut!" ucap mereka serempak.

Zeta melongo, bahkan ke toilet saja mereka ingin ikut? Astaga. "Kalian gila ya? Itu toilet perempuan woy!" kesal Zeta.

"Ya bodoamat, gue cuma mau mastiin lo selamat sampai tujuan," ujar Axel.

"Ck, gue tampol juga lo lama-lama," geram Zeta.

"Duh mending dicium aja, kan lebih enak," jawab Axel sembari mengerlingkan matanya.

"Eh di belakang kalian itu siapa? Kalian ngajak Fio sama Kaysa ya?" tanya Zeta. Seketika mereka bertiga menoleh ke belakang, hal itu dimanfaatkan untuk kabur.

Semoga mereka gak ngejar gue lagi- batin Zeta.

"Woy mau kemana lo?" pekik Axel yang tersadar pertama kali. Axel segera menyusul Zeta namun kedua tangannya dipegang oleh Dean dan Alta.

"Lepasin," ucap Axel dingin. Entah kenapa saat Zeta ada disana tadi ketiga laki-laki itu menjadi seperti anak-anak. Sangat menggemaskan.

"Bantu gue, nyari ini!" titah Dean dengan sorot mata tajam dan menunjukkan postingan aku lambe turah. Axel yang mengerti langsung mengiyakan permintaan, ralat. Perintah dari Dean.

Ucapan Dean disetujui oleh Alta dan juga Axel, mereka keluar dari uks itu dan melenggang pergi menuju rooftop.

☔️☔️☔️

Setelah sampai di depan toilet, Zeta segera masuk dan berdiam diri di salah satu bilik toilet.

Zeta terheran-heran dengan sikap tiga laki-laki tadi. "Ck, udah ah males mikirin orang aneh," gumam Zeta. Saat membuka pintu, alangkah terkejutnya Zeta saat Jesy tiba- tiba menyiramnya dengan air kotor.

"ASTAGA!" pekik Zeta yang memandangi pakaiannya.

"Bhahahahaha!" Jesy tertawa puas.

"Lo apaan sih. Gue tuh punya masalah apa sama lo hah?!" teriak Zeta tidak terima. Jesy mendekatkan dirinya kearah Zeta dan mencekik leher Zeta.

"Gue peringatin satu atau dua kali lo gak mempan. Jadi udah pasti, alasan gue gini ya sama kayak gue peringatin lo waktu itu," sinis Jesy sambil menghempaskan Zeta yang sedang berusaha mengatur nafas.

"Lo ...." lirih Zeta.

"APA LO-" Ucapan Jesy terpotong karena ada orang yang tiba-tiba masuk.

"APA-APAAN INI, SIAPA YANG MENYURUH KAMU UNTUK MELAKUKAN PEMBULLYAN DI SEKOLAH. KALIAN IKUT SAYA!" teriak Bu Kashi menggelegar. Awalnya Bu Kashi hanya ingin membuang air kecil, karena toilet guru sedang diperbaiki. Akhirnya ia memutuskan untuk menuju toilet perempuan yang berada tidak jauh dari kantor guru.

"PAK SURYO, TOLONG KEMARI!!" panggil Bu Kashi. Pak Suryo segera menghampiri mereka dan bertanya 'ada apa.'

"Ini loh Pak, si Keki ini udah berani nyiram adik kelasnya!" Bu Kashi menjelaskan apa yang baru saja dia lihat.

"Ih kok Keki sih Bu? Nama saya Jesy bukan Keki. Jelek banget namain nama orang."

Bu Kashi melotot. "Kamu ini! Masih untung saya manggil kamu Keki daripada Rondo kayak kucing saya." Pak Suryo menggiring Jesy untuk keluar dan mendapati hukuman.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Bu Kashi khawatir pada Zeta. Zeta hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Kamu bawa ponsel kan, ya sudah hubungi teman-teman kamu kemari!" perintah Bu Kashi. Belum ada dua menit Zeta menelepon, Kaysa dan yang lain datang dan terkejut melihat kondisi Zeta saat ini.

"Zeta! Kok bisa gini?!" pekik mereka serempak. Bu Kashi saja sempat menutup telinganya.

"Kalian gak tau Zeta disini?" tanya Bu Kashi.

"Eh ada Bu Kashi cantik. Kita gak tau Bu, Zeta ada disini. Ya awalnya kita cuma mau ke toilet," jelas Fio gugup.

Tak lama Bu Kashi meninggalkan mereka bertiga. "Lo bawa baju ganti gak?" tanya Kaysa. Zeta hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Duh mana gue gak bawa lagi," keluh Kaysa.

"Gue ada cuma roknya doang, gimana dong?" keluh Fio

Mereka sama-sama diam, tak lama Kaysa menyuruh Fio untuk mencari bantuan.

"Minta bantuan siapa ya? Ah kak Dean aja deh kan dia deket sama Zeta," batin Fio kemudian ia melenggang pergi secepatnya dari sana.

~TBC~

Hai hai, nih nih maap maap aja aku baru update xixi.

Selamat membaca❤️

GIZLIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora